Tujuh Belas : Tidak akan selamanya

2.6K 190 17
                                    

Cinta yang didasari oleh kebohongan, tidak akan pernah abadi selamanya.

Dan aku tahu jika akhirnya semua akan terbongkar.

Tapi, pernah mendengar ucapan "Cinta bisa membuatmu bodoh?"

Itu yang saat ini aku lakukan. Bodoh memaksanya kembali padaku dengan berbohong padanya. Padahal cintanya begitu tulus padaku, tanpa kebohongan apapun.

Aku yang jahat.

Sejak awal.

Axel tahu mungkin Oline semakin lama akan mencurigai dirinya yang terus menutupi sandiwara tentang penyakitnya. Oline memperhatikan kondisi tubuh Axel yang tidak tampak lemah sama sekali. Namun, Oline tidak berpikir bahwa Axel akan membohongi dirinya dengan sandiwara penyakit seperti ini. Oline yang terus memikirkan kesehatan Axel terus merawat suaminya itu dengan penuh perhatian.

"Aku sudah siapkan air hangat, kamu mau langsung mandi?" Oline baru saja keluar dari dapur dan melihat Axel sedang meminum teh setelah pulang kerja.

"Nanti dulu, aku mau menikmati teh buatan kamu. Duduk sini, temani aku." Axel menepuk lembut bagian sofa yang kosong disampingnya.

Oline menurut dan mengambil tempat duduk disamping Axel. "Kalau tidak enak badan, gak usah mandi. Di lap aja badannya." Oline mengulurkan tangannya ke arah leher Axel untuk memeriksa suhu tubuh suaminya. "Hmm, tidak demam kok."

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir."

"Bagaimana aku tidak khawatir? Aku tidak tahu penyakitmu apa! Kamu tidak mau mengatakannya sama sekali soal penyakitmu. Kenapa Xel? Bagaimana pun juga aku berhak tahu."

"Nanti saja."

"Apa maksudmu dengan nanti saja?" Oline sedikit emosi dengan Axel yang masih menyembunyikan penyakitnya.

"Aku ingin bersamamu tanpa pandangan kasihan darimu." ucap Axel asal.

"Kenapa kamu berkata seperti itu?"

"Oline, aku mohon jangan tanyakan lagi soal itu, biarkan aku tidak memikirkan hal itu."

Oline mengepalkan tangannya, menahan emosi dan air matanya. Dia hanya takut kehilangan Axel, dia peduli dengan Axel yang pernah menyakitinya, wajar jika dia sangat ingin tahu penyakit yang sedang disembunyikan oleh Axel, walaupun dengan alasan pria itu tidak ingin dikasihani.

"Aku kembali padamu bukan karena mengasihanimu, Xel. Aku hanya... takut kehilanganmu." lirih Oline menatap mata Axel dengan pandangan berkaca-kaca.

"Kamu masih mencintaiku sama seperti dulu?"

"Aku masih sama seperti dulu. Masih mencintaimu."

.
.
.
.
.

Dean memandang dengan penuh amarah hasil laporan penyelidikan tentang Axel. Anak buahnya mengatakan tidak ada catatan rumah sakit manapun di Indonesia tentang penyakit yang diderita Axel. Axel dinyatakan sehat seutuhnya.

Brengsek.

Dean mengumpat Axel didalam hati. Dia sangat marah, Axel memanfaatkan sisa cinta Oline yang masih tertinggal untuk mendapatkan Oline kembali dengan drama kebohongan.

"Pria brengsek!"

PRANG!

Gelas yang dilemparkan Dean menimbulkan suara yang begitu keras. Para pegawai yang mendengar suara pecahan kaca mulai mengerumuni pintu depan ruangan Dean namun tidak satu pun ada yang berani masuk dalam ruangan, kecuali satu orang.

No Reason to StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang