Wrong Choice

519 47 8
                                    


Pair: Ruki Mukami X Reader

Warning: OOC, gaje, typo, ya pokoknya gak jelas lah.




  Kamu melangkah pelan menuju kelas barumu. Bibirmu terus menggerutu tentang betapa lelahnya dirimu.

  Bayangkan saja, kamu baru sampai di Jepang tadi pagi dan sekarang kamu sudah dipaksa untuk sekolah oleh pamanmu.

  'Sial' rutukmu dalam hati

  Segala sumpah serapah dengan berbagai bahasa sudah kamu lontarkan. Tapi tetap saja kamu tidak bisa menghilang begitu saja dari sekolah barumu ini.

  Saking seriusnya kamu menggerutu, kamu tidak sadar jika tubuhmu sudah berdiri di depan kelas baru yang akan kamu tempati.

  "Kamu murid baru?" ucap seseorang yang membuatmu kembali ke dunia nyata

  "Iya, sensei." jawabmu kepada seseorang itu

  "Ayo masuk" tanpa menunggu jawabanmu sensei tadi sudah masuk ke dalam kelas sambil menggeretmu.

  "Selamat malam anak-anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Perkenalkan dirimu." ucap sensei padamu

  "Namaku (your full name). Kalian bisa memanggilku (nick name)." ucapmu singkat, padat dan jelas

  "(Nick name) kamu bisa duduk di samping Ruki Mukami. Ruki angkat tanganmu." seorang laki-laki berambut hitam dan bermanik biru kelam mengangkat tangannya. Entah mengapa kamu tiba-tiba merinding saat manik kelam itu menatapmu intens.

  Kamu berjalan pelan ke arah bangkumu, berusaha membuang jauh perasaan ngeri yang terus merayapi benakmu.

  Waktu berlalu dengan cepat, saat istirahat kamu memutuskan pergi ke perpustakaan dan membaca novel yang kamu bawa.

  Saat tiba di perpustakaan kamu duduk di bangku pojok. Memilih menjauh dari sekumpulan kutu buku yang sedang serius.

  Kamu duduk tenang, membuka novelmu-yang berbahasa inggris dan mendengarkan musik dari earphone yang terpasang di telingamu.

  Lagu dari Rixton-Me and My Broken Heart mengalun pelan dan sepertinya kamu begitu menikmati lagu itu sehingga kamu menutup matamu.

  Tanpa sadar setetes air mata jatuh saat kamu mengingat seseorang yang dulu pernah hadir dalam hidupmu.

  Seseorang yang menjadi alasan utama mu untuk meninggalkan New York dan kembali ke Jepang.

  Sebenarnya kamu sudah hidup sendiri di New York sejak tahun pertama junior high school. Tidak benar-benar sendiri karena kamu masih memiliki nenekmu yang mengurus dan tinggal bersamamau.

  Sendiri di sini dalam artian tanpa orang tuamu. Karena orang tuamu menetap di Perancis dan memulai bisnis di sana.

  Hubunganmu dan orang tuamu tidak begitu baik. Kamu adalah anak yang terjadi karena kesalahan di masa lalu. Sehingga keberadaanmu tidak diharapkan oleh mereka.

  Beruntung saja masih ada nenek dan pamanmu yang mau mengurus dan membesarkanmu.

  Kamu kembali ke sini karena seseorang yang pernah menghancurkanmu dan membuatmu memutuskan menerima tawaran pamanmu untuk menetap di Jepang.

  "Cengeng" gumam seseorang di dekat telingamu menarikmu kembali ke dunia nyata

  Kamu langsung membuka mata dan menghapus air mata yang ternyata sudah mengalir deras menuruni pipimu.

  "Apa maksudmu?" ucapmu sambil menoleh pada seseorang itu yang ternyata adalah Ruki

  "Manusia adalah makhluk lemah, terutama perempuan. Mereka hanya bisa menangis saat ada masalah tanpa menyelesaikannya." ujarnya sambil menatapmu dingin

  Entah mengapa rasanya saraf di tubuhmu menegang saat mata itu menyorot dingin padamu. Namun kemudian sangat lemah saat tangan dingin itu menangkup pipimu.

  "Apa maksudmu dengan manusia, memangnya kau bukan manusia?" ujarmu sambil menampik tangannya-tidak ingin terbuai oleh sentuhannya

  "Coba kau pikir sendiri (nick name). Kau pasti tau jawabannya" ujarnya tenang

  Matamu terbelalak lebar, terkejut. Tentu saja terkejut, siapa yang tidak terkejut bila tau yang berada di sampingmu bukanlah manusia. Walaupun Ruki tidak mengatakan secara terang-terangan, namun kalimatnya tadi sudah menyorotkan demikian.

  Kamu berpikir sejenak, dinilai dari suhunya, tidak ada tangan manusia sedingin itu walaupun di tengah musim dingin. Dan lagi jantungnya tidak berdetak. Jarak mu dan Ruki tidak terlalu jauh untuk mendengar detak jantungnya-jika dia manusia.

  "Kau vampir?" ucapmu sambil menatap matanya

  "Aa ternyata gadisku pintar juga ya." ucapnya sambil menyeringai

  Seringaiannya tampak menakutkan tapi mendengar dia menyebutmu gadisnya membuatmu marah.

  "Aku bukan gadismu?" katamu penuh penekanan dan kemarahan

  "Kau gadisku, sejak pertama mata kita bertemu. Dan sejak pertama bau darahmu memasuki indra penciumanku" katanya tegas

  Entah mengapa kamu semakin ketakutan menatap Ruki. Seolah kalimat tegasnya tadi membuat alam bawah sadarmu mengirim sinyal untuk menjauhinya. Kamu memutuskan untuk meninggalkannya dan pergi. Bersumpah dalam hati untuk menjauh dan tidak berurusan dengannya.

  Namun harapan tinggal harapan, saat kamu sudah jauh dari Ruki, tiba-tiba dia berteleportasi ke depanmu. Membuatmu menabrak dada bidangnya.

  Tanpa peringatan apapun Ruki melingkarkan kedua tangannya mengelilingi pinggangmu dengan erat. Seolah ingin mengurungmu dengan tangannya.

  Kepala Ruki menelusup diantara bahu dan lehermu. Menghirup aroma darahmu dalam-dalam, wangi darahmu sepertinya benar-benar membuat Ruki melupakan semuanya.

  Tata krama, ketenangan dan bahkan rencana pun hilang dari kepalanya. Yang ada hanya keinginan untuk merasakan darahmu. Merasakan sensasi saat cairah merah kental itu melewati kerongkongannya.

  Kamu berusaha memberontak tapi tubuh Ruki seolah kurungan yang memenjarakanmu, membuatmu tidak bisa bergerak.

  Dan tanpa kamu sadari kamu dan Ruki sudah ada di sebuah ruangan yang dapat kamu asumsikan sebagai kamar-karena terdapat satu kasur yang terlihat antik.

  Melihatmu yang kebingungan, Ruki hanya tersenyum dan tanpa aba-aba menancapkan taringnya di lehermu, membuatmu memekik kesakitan.

  "Ru..ki....le...pas." ucapmu sambil berusaha mendorongnya

  "Diamlah, atau ini akan bertambah sakit jika kau terus bergerak." ucapnya tegas dan terus melanjutkan kegiatannya

  "Le...pas." kamu terus saja memberontak membuat Ruki mengeratkan pelukan pada pinggangmu

  Tubuhmu terasa remuk saat Ruki mengeratkan pelukannya. Seakan pelukan itu dapat menghancurkan tubuhmu.

  Ruki masih saja betah pada kegiatannya di lehermu dan kamu terus saja berusaha memberontak. Karena kewalahan, Ruki memindahkan satu tangannya untuk menarik kencang rambut mu. Membuatmu tidak dapat berkilah lagi.

  Lama kelamaan tubuhmu semakin lemas. Karena sepertinya Ruki terlalu banyak menghisap darahmu. Matamu berkunang kunang dan semakin memburam.

  Akhirnya Ruki melepaskan gigitannya saat kamu sudah benar-benar tidak berdaya. Kepalamu bersandar pasrah pada dada Ruki.

  Ruki tampak menyeringai melihat kondisimu. Ada rasa puas di wajahnya saat dirinya dapat membuatmu tidak berdaya.

  Dan sepertinya kepindahanmu ke Jepang adalah keputusan yang salah.

End.





Nick name: nama panggilan





Vote and comment.

 


Halloween Imagine (Diabolik Lovers Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang