i'm afraid

176 22 2
                                    


WARNING!!!!  
Typo everywhere



Saat ini Ova, Nifah, Aliyah, Lhia dan Aiy sedang berada di meja pojok kantin. Saat ini istirahat waktunya mengistirahatkan otak dari pelajaran yang merumitkan.

"Malem ada acara gak?" Lhia bertanya dengan antusias

"Gak ada, kenapa?" Aiy menimpali

"Di deket-deket rumah gue ada pasar malem" jeda sejenak, tadinya Lhia ingin melanjutkan lagi kalimatnya tapi kepotong gara kalimat pedas Aliyah, katanya "Terus? Kita peduli gitu?"

Ova yang melihat itu tertawa lebar diikuti Aiy yang tertawa terbahak-bahak.

"Gue peduli kok" Nifah berkata dengan congkak sambil mengangangkat digunakan tinggi-tinggi

"Mampus lo" Lhia menyeringai pada Aliyah, matanya berkilat penuh kemenangan

Aliyah diam tak lagi menggubris candaan teman satu mejanya.

Lhia menggebrak meja keras membuat Aiy hampir saja menyemburkan es teh manis yang tengah diminumnya.

"Dugong lo" umpatan kasar keluar dari mulut Aiy dengan mulusnya, tapi tak di hiraukan Lhia bahkan sekarang ia sudah berdiri sambil berkacak pinggang.

"Pokoknya gak mau tau, malam ini semuanya harus ikut ke pasar malem "

Nifah melempar pandangannya pada Lhia "Maklumin ya arwah macannya lagi masuk" ia menatap prihatin yang dibuat-buat tentunya--- sedangkan yang di tatap hanya melempar tatapan tajamnya dan tentu tak berpengaruh sama sekali. 

"Kampret lo"

******

Saat ini mereka (olana) sedang berada di kedai es krim kecil yang berada di pinggir jalan dekat pasar malam.

Mereka asik dengan es krim nya masing-masing sambil mengamati hilir mudik orang-orang yang datang ke pasar malam.

"Mau kemana abis ini?" Aliyah memecah keheningan yang sedari tadi melingkupi mereka.

"Naik orsel gimana? " Lhia memberi saran. Orsel berbentuk lingkaran yang tinggi dan besar, di bagian sisinya terdapat banyak kurungan semacam sangkar burung. Mungkin jumlahnya sekitar 25-30 biji.

"Sorry gue gak ikut, takut tinggi gue" Aiy meringis kecil

"Oke, yaudah lo muter-muter aja kalo bosen. Kita duluan bye" setelah Nifah berucap seperti itu mereka minus Aiy pergi menuju loket pembelian tiket.

Aiy tetap di kedai, ia memang tidak pernah naik begituan karena ia takut. Ia kembali memesan es krim ukuran jumbo untuk dirinya.

Sedangkan keempat gadis itu sudah memasuki area orsel setelah mendapatkan tiketnya masing-masing.

"Yuk masuk" ucap Ova riang setelah di izinkan oleh petugas untuk memasuki sangkar burung yang telah tersedia.

Kurungan itu terisi empat orang. Ova duduk berdampingan dengan Aliyah dan di depannya Nifah duduk berdampingan dengan Lhia. Tadinya Ova minta duduk bersebelahan dengan Lhia tapi Aliyah menolaknya dengan alasan Nifah terlalu berisik untuk duduk di sampingnya.

Lingkaran besar itu mulai berputar membuat sangkar nya iku bergerak naik turun. Dari atas sini mereka dapat melihat sekeliling pasar malam. Kerlap kerlip nya indah di mata, ramainya suasana membuat hati ikut riang.

Orsel masih berputar pelan, keempat gadis itu larut dalam obrolan cerianya. Mereka menceritakan semuanya mulai dari bangun pagi yang kesiangan, kelas yang berantakan sampai Aiy yang pulang sekolah kepleset di selokan.

Lima Sekawan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang