Pagi itu terlihat sangat cerah, sangat berlawanan dengan suasana hati Kim Taehyung yang terasa sangat mendung dengan petir di matanya yang beberapa detik lalu baru saja memancarkan kilatannya.
Kim Namjoon, masih sangat jelas dalam ingatan Taehyung kapan dan bagaimana kesan pertama saat bertemu dengan orang itu. Pertemuan pertama mereka diwarnai dengan kekesalan Taehyung tak kala Kim Namjoon melepaskan tersangka yang sudah sangat lama Taehyung incar, ia melepaskan tersangka itu dengan dalih tak cukup bukti. Berengsek, hanya itu kata - kata yang pantas menggambarkan seorang Kim Namjoon dimata Kim Taehyung.
"ah Kim Taehyung" suara berat Kim Namjoon terdengar dari ujung ruangan, polisi berbadan tinggi dan sialnya sangat proporsional itu menunjukan senyum yang sungguh sangat Taehyung benci seumur hidupnya. Taehyung berdiri didepan pintu ruangan itu, didepannya berdiri sekitar enam orang petugas yang saat ini tengah mengalihkan pandengannya untuk menatap Taehyung.
"Sebelum masuk ke divisi ini saya sudah megaguminya, unit ini sangat beruntuk mempunyai Kim Taehyung, dan saya sungguh sangat senang dapat bekerjasama di divisi ini dengannya" basa - basi, Tahyung sangat mengetahui hal itu, dengan santai Taehyung pun menunjukan senyum sinis nya.
Kim Namjoon yang Taehyung kenal bukanlah polisi macam ini, mereka tidak pernah satu kata apalagi satu jalan. Kim Taheyung adalah musuh bebuyutan seorang Kim Namjoon. Tapi sialnya saat ini Kim Namjoon menjadi atasan Kim Taehyung.
Kim Taehyung sangat sadar jika penderitaan nya akan dimulai setelah acara sambutan dan ramah - tamah ini selesai, tak menunggu waktu lama, sekitar lima menit setelah acara ramah - tamah memuakkan itu selesai Taehyung pun di panggil untuk menghadap.
"silahkan duduk Kim Taehyung -sshi" titah Namjoon, Taehyung menurut dan langsung memposisikan dirinya untuk menduduki kursi yang berada tepat dihadapan Namjoon.
"apa yang ingin kau bicarakan ?" tanya Taehyung langsung pada inti.
"tentang kasus Jeon dan Kang yang saat ini tengah kau selidiki, menurutku kematian kedua orang itu sudah bukan menjadi ranah mu lagi" Taehyung tersenyum sinis sambil mengalihkan pandangannya, sepersekian detik kemudian ia menatap tajam Namjoon.
"ini kasus ku" mendengar ucapan dingin Taehyung membuat Namjoon tertawa.
"meskipun kau adalah salah satu petugas terbaik yang kami miliki, seluruh keputusan tetap bukan kau yang menentukan" giliran Taehyung yang tertawa, menurutnya berdebat dengan Namjoon sama saja dengan membuang - buang waktu berharganya.
"aku sudah banyak mengumpulkan bukti, dan aku rasa kau sangat mengetahui jika semua bukti ku akan sia - sia jika kasus ini berpindah tangan, jadi jika kau benar memberikan kasus ini kepada divisi lain, aku akan berasumsi bahwa kau tidak ingin orang dibalik kasus ini terungkap !" dengan tanpa permisi Taehyung bangkit dari posisinya dan membanting keras pintu ruangan yang Namjoon tempati.
"yah ! Kim Taehyung, kau mengajaknya bertengkar ?" tanya Jimin yang memang sudah menunggu di depan pintu ruangan Namjoon.
Tak ada jawaban, Jimin pun menghela napasnya berat lalu mengikuti langkah Taehyung dari belakang.
"Kim Taehyung ?" Taehyung menghentikan langkah lalu memutar tubuhnya menghadap Jimin.
"pertama, aku memang tidak pernah sepaham dengan si bangsat itu"
"kedua, aku mual melihat wajah nya"
"ketiga, hari ini aku akan meliburkan diri"
***
"pasta nya dimana ?" terlihat beberapa pria tengah sibuk dengan aktifitas meggoreng, menumis, memotong dan menyiapkan makanan.
Restaurant bintang lima itu memang terlihat selalu ramai dikunjungi kalangan atas ketika jam makan siang.
![](https://img.wattpad.com/cover/125042858-288-k453368.jpg)
YOU ARE READING
SACRIFICE
FanfictionBagaimanapun Kim Seok Jin akan selalu menjaga Kim Taehyung dengan segenap jiwa dan raganya, Kim Taehyung adalah hidupnya, dunianya, hartanya, jiwa dan raganya. Kim Taehyung menyayangi Kim Seok Jin dengan segenap jiwa dan raganya, tak pernah sediki...