Dua

1.4K 130 6
                                    

Senin pagi yang cerah menyinari kawasan ibu kota Jakarta yang dikenal dengan kota seribu kendaraan, alias kemacetan. Secerah sinar yang menyinari wajah gadis remaja yang mengenakan kemeja biru muda berlengan pendek dan dipadukan dengan celana jeans birunya. Tidak lupa ia membawa ransel yang berisi cv lamaran pekerjaan kira-kira ada 5 sampai 7 cv yang ia bawa. Dia adalah Abibah Nursyifa, anak remaja yang baru lulus SMK dengan jurusan Akuntansi. Dengan bermodalan SKL (Surat Keterangan Lulus) dan Resi E-KTP ia bertekad untuk melamar pekerjaan.

Dengan langkah semangat ia memasuki Mall dengan senyum yang mengembang diwajahnya. Baru beberapa langkah memasuki Mall tersebut Abibah sudah dibuat takjub dengan pemandangan Mall yang indah, luas, dan bersih. Sudah sejak kecil ia tinggal di Jakarta, dan sekarang baru pertama kalinya ia menginjakan kaki di Mall yang semewah dan semegah ini. Karena setiap belanja pakaian atau makanan ia hanya pergi ke pasar becek. Karena Abibah sadar, ia bukan dari golongan keluarga kelas atas.

Abibah mulai memasuki toko satu persatu. Dan yang pertama ia masuki adalah toko aksesoris wanita.

"Permisi ka," ucap ramah Abibah pada salah satu karyawan yang sedang berjaga.

"Iya, ada yang bisa dibantu?" jawab karyawan dengan ramah.

"Mau tanya, apa ditoko ini sedang membuka lowongan?"

"Oh maaf dek, toko kami belum membuka lowongan,"

"Oh gitu. Yaudah makasih ya ka,"

"Coba tanya toko sebelah aja de," tawar karyawan itu.

"Oh iya, makasih ya. Mari ka," pamit Abibah.

"Iya sama-sama," jawab karyawan itu.

Setelah mendapat info tadi Abibah mencoba memasuki toko tas wanita.

"Permisi ka. Mau tanya, apa disini sedang membuka lowongan?" tanya ramah Abibah pada karyawan yang sedang menata beberapa tas branded. Karyawan itu memperhatikan penampilan Abibah dari atas sampai bawah, dengan tatapan menyucilkan.

"Maaf ngga ada lowongan," jawab ketus karyawan itu.

"Oh iya. Makasih ka," jawab Abibah tetap ramah walau hatinya sudah dongkol dengan jawaban yang diberikan karyawan itu.

Yang ketiga ia memasuki toko sepatu dan sandal bermerk. Abibah menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang sebelumnya tapi hasilnya pun sama seperti yang sebelumnya.

Keempat,

Kelima,

Keenam,

Ketujuh,

Kedepalan,

Abibah memasuki toko yang kesembilan, toko baju batik. Dengan melangkah perlahan sambil berdoa pada Tuhan semoga diberikan perkerjaan.

"Permisi mas. Mau tanya, apa disini sedang membuka lowongan perkerjaan?" tanya ramah Abibah.

"Hey! Yey jangan panggil eike mas, Panggil eike sist. no mas!! Mengerti?" jawab karyawan itu yang melambai.

"Hah? Y....yya sist," jawab Abibah dengan menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Tadi yey tanya apa?"

"Anu.. Itu.. Tadi saya nanya, disini lagi buka lowongan perkerjaan atau nggak?" jawab Abibah gugup.

"Sorry adik kecil. Disini lagi nggak buka lowongan,"

"Oh gitu. Yaudah mas makasih ya,"

"Hey! Panggil sist," koreksi karyawan itu.

"Ah iya, sist. Makasih ya permisi," pamit Abibah.

WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang