Bagian(4)

97 3 2
                                    

Dan ternyata cowok tadi, kenapa dia kesini ? Dan ngapain juga coba dia nyodorin minuman ke aku.

"Apa ?" Tanyaku jutek, meliriknya sekilas.

"Ini buat lo." Jawabnya, menyodorkan minuman itu padaku dan duduk disampingku.

Aku masih diam, ngapain juga aku terima, orang aku nggak kenal sama dia, takut minumnya ada sianidanya, atau racun gitu.

"Nggak ada racunnya." Ucapnya lagi karna tak kurespon dan tau apa yang aku pikirkan tadi.

Aku pun menerimanya dengan canggung, mumpung dikasih yang gratisan mubazir kalo dilewatkan.

"Makasih." Ucapku masih jutek.

Tanpa tau malu, langsung kubuka dan ku minum kaya sapi glonggongan gitu, nggak ada sopan-sopannya saking hausnya, tau aja nih cowok kalo aku haus banget.

"Sorry." Ucapnya disela-sela aku minum, dan membuatku hampir menyemburkan air yang ku minum. "Uhuk, uhuk, ekhem... Mm.. sorry buat apa ?" Ucapku kemudian.

"Sorry, gara-gara gue lo dihukum." Jelasnya padaku.

<><><><><><><>

Deymar POV

Aku minta maaf padanya, karna aku merasa bersalah membuat dia jadi dihukum. Jika aku nggak buat ulah tadi pagi bikin baju dia kotor, mungkin dia nggak akan dihukum.

Saat dikelas baru pun aku jadi kepikiran dengannya, sudah 15 menit berlalu apa dia sudah selesai dihukum. Aku merasa bersalah dan kasihan padanya.
Karna gelisah, buru-buru aku pamit ke guru kelas jika aku sakit dan ijin ke UKS. Bergegas ke halaman belakang sekolah dan ku sempatkan membeli air minum di kantin sekolah.

Dan benar saja, saat aku sampai di halaman belakang, terdapat lah gadis cantik bercucuran keringat sedang duduk dikursi yang disediakan sekolah.

Kudekati dia, mendekatinya dari belakang. Dan langsung kusodorkan botol air itu didepannya.

Awalnya dia tak mau, tapi kemudian aku yakinkan jika minuman itu tidak ada racunya. Memang lucu pemikirannya, bahkan sangat mudah ditebak.
Setelah dia minum, rencana aku akan minta maaf atas ulahku kepadanya. Gara-gara aku, dia luka karna aku tabrak, tadi bajunya kotor juga karna aku, dan sekarang dia dihukum karna aku mengajaknya membeli seragam baju di butik langganan mamaku.

"Sorry." Ucapku kepadanya, disaat dia sedang minum. Dan menbuatnya hampir menyemburkan air dimulutnya. "Uhuk... uhuk.. ekhem.. Mm.. sorry buat apa ?" Tanyanya padaku.

"Sorry, gara-gara gue lo jadi dihukum." Jelasku kemudian.

Sejenak dia terdiam, entah memikirkan apa, kemudian dia berkata, "Hmm, udah gue maafin, itung-itung jadi ibadah." Jelasnya tersenyum menatapku.

Dia bahkan tersenyum saat memaafkanku, aduuuhhh aku nggak tahan pengen cubit pipinya.

Aku hanya menatapnya datar.
"Nama lo ?" Tanyaku singkat.
"Nama gue Syakira ? Nama lo ?" Tanyanya balik.

Aku hanya mengangguk dan beranjak pergi meninggalkannya.

<><><><><><><><><>

Syakira POV

"Huh, apa-apaan itu ? Ditanya malah cuma ngangguk trus pergi, nyesel gue nanya." Gerutuku pelan disaat dia pergi.
Kenapa juga tadi gue mau ngobrol sama dia dan bisa-bisanya bersikap manis sama dia, jelas-jelas kek patung gitu.

"Huh." Helaku kemudian. Saat hendak beranjak, ada suara yang mengagetkanku. "Syakira." Suara pak Broto yang ternyata sudah didepanku.

"Iya pak."

"Silahkan kembali kekelas, biar nanti diteruskan pak Rizal." Perintah pak Broto. Pak Rizal adalah tukang sapu disekolahku. "Tapi lain kali jangan telat lagi." Tambah pak Broto.

Aku mengangguk, "terima kasih pak." Kemudian aku pergi meninggalkan pak Broto untuk menuju kelas.

<><><><><><><><>

Tok tok

Aku ketuk pintu kelas dan kubuka pintu itu. Untung tidak ada guru yang mengajar. Kulangkahkan kaki dan semua mata menatapku. Aku hanya menunduk dan duduk dibangkuku. Aku memang murid pendiam, maka dari itu tidak ada yang mau berteman denganku, karna juga aku sekolah disini karna beasiswa.
"Sya, lo darimana sih ? Kok baru dateng ?" Tanya Malika sahabatku dan juga teman sebangkuku, setelah aku duduk.

"Gue habis dihukum, tadi telat. Gara-gara cowok itu gue jadi telat dan dihukum." Jelasku.
"Hah, cowok itu ? Siapa sih ? Ngomong itu yang jelas dong." Ucap Malika.
"Cowok itu, cowok baru disekolah ini." Jelasku kemudian.
"Siapa sih ?" Tanya Malika mengerutkan dahi.

"Pokoknya anak baru, namanya tuh mmm.. mar mar siapa gitu." Ucapku bingung.

"Siapa sih sya ? Ganteng nggak ?" Tanya Malika antusias sambil cengar-cengir.
"Auk ah, nggak usah dibahas lagi. Lo mah masalah cowok langsung sinyal full. Dasar." Ucapku sambil menoyor kepalanya.
"Apaan sih Sya, ihh." Ucap Malika Cemberut.

"Eh, bentar-bentar. Jangan-jangan yang lo maksud murid baru itu Deymar ?" Tanya Malika mengintimidasi.
"Mungkin." Ucapku cuek.
"Yaampun Sya, cowok ganteng itu jadi trending topik tauk di sekolah kita sekarang. Bahkan, dari tadi banyak cewek2 yang deketin dia." Jelas Malika panjang lebar.
"Bodo amat." Ucapku masih cuek dan tak mau tau. Lagian buat apa ngagumin anak patung kek gitu. Buang-buang waktu.

"Ih Sya kok gitu sih, lo belom tau juga kan kalo dia..." Ucap Malika terpotong saat tiba tiba pintu terbuka dan terpampang lah cowok tampan yang baru saja di bicarakan.
Semua mata murid terfokus dengan cowok itu, bahkan ada yang terang-terangan mengaguminya.

Akupun juga terpaku, ngapain dia masuk kelasku, apa jangan-jangan.. Aku menyengol tangan Malika.
"Lika, jangan-jangan murid baru itu satu kelas sama kita ?" Tanyaku bisik-bisik menatap Malika.
"Iya, dia satu kelas sama kita, baru aja gue mau ngasih tau, eh yang diomongin keburu dateng." Jelas Malika.

Cowok itu berjalan melewati bangkuku, dan menuju di kursi tepat dibelakangku.
Yaampun, bahkan aku tak mau menatapnya, masih kesel sama tuh cowok.
Ngapain juga dia satu kelas sama aku.

Tiba-tiba, Nabila cewek paling populer dan paling disegani itu mendekatiku.

"Heh lo, pindah sana kedepan. Dan kursi ini tempat gue sekarang." Ucap Nabila dengan nada dingin dan menatap jijik kepadaku.

"Tapi ini tempat aku, Nabila." Ucapku sedikit takut.
"Gue bilang lo pindah kedepan, denger nggak sih, apa lo budek." Sentak Nabila.

"Tapii."

Belom selesai aku berbicara, tanganku langsung ditarik dan mendorongku kelantai begitu saja, hingga tanganku tergores ujung meja yang runcing, membuat luka yang sedikit lebar di siku tanganku.
Aku hanya meringis.

"Makanya kalo gue ngomong itu dengerin." Ucapnya dingin sambil berkacak pinggang, dengan masih menatapku jijik.

Dia maju satu langkah didepanku, dan tangannya sudah mendarat dikepalaku. Menjambak rambutku begitu keras.

"Auw sakit, ampun." Akupun menangis karna sakit dan berusaha melepas cengkraman tangan dirambutnya.

"Hahaha apa lo bilang, sakit ? Ini nggak seberapa, sini gue kasih tau yang lebih sakit dari ini."

"Ampun, jangan Nabila." Aku pun terisak menahan sakit dikepalaku.
Dikelas ini tidak ada yang berani membelaku, karna yaah, Nabila adalah sosok yang disegani, dia adalah anak dari kepala sekolah disini.
Bahkan semua murid hanya menatap kejadian ini.

Entah dapat dari mana, Nabila sudah memegang sebuah gunting. Aku beringsut kaget, mau apa dia batinku.
Tiba-tiba dia menarik dan....

Bersambung.

Hai semua, maaf ya kalo banyak tipo dan ceritanya bosenin dan nggak nyambung.
Maafkan karna saya baru pemula hehe..

Jangan lupa vote dan comennya, aku tunggu.

#Salam manis dari army:-*

Syakira Dan DeymarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang