Sekarang sudah pukul tujuh pagi dan semua siswa dan guru-guru serta kepsek dan jajarannya sudah memenuhi aula SMA Harapan Bangsa yang sangat besar itu.
Semua orang berkumpul untuk melakukan upacara pembukaan tahun ajaran baru, SMA ini tidak melakukan upacarannya di lapangan, karena upacara yang dilakukan hanya berupa kata sambutan dan semacamnya. Jadi untuk kenyamanan para siswa agar tidak kelelahan maka dilakukan di aula yang nyamannya seperti bioskop.
Luna dan Brenda sudah duduk di bangku bagian belakang, karena bangku bagian tengah ke depan sudah dipenuhi siswa lain.
"Oh iya gua gak tau lu kelas berapa? Lu kelas barapa Lun?" tanya Brenda.
"Gak tau emang liatnya dimana?"kata luna dengan muka polosnya.
"Lihat di kartu siswa lu aja, kan ada." jelas Brenda dan segera diikuti oleh Luna yang segera merogoh saku roknya untuk mengambil kartu siswanya dan diberikan ke Brenda.
"Wow kita satu kelas di IPA 1. Kalo gitu nanti kita duduk sebangku aja, apalagi lu baru kenalnya ama gua." kata Brenda dan dibalas dengan anggukan Luna.
***
Suara hiruk pikuk semuasiswa langsung hilang saat mc membuka acara. Acara demi acara dilewati dan tibalah saatnya kata sambutan orang-oarang penting yang ada di sekolah itu dan tiba-tiba saat dengan serius memperhatikan orang demi orang yang memberikan kata sambutan, Luna tersentak kaget saat Luna melihat cowok penyuka bunga itu lagi dan sedang memberikan kata sambutan.
"Dia itu siapa sih? Kok kasih kata sambutan?" tanya Luna penasaran.
"Emang kenapa? Lu kenal?" bukannya menjawab Brenda malah bertanya balik.
"Engga banget sih." dan Luna langsung menceritakan kronologi kejadian bagaimana dia mengetahui cowok penyuka bunga itu.
"Emang kenapa sih? Dia itu siapa?" tanya Luna dengan polos.
"Namanya dia itu Leo Brayen Alaska, dan asal lu tau ya, bokapnya dia itu yang punya sekolah ini! Sumpah lu orang pertama yang berani dorong-dorong dan marah-marahin dia, lu berdoa aja supaya dia gak ngeluarin lu dari sekolah ini." jawab Brenda setengah berbisik. "Dia kan juga satu kelas ama kita."
"Bagus dong kalo gitu! Berarti gua bisa minta maaf ama dia." kata Luna yang sebelumnya mukanya panik tetapi kembali ceria lagi saat mendengar kata satu kelas dengan 'cowok penyuka bunga' itu.
Tetapi, Brenda yang mendengar pernyataan itu hanya diam dan memberikan ekspresi yang menggambarkan bingung, aneh, kaget dan tatapan ngeri lainnya.
***
Setelah acara upacara pembukaan tahun ajaran baru, anak-anak murid segera kembali ke kelas yang sudah ditentukan oleh sekolah saat Brenda dan Laura masuk ke kelas lain yang sedang berkumpul di satu meja.
"Itu ada apaan sih, Bren?" tanya Luna penasaran.
"Biasalah banyak anak-anak sekolah ini ngedeketin si Leo." jelas Brenda.
"Yang cowoknya juga? Bukannya nama leo itu cowok?" tanya Laura kaget, karena yang mengelilingi Leo bukan hanya cewek, cowoknya juga. Dan hanya dibalas oleh anggukan kepala oleh Brenda .
"Berarti ini saat yang tepat buat gua minta maaf sama Leo." Kata Luna semangat.
"Lun. Jangan Lun..." belum selesai ngomong, Luna langsung pergi menuju bangku Leo.
"Misi, permisi dong."kata Luna sambil menyempil masuk ke dalam kerumunan orang banyak. Saat sudah berada di depan Leo, Luna langsung menyapanya. Siswa-siswa lain yang melihatnya langsung mencibir Luna dan bertanya-tanya siapakah Luna itu.
enjoyyy temen2 :))) sorry for the typo
YOU ARE READING
True Love
Teen FictionPerempuan yang sangat periang dan penyuka bunga, bertemu dengan cowok yang super gak jelas. bagaimana akhirnya baca yaaa