2

338 38 5
                                    

Chanyeol mengambil nafas panjang sebelum memajukan mobilnya dan berhenti tepat disisi mereka. "Hai, lama tidak bertemu ya, Kris"

¤♡¤

"Jadi, kau kenal dengan orang tadi?", Mihawk menatap Chanyeol dengan raut muka yang menunjukkan rasa keingin tahuan.

Chanyeol mengangguk, "dia polisi".

"Aku tahu dia polisi, maks.."

"Lalu kenapa masih bertanya?!"

"Aku belum selesai bicara tuan park", Mihawk sengaja menekankan kalimat disetiap katanya berharap emosinya bisa terkendali dengan baik.

"Kalau begitu jangan selesaikan", singkat Chanyeol. Pandangannya masih fokus ke depan memperhatikan jalanan yang sudah terlihat ramai. Lagipula, Chanyeol juga tidak ingin membicarakan tentang teman lama yang dimaksud oleh Mihawk tadi.

"Aish,", Mihawk menghentikan umpatannya yang akan ditujukan pada orang disebelahnya ini sebelum menyadari sesuatu. "eoh, apa ac-nya rusak?", tangannya tergerak menuju kedepan ac. "Aku rasa tidak, tangan ku masih merasa dingin, tapi kenapa wajahmu berkeringat? Kau punya kelainan?"

Chanyeol meliriknya sekilas sebelum berdecak kesal dan memutuskan untuk mempercepat laju mobil yang ia kendarai. Tidak peduli seberapa ramainya jalan kota dipagi hari, Chanyeol sangatlah handal dalam hal mengemudikan mobil.

Mihawk mendelik, kedua tangannya tanpa sadar meremas sabuk pengaman yang melilit di tubuhnya. "Polisi tadi itu rival mu kan? Aku tahu kau sangat kesal saat bertemu dengannya, tapi bisakah kau pelankan kecepatanmu? Aku sampai tidak bisa bernafas!", ucapnya sedikit berteriak.

Melihat tidak ada tanggapan dari lawan bicara, Mihawk kembali berbicara "yak! Apa kau tuli? Apa telinga besar mu sudah tidak berfungsi?!"

Sebenarnya, Chanyeol sungguh ingin menimpali teriakan orang yang lebih tua beberapa tahun darinya itu, apalagi ketika mengatai telinganya yang besar. Namun tenaganya seolah terkuras habis ketika perut bagian bawahnya mulai berdenyut lagi, rasanya sangat sakit hingga udarapun seolah sulit untuk ia hirup. Jika tenaganya masih bisa digunakan untuk berteriak, Chanyeol hanya akan mengklarifikasi tentang telinganya yang besar, bukan karena Mihawk menyebut polisi yang bernama Kris tadi sebagai rivalnya. Kris itu tidak pantas menjadi saingan untuk Chanyeol, seperti langit dan bumi. Dan Chanyeol adalah langitnya, sedangkan Kris, lelaki itu berada jauh dibawahnya dan selamanya tidak akan bisa naik ke atas. Kedua tangannya masih fokus pada stir dengan mencengkeramnya erat, mulutnya terkatup rapat berusaha untuk tidak mengeluarkan ringisan barang sepelan apapun. Lelaki itu memutuskan untuk menambah kecepatannya lagi agar bisa segera sampai ke rumah milik Junmyeon.

"Kau gila? Kau ingin kita mati!", teriak Mihawk bertambah panik. "YAK! PARK CHANYEOL!", dengan cepat, tangan Mihawk menyelah tubuh Chanyeol tepat di bagian perutnya yang terasa sakit. "Jika kau tidak mengurangi kecepatannya, akan ku pukul lagi tubuhmu dengan keras", ancamnya.

Akkh

Chanyeol memekik tertahan, kepalanya tertunduk dengan sebelah tangan yang mulai memegangi perutnya berharap rasa sakit itu akan berkurang. "Sial!", umpatnya ketika merasakan cairan mulai merembes keluar dari perutnya. Mobilnya pun hampir kehilangan kendali, banyak kendaraan lain harus menekan klakson berkali-kali hanya untuk memberi peringatan pada Chanyeol.

"Kau benar-benar ingin kita mati? eoh, ada apa dengan wajahmu?". Mihawk kebingungan ketika melihat wajah Chanyeol yang mulai pucat, dan jangan lupakan peluh yang membanjiri wajah Chanyeol hingga rambut yang menutupi keningnya terlihat basah. Mihawk semakin panik ketika menyadari ada bercak darah di tangan Chanyeol, kedua matanya menelusuri dimana asal benda cair itu hingga akhirnya tertuju pada perut Chanyeol yang hanya berlapis kaos berwarna biru. "K.kau terluka!", Mihawk segera mengarahkan kedua tangannya pada perut Chanyeol untuk mengurangi cairan yang akan keluar lagi. Lelaki itu tadinya hanya terfokus pada rasa takut dan kekesalannya hingga tak menyadari luka yang dirasakan oleh Chanyeol.

Mission || PCY ♡ KSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang