2.

87 23 1
                                    



Sekarang masih pukul setengah enam, tetapi SMA Harapan Bangsa sudah kedatangan tamu, padahal sekolah masuk pukul tujuh pagi. Dan tamunya itu adalah Luna, dia sengaja untuk datang lebih awal untuk melihat-lihat bentuk sekolahnya yang baru seperti apa.

Luna menggesekan kartu siswanya ke sebuah benda yang memang mengharuskan kita menggesekan kartu keanggotaan, baik sebagai siswa, guru, maupun pemilik sekolah itu sendiri. Gerbang sekolah ini terinspirasi dari stasiun kereta, yang mengharuskan pengemudinya memiliki kartu untuk bisa naik kereta maupun trans jakarta.

Saking basarnya sekolah itu Luna bingung mulai darimana, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah itu, karena Luna sangat menyukai bunga.

Saat Luna telah sampai ke taman belakang sekolah, tiba-tiba dia melihat seorang pria dengan hoodie hitam dan celana seragam sekolah itu, pria itu terlihat membelakangi Luna dan menghadap ke bunga-bunga. Tanpa pikir panjang Luna sudah siap untuk mendorong pria tersebut, karena Luna berpikir dia sedang merusak tanaman yang ada di sekolah itu.

"Auwww!!!" teriak pria yang didorng Luna, karena Luna mendorong pria itu sampai tubuhnya mengenai tanah dan tangannya terluka terkena batu yang ada disitu.

"Siapa sih lu!? Dorong-dorong gua!" bentak pria itu ke Luna.

"Lu yang siapa? Ngapain lu pagi-pagi kesini? Pasti pengen ngerusak tanaman yang ada disini kan? Ngaku lu!" kara Luna sambil menunjuk kearah cowok tadi berdiri membelakangi Luna.

"Lah lu yang ngapain pagi-pagi disini? Gua gak perah ngeliat lu. Jangan-jangan lu lagi mau maling kan? Lu mau nyuri barang-barang yang ada disini, iya kana? Ngaku lu!" kata pria itu membalas.

"Gua itu sekolah disini! Udah deh lu jangan mencoba untuk mengalihkan topik, terus lu jangan nuduh gua yang enggak-enggak. Kalo gua pagi-pagi kesini karna mau lihat sekolah baru gua. Seharusnya gua yang nanya ama lu, kalo lu emang sekolah disini, ngapain lu datang sepagi ini? Kan sekolah masuknya jam tujuh. Berarti lu emang bener-bener pengen ngerusak tanaman ini kan?" tanya Luna.

"Bodo amat! Capek gua dengerin lu ngomong mulu. Lu liat sendiri aja nih tanamannya rusak atau enggak!?" kata pria tadi sambil berjalan meninggalkan tempat itu.

Luna pun segera pergi menuju ke tempat dimana cowok itu didorong olehnya. Saat ia melihat ketempat tadi, rupanya pria tadi mengatakan yang sebenarnya. Tanamannya terlihat rapi seperti habis dibersihkan, daun-daun keringnya telah dicabuti, dan seperti habis disiram. Karena Luna merasa bersalah Luna pun lari untuk menyusul pria tadi.

"Kemana sih tuh cowok. Cepet banget ilangnya. Gua gak tau lagi namanya, kalo gitu gua panggil aja dia cowok penyuka tanaman." kata Luna yang sedang duduk di bangku tepi lapangan sambil minum, dia sangat lelah karena dia telah mencari pria tadi sampai ke seluruh sekolah.

Sekarang sudah menunjukan pukul enam dan masih satu jam lagi masuk sekolah, Luna binggung mau kemana, kalo dia pergi ke taman jauh karena berada si belakang sekolah. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke ruang musik, dia rasanya ingin bernyanyi, kebetulan ruang musik hanya berjarak sepuluh meter dari tempat dia duduk.

ini part ke dua semoga kalian suka :D

sorry kalo gak jelas, masih amatir soalnya ☺

True LoveWhere stories live. Discover now