"Kau kenapa lisa? Apa kau sakit? Kau terlihat sangat pucat dan lelah"
"Ahh tidak aku begadang tadi malam. Sungguh aku tidak apa2"
"Benarkah? Aku rasa kau berbohong"
"Aku bersungguh2 Rosè"
".......Baiklah kalau begitu. Jika terjadi sesuatu beri tahu aku mengerti"
"Baiklah"
Rosè pergi dari ruangan menuju ke pantri.
"Lisa yg keras kepala. Aku sangat mengkhawatirkannya tapi dia bahkan tidak sama sekali khawatir keadaannya."
Rosè bergumam sendirian di pantri menyadari kekesalannya kepada kekerasan kepala lisa.Dia kembali ke ruangannya sambil membawa 2 gelas teh hangat untuk nya dan untuk lisa.
"Lisa aku membuatkan teh untuk mu ayo minum"
"Terimakasih Rosè"
Suasana hening sesaat. Saat keduannya tengah asik menikmati teh hangat tersebut
"Aku kesal pada mu lis. Kenapa kau tidak mengkhawatirkan keadaan mu? Kau sedang sakit seharusnya kau pergi ke dokter. Apa kau ingin mati?" Rosè meluapkan kekesalannya
"Apa yg kau katakan? Aku baik2 saja Rosè sungguh. Lagi pula jika Tuhan sudah berkehendak apa yg bisa kulakukan" ucap lisa
"Huhh ya terserah kau saja jika kau sanggup menahannya ya tahan saja" ucap Rosè
Mereka bekerja tapi lisa dia bekerja dengan keadaan mencemaskan.
.
.
.
Jam pulang kantor akhirnya tiba lisa sudah merasa sehat sekarang. Entah kenapa tapi dia merasa kembali seperti biasanya.
Ya sakit yg di rasakan lisa selalu saja meninggalkan jejak yaitu lemas tapi setelahnya lisa akan merasa lebih sehat."Rosè kau mau mengantar ku pulang?"
"Ayo akan ku antar kau pulang sampai le rumah dengan selamat"
"Terimakasih teman"
"Teman? Kau hanya menganggap ku teman? Setelah bertahun2 bersama?"
"Lalu aku harus memenggil mu apa? Eonnie?"
"Ah tidak perlu kita kan seumuran"
"Oh baiklah...Terimakasih sayang ku"
"Ya terserah pada mu saja"
Mereka menuju rumah lisa.
.
.
.
3 hari berlalu tanpa ada rasa sakit yang datang. Lisa senang karna dia tidak perlu menahan sakit dan tidak perlu untuk di paksa pergi ke dokter oleh Rosè.Sore ini lisa berencana pergi ke cafe tapi hanya sendiri karna Rosè harus pergi ke Aussie menemui keluarganya. Jennie dan Jisoo jangan di tanyakan mereka orang yang sibuk jadi jarang ada waktu untuk sekedar berkumpul bersama.
Lisa berjalan menelusuri trotoar. Cafe yg di tujunya tidak lah jauh dari kantornya.
"Apa musim dingin akan mulai?" Gumam lisa
"Sepertinya benar musim dingin akan mulai, pantas saja anginnya dingin sekali" gumam lisa lagi sembari merapatkan jaket tipis yg ia gunakan.
Setelah beberapa menit berjalan lisa akhirnya sampai di cafe tersebut segera ia memesan coklat hangat.
Tiba2 ada seorang namja datang dan langsung duduk di depannya.
"Hay" sapa namja itu
Lisa menoleh dan setelah ia tahu siapa namja itu ia tersenyum
"Hay Jungkook" sapa lisa dengan senyum manisnya
"Apa kau sendiri?" Tanya Jungkook
"Iya aku sendiri teman2 sibuk semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye
FanfictionJungkook : Kalian tahu bagian mana yang paling menyakitkan saat berpisah? Bagian di saat berpisah karena kematian. Tak perduli seberapa besar kalian merindukannya,dia tidak akan pernah kembali.