waitress?

19 0 0
                                    


"oh.. jadi papa jemputnya agak malem an? Yauda aku cari tempat makan dulu, nanti aku tunggu disana ya pa"

Ini hari pertama aku sekolah di Jakarta, sebagai anak "baru" di Jakarta banyak sekali hal yang aku harus pelajari mulai dari jenis angkutan umum, temen-temen dan yang paling penting aku harus belajar adaptasi. "Hari pertama sekolah saja papa sudah telat jemputnya, gimana nanti". Kususuri jalan dari gerbang sekolah sampai aku menemukan tempat makan terdekat. Ramai. Entah kenapa tempat itu sangat ramai, entah cafe nya asik buat nongkrong, makanannya enak atau harganya terjangkau untuk kami kalangan anak SMA. Setelah memesan makanan aku langsung mencari meja kosong...

"mbak, pesenan saya sudah belum?"

"mbak mbak wooii mbak"

"mbak dipanggilin kok diem aja. Tuli lo?"

Tepukan tangan itu melayang di pundak saya "maaf mas panggil saya? ada apa ya?"

"sorry sorry gue kira lo pelayan. Abis jaket lo sama sih kayak mereka lagian lo ngapain mondar mandir mulu daritadi"

"saya cari bangku kosong mas"

"yauda sini aja. Nih masih ada kursi kosong kok"

Dimeja itu sudah ada seorang teman dia yang asik dengan laptopnya. Sepuluh menit kami lalui hanya seperti robot yang melaksanakan tugasnya sendiri-sendiri, saya makan, dia baca buku dan temannya masih asik dengan laptopnya. Sampai ada dua orang yang menghampiri kami.

"gue duduk mana nih?"

"sorry, duduk sini aja, aku bisa pindah ke meja lain kok"

"lo mau duduk mana? Gak lihat lo tuh meja masih full semua. Uda duduk sini aja. Dan lo, nih dah gue ambilin kursi. Dah lo duduk sini aja"

Mereka melihatku seperti orang asing yang ingin ikut campur pembicaran mereka. Teman perempuannya melirik ku dengan sangat sinis. Mereka masih terdiam, seperti tidak ingin memulai pembicaraan serius karena masih ada aku diantaranya. Sampai dia menutup laptopnya dan berkata "sampai kapan kalian diem-dieman kayak gini? Yauda mulai aja pembahasannya. Dia juga gak bakal ngerti kok". Setelah itu mereka mulai pembicaraannya. Ternyata mereka adalah anak band yang akan membuat video klip terbaru untuk single nya. Aku memang tidak tahu bagaimana lagu mereka tapi dari cerita mereka aku bisa menangkap kalau lagu mereka asik dan cocok untuk anak muda. Semakin lama pembicaraan mereka semakin tegang, ada perselisihan untuk saling mempertahankan argumen mereka.

"woii menurut lo yang paling cocok untuk konsep kita yang mana?" ucap saah satu dari mereka.

"woii lo ditanyain diem aja. Menurut lo konsep yang paling cocok untuk lagu kita yang mana?"

"ngaco lu tanyak dia. Lagu kita aja dia kagak tau Dio"

"kamu tanyak aku? Aku emang nggak tau lagu kalian kayak gimana. Kayaknya lagu kalian itu lagu yang anak muda banget. Kenapa kalian nggak bikin video klip yang gampang diterima sama mereka?"

"contohnya? hmm ini reff nya" sambil menunjukan coretan lirik lagu nya

"jadi gini, lagu kalian itu ambigu, jadi kita bisa punya dua persepsi sekaligus pas pertama kali kita baca liriknya, kenapa gak konsep video nya kayak gini ...." Aku jelasin panjang lebar tentang semua konsep yang ada dipikran aku. Entah kenapa konsep itu tiba-tiba aja muncul dan ada dipikiran aku.

"asik juga ide lo. Gimana guys? Setuju pake ide dia?"

"bentar-bentar, kita gak saling kenal lho, gimana gue bisa percaya kalau lo gak bakal ngebocorin lagu kita?"

"mau kenalan aja pake ngode gitu mas hehe, namaku Bila. Tenang aja aku akan jelasin detailnya entar abis itu aku gak ikut campur lagi deh. Lagian aku cuman tau reff nya aja kan?"

"ya gak gitu lah, ini ide lo. Lo harus selesein sampe jadi video klip kita. Nama gue Reza"

"Gue Dio. Gini aja gimana kalau kita bikin perjanjian. Lo bakal dapet fee kalau konsep ini selese tapi lo gak boleh ngebocorin lagu kita ke siapapun. Sampai nanti kita sendiri yang bakal publish ke mereka"

"ok, deal, itung-itung buat nambah pengalaman dan temen, soalnya aku baru pindah sini"

Kemudian suasana mulai mecair yang awalnya dimulai dengan pandangan sinis dari teman perempuannya kemudian dengan perdebatan kini mulai menemukan titik terang. Kami mulai membahas dengan sangat detail konsep video klip mereka. Tiba-tiba perbincangan kami di kacaukan dengan suara hp aku yang berdering. "papa gak bisa jemput? Yauda nanti aku naik angkot aja pa". Mataku tertahan pada jam tangan yang telah menunjuk kan pukul 19.50.

"sorry, kira-kira jam segini masih ada angkot nggak ya? Aku boleh balik duluan nggak? Uda malem"

"eh bentar, nomer hp lo berapa? Entar biar enak gue hubungin lo nya"

D.I.R.AWhere stories live. Discover now