Kim Yongguk x Kim Shihyun
Tolbi and Lucy as Human
Warning : If you think Shihyun as male, than this is mpreg. If you think Shihyun as woman, then its GS. Your choice.'
Baby Lucy miss her Papa
Shihyun lelah. Shihyun bingung. Ia tak tahu apa yang terjadi pada anak bungsunya yang terus saja merengek semenjak terbangun. Ia berkali-kali memeriksa suhu tubuh putrinya, takut jika sang anak sakit. Lucy tidak mau meminum susunya, tidak mau memakan buburnya, bahkan ia melemparkan biscuit kesukaan nya.
Shihyun sudah berkali-kali menghembuskan nafas lelahnya. Kepalanya terasa berdenyut nyeri. Lucy bahkan belum berganti dari piama nya. Belum lagi, Shihyun masih harus menjemput si sulung dari sekolah. Ia harus menjemput putranya karena ia tak mungkin meminta tolong pada sang suami yang begitu sibuk menangani debut idol baru di agensinya. Sebagai produser baru, proyek ini sangat menentukan keberhasilan kariernya kelak.
Shihyun memijat pangkal hidungnya mendengar anaknya masih meraung-raung meminta sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak tahu. Pipi bulat putrinya sudah memerah, matanya sembab, nafasnya sudah tersengal-sengal karena terlalu lama menangis. Ia sebenarnya tidak tega tapi dirinya sudah kehabisan akal untuk menenangkan gadis kecilnya.
"Lucy sayang minta apa? Ayo diam dulu, bilang sama Mama." Shihyun menggendong putrinya lalu menyeka air matanya menggunakan tissue. Rasanya sebentar lagi ia juga akan ikut menangis jika putrinya tidak segera tenang. Ia melirik jam dinding, sudah waktunya ia menjemput Tolby.
"Akh. Terserahlah." Ia membawa putri kecilnya ke kamar untuk mengganti piyama dengan baju yang lebih baik, ia menyeka bersih air mata putrinya dan memoleskan bedak bayi pada pipi sang anak.
Menyambar ponsel dan kunci mobilnya dari atas nakas serta membawa tas kecil berisi keperluan Lucy ia berlari ke garasi sambil menggendong anaknya. Ia bahkan lupa membawa gendongan. Tidak ada waktu lagi. Ia kalut. Ia takut si sulung menunggu terlalu lama dan terjadi hal yang tidak-tidak.
Shihyun masih semapt mendudukkan lucy pada baby seat di kursi belakang, Samar – samar ia mendengar suara sang anak. Ia menyemaptkan melihat melalui rear view mirror, Pipi Luci sudah memerah dan mata sipitnya sudah membengkak. Ya Tuhan, Shihyun sangat tidak tega tapi ia tak tahu apa yang diinginkan anaknya ini.
Tiba di sekolah Tolby, putranya sudah menunggu di luar gerbang. Shihyun lega anaknya baik-baik saja. Segera Tolby memasuki mobil dan duduk di sebelah mamanya. Senyum manisnya luntur ketika mendengar adiknya yang masih sesenggukan di kursi belakang..
"Adek kenapa? Sakit?" tanyanya dengan raut khawatir.
Sesaat setelahnya tangis Lucy kembali pecah membuat kakak dan mamanya kebingungan.
"Pa...pa... hiks Ci mau pa popo sini hiks." Ucap Lucy mengadu sambil menunjuk pipi gembilnya.
Aw!
Shihyun ingin menangis sekarang. Bukan tangis sedih tapi haru. Sejak Lucy lahir ke dunia, baru sekali ini ia menunjukkan bahwa ia merindukan Papanya. Beberapa saat kemudian Shihyun tersadar akan sesuatu. Mungkin ini yang menjadi sebab putri kecilnya meraung sejak pagi.
"Kita ke kantor Papa dulu ya, Kak. Kasihan si Adek dari tadi pagi nggak berhenti nangis." Shihyun mengusap lembut rambut si sulung yang kemudian menangguk semangat.
Sampai di kantor manajemen artis di mana suaminya bekerja, Shihyun memarkirkan mobilnya di basement, begitu mobil terparkir sempurna, Tolby dengan semangat langsung keluar dan berlari mencari ruangan papanya berada. Mengabaikan beberapa orang yang memekik gemas melihat anak sulung Yongguk yang tampan dan menggemaskan itu.
"Kakak jangan lari!" Shihyun yang kesulitan menggendong Lucy memperingatkan si sulung. Ia kerepotan membawa tas Lucy di pundaknya sedangkan si anak masih menangis di gendongannya.
Saat sampai di depan lift, Tolby berjinjit-jinjit berusaha menekan tombol lift. Ia terus melompat-lompat kecil hingga tubuhnya terangkat. Ia menoleh ke belakang melihat siapakah yang mengangkat tubuhnya.
"Om Hyunbin!" teriak Tolby girang.
"Hai jagoan. Ayo pencet tombolnya!"
Sesuai instruksi dari Om Hyunbin kesayangannya, Tolby menekan tombol lift yang akan membawanya ke lantai di mana papanya berada. Shihyun menyusul keduanya tepat sebelum pintu lift terbuka. Mereka segera masuk kemudian Tolby menekan tombol angka 8 dari gendongan Hyunbin.
"Lucy sayang kenapa? Kok nangis sih?" Hyunbin mengusap rambut ikal sebahu milik Lucy yang masih berada di gendongan mamanya.
"Kangen Papa nih Om Hyunbin." Jawab Sihyun dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil yang membuat Hyunbin tertawa.
Hyunbin adalah salah satu idola yang akan didebutkan. Mereka sudah kenal lama dan anak-anak pun akrab dengannya. Kebetulan ia akan menuju ke studio di mana Yongguk berada. Tolby bercerita banyak kepada Hyunbin selama perjalanan mereka menuju studio. Ia menceritakan apa saja yang ia lakukan di sekolah hari ini. Menceritakan mainan tikusnya yang bisa mengeluarkan sinar laser dan usaha penyelamatannya dari infasi kelinci yang memakan semua tanaman Shihyun di halaman belakang.
Sesampainya mereka di studio tangis Lucy kembali menggaung setelah ia melihat wajah sang papa. Dengan segera Yongguk menghampiri mereka dan menggendong Lucy yang sudah mengulurkan tangannya. Ia segera berusaha menenangkan putri kecilnya.
Shihyun tersenyum. "Mas, tadi pagi kelupaan sesuatu nggak?"
Yongguk berfikir sebentar lalu menggeleng. "Aku nggak ninggalin apapun kok. Semuanya udah di tas. Apa ada yang ketinggalan?"
"Papa lupa popo Lucy tadi pagi. Lucy tadi rewel seharian."
Yongguk membulatkan mata sipitnya. Ia teringat kesalahannya tadi pagi. Sudah kebiasaan Yongguk menciup pipi anak-anaknya sebelum pergi bekerja meskipun mereka masih terlelap. "Apa itu yang bikin Lucy rewel seharian?"
"Mungkin. Dia bilang mau Papa popo di sini." Shihyun menunjuk pipi bulat putrinya.
"Sayang, maafin Papa ya nak." Yongguk menciumi pipi putrinya berkali-kali. Ia kasihan melihat mata sipit putrinya bertambah sipit karena terlalu banyak menangis. Sementara itu Lucy sudah tenang dan mulai mengantuk. Kepalanya sudah ia sandarkan ke bahu papanya. Lengannya memeluk erat bahu si Papa.
Sementara itu Tolby sibuk mengeluarkan semua mainan tikusnya dari dalam tas. Menunjukkannya pada grup idola baru yang ditangani Yongguk. Ia berbicara panjang lebar mengenai sejarah dan kehebatan tikus-tikusnya yang mengundang gelak tawa pria-pria tampan di ruangan itu. Sihyun hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putranya.
"Tolby masih punya baaaaaanyak lagi di rumah." Begitulah kiranya si Sulung menyombongkan dirinya.
"Apa aku terlalu sibuk akhir-akhir ini?"
Shihyun segera menolehkan kepalanya menatap sang suami yang baru saja bertanya. Ia tersenyum manis lalu mengangguk. Yang ia dapati malah pandangan sendu dan penuh penyesalan dari Yongguk.
"Maaf, ya. Setelah ini selesai aku janji akan meluangkan waktu lebih banyak untuk kalian." Ucap Yongguk sambil mengelus punggung putrinya lembut.
"Tidak perlu merasa bersalah. Memang sudah tanggungjawabmu, mas. Lagipula anak-anak cukup mengerti dengan pekerjaan papanya. Yaah, tapi mungkin hari ini Lucy sudah terlalu kangen." Balas Shihyun ringan.
Yongguk membaringkan putrinya yang telah terlelap di atas sofa. Kemudian ia meraih tangan istrinya dan mngusapnya lembut. "Maaf ya bikin kamu jagain anak-anak sendirian. Kamu istri terbaik di dunia."
Shihyun tertawa pelan. "Dunia siapa? Dunia kamu kali ah."
"Iya memang duniaku hanya berpusat pada kalian. Jadi jangan sekalipun kamu berfikir untuk meninggalkanku karena itu sama artinya dengan menghentikan perputaran duniaku." Yongguk mengecup jemari istrinya. Keduanya tersenyum, saling melemparkan kata cinta lewat kontak mata.
"Mama! Tolby mau eek!"
Yak bagus nak!
END
-Ar
KAMU SEDANG MEMBACA
Slice of LIfe (Yongguk x Shihyun)
Historia CortaCerita mengenai kehidupan keluarga Kim Yongguk & Kim Shihyun bersama kedua anak mereka, Tolbi & Lucy Story is Open. Tolbi and Lucy as Human in not continues timeline. Enjoy!