Leo tidak peduli terhadap semua orang yang sedang mengerumuninya, dia hanya sibuk membaca buku barunya karya Stephen King. Dia tidak pernah sekalipun melirik kearah kerumunan yang mengelilinginya. Walupun Leo tidak pernah melihat kearah mereka, orang-orang yang ada disitu masih tetap setia untuk mengajak mengobrol Leo, meski tak seorang pun yang dapat mengalihkan perhatian Leo.
"Permisi. Lu namanya Leo ya? Hai Leo."sapa seorang perempuan yang membuat orang disitu bertanya-tanya "Siapakah perempuan cantik itu? Apa hubungannya dia dengan Leo? Siapa keluarganya? Dan masih banyak pertanyaan lain."
Leo yang sedang serius-serius pun kaget mendengar suara perempuan itu. Karena dia merasa familiar dengan suara itu. Leo pun langsung mengangkat kepalanya dan mencari tau asal suara itu. Orang-orang yang ada disitu dengan terangkatnya kepala Leo.
"Hai Leo, ini gua. Lu pasti inget gua dong, gua yang tadi pagi, dibelakang sekolah. Gua minta maaf ya, karna ngedorong lu sampe jatuh ketanah. Gua gak tau sumpah kalo lu lagi ngerawat..."belum selesai menjelaskan apa yang terjadi, Brenda langsung menariknya keluar kelas itu dan menuju kamar mandi.
"Brenda, kenapa sih lu? Gua belum selesai ngomong lu langsung narik-narik gua." kata Luna saat mereka sampai d toilet.
"Luna, lu masih belum tau apa-apa tentang sekolah ini. Jadi jangan pernah lu ngajak ngomong Leo di depan anak-anak. Ngerti? Jangan banyak tanya, nanti juga lu ngerti." Brenda segera mengatakan itu karena melihat Luna yang dan akan segera mengeluarkan 1001 pertanyaan. Dan Luna hanya menganggukkan kepalanya pasrah.
***
Bel istiraha telah berbunyi, Luna dan Brenda pergi ke kantin untuk makan siang. setelah kejadian tadi, tatapan siswa-siswa di situ aneh ke Luna, padahal kejadian itu hanya dilihat oleh bebrapa orang, tetapi langsung tersebar ke seantero sekolah dengan cepat. Tetapi, untung ada Brenda yang melindungi Luna.
Sekarang Luna dan Brenda berada di kantin, mereka datang untuk makan siang.
"Emangnya kenapa sih gua gak boleh ngobrol sama Leo?" tanya Luna kepo.
"Karena Leo itu adalah otang penting di sekolah ini jadi otomatis dia punya banyak fans yang akan siap untuk nerkam lu. Jadi jangan pernah ngobrol sama Leo kalo ada banyak orang." jelas Brenda.
"Terus, kenapa sih Leo selalu menyendiri, kaya gak punya temen? Apa jangan-jangan dia emang gak punya temen?" tanyanya lagi.
"Punya, tapi dia susah berteman sama orang. Pokoknya nanti lu bakalan tau kaya gimana sekolah ini." kata Brenda yang sangat menikmati barbequenya.
"Terus Leo kok bisa suka bunga? Secara kalo cowok kan biasanya suka sama yang berbau laki."
"Karena, waktu itu ada anak perempuan yang dia sukai, anak perempuan itu suka banget sama bunga, jadi Leo ketularan gitu suka sama bunga. Tapi, karna anak perempuan itu hilang gak tau kemana, dan Leo sedih banget, jadi Leo suka banget sama bunga, itu untuk mengobatinya dari kangennya sama anak perempuan itu. Tapi kenapa sih lu kepo banget sama Leo? Lu suka sama dia?" tanya Brenda dengan ekspresi menyelidiki.
"Gak, Cuma penasaran doang, kok cowok judes kaya dia suka ama bunga. Gua rasa bunga aja takut ama dia, saking juteknya. Tapi, gua rasa lu deh kayanya yang suka sama Leo. Karena lu tau kisah hidup dia. Bener kan gua, lu suka kan ama dia?" tanya Luna seperti anak kecil.
"Nanti lu juga tau jawabannya." jawab Brenda santai. Sebenarnya Luna tidak suka jawaban seperti itu, karna itu hanya akan membuat dia mati saking penasarannya, tapi apa daya karna Brenda tidak akan pernah memberi tau sampai saatnya tiba.
YOU ARE READING
True Love
Teen FictionPerempuan yang sangat periang dan penyuka bunga, bertemu dengan cowok yang super gak jelas. bagaimana akhirnya baca yaaa