PROLOGUE

112 5 0
                                    

Cerita ini REMAKE dari Novel berjudul sama dengan Author Sherrilyn Kenyon. Jadi disini Daku Cuma Ngeubah Sedikit banyak Alur Tempat dan Tokohnya saja. Dan Maaf bila tak sesuai dengan yang aslinya. Fanfiction ini di cr dari akun fangictin.net milik SL Baby99.

I TOLD YOU BEFORE YOU READ THIS FF
ITS YAOI IF YOU NOT LIKE DONT READ OKEY!

©2015 SL Baby99 present

.

.

Prologue

.

.

Happy Reading ^ᴥ^

"Mereka akan membunuhku, Hyung. Aku butuh bantuanu!"

Xi Luhan terus memutar ulang Pesan suara Baekhyun-Adiknya di Konter Dapur miliknya.

Dengan bodohnya Luhan mengira bahwa itu semua Lelucon Baekhyun saja. Dengan bakat Lelaki imut itu melebih-lebihkan sesuatu dan bersandiwara.

Juga mengingat betapa seringnya Baekhyun menangis karena membayangkan kematiannya sudah tiba didepan mata. Bagaimana mungkin Luhan kalau tangisan meminta bantuan kali ini sungguhan?

Rasanya Luhan ingin menjerit, mengumpat, mengobrak-abrik Rumahnya. Pokoknya melakukan apapun selain menunggu Para Dekolektor kembali dan menghabisi nyawa adiknya.

Sialan, Baek. Setidaknya pergilah kepada Lintah Darat yang bisa ku habisi kalau mereka menyakitimu.
Tapi tidak. Baekhyun harus berurusan dengan pemberi pinjaman yang "Sah" dan didukung oleh pemerintah yang bisa mengambil langkah apapun yang dibutuhkan untuk menagih hutang.

Bahkan membunuh Si Peminjam untuk memberi contoh kepada yang lain. Luhan mengeram Frustasi.

Berapakali lagi Baekhyun harus meminjam uang dari para Bajingan untuk berinvestasi dalam Proyek-proyek Bodoh atau menghambur-hamburkannya untukberjudi?

Dan berapakali lagi Baekhyun harus mencarinya saat tanggal Pelunasan tiba? Seolah-olah Luhan bisa menjetikan jari dan Langsung mendapatkan uangnya.

Tapi, Luhan sudah mengasuh Adiknya itu dari sejak kecil Sehingga Luhan harus memastikan semuanya baik-baik saja. Apapun yang diminta Baekhyun akan Luhan berikan.
Tanpa bertanya.

Luhan menunduk dan memegangi kepalanya. Belum pernah sekalipun Baekhyun terluka. Dan Luhan mengutuk dirinya sendiri karena Ia tidak bisa lebih cepat kali ini. Luhan sudah bertindak secepat mungkin, Tapi itu belum cukup.

Rasanya tidak ada yang cukup.
Luhan menghela nafas Muak. Kenapa Baekhyun tidak lebih cepat mencari Luhan? Mungkin dengan begitu Luhan bisa menjual sesuatu untuk melunasi Hutang baru adiknya.

Luhan tertawa sinis sambil memandang Prabotan usang dari tempat pembuangan sampah dan Kondorium sederhana satu miliknya yang kumuh.

Menjual apa? Berkat Saudara-saudaranya, Luhan tidak memilik barang berharga apapun.

Pesawat tempurnya pun sudah cukup berkarat dan bobrok toidak akan menghasilkan cukup uang jika dilelang untuk melunasi separuh hutang Baekhyun.

"Aku bersumpah, Baek! Ausatu hari nanti aku akan membunuhmu."

Andai saja Ayah mereka bukan seorang Pemimpi. Mungkin beliau bisa meninggalkan sesuatu selain tumpukan hutang yang belum bisa Luhan lunasi setelah limabelas tahun berselang.

Andai saja Baekhyun tidak mewarisi idealisme Ayah mereka yang tidak berguna. Andai saja...

Alat komunikasinya berbunyi. Luhan memandangnya, Rasanya tenggorokannya tersendat hingga Ia kesulitan untuk bernafas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Born of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang