Langit gelap sempurna, menjadikan kerlipan bintang terlihat jelas, juga senyum bulan sabit yang tak ketinggalan menghias.
.
Kolaborasi suara jangkrik, katak, tonggeret dan desisan daun, terdengar seperti group orkestra, tanpa biola. Begitu merdu dalam keheningan malam.
.
Tampak sesosok makhluk yang merebah pasrah diatas tatanan genting. Pandangannya menatap langit, tetapi pikiran masih terjebak dalam bayang-bayang wajah yang dikasihinya.
.
"Dul??" Teriakan Emak memecah alunan orkestra malam serta lamunannya.
.
"Dalem mak" jawab Dul
.
"Gimana? Sudah diganti belum gendengnya?" Tanya Emak mendongakan kepala, memandang ke arah yang merebah Dul diatas genting.
.
"Nggih mak, sudah diganti dari tadi. Jadi, gak usah takut bocor kalau nanti tiba-tiba hujan mak" kembali Dul menjawab dengan santai.
.
"Oh syukur Alhamdulillah. Ya sudah kalau begitu, kamu cepat turun! kenapa masih disitu? Kamu lagi apa memangnya Dul?" Tanya Emak.
.
"Lagi melihat Caca mak, ehhh!!! Anu Mak maksudnya melihat Ca ... cahaya bintang Mak, sama bulan tuh, bagus Mak,hehehe" Dul keceplosan dilanjut ngeles
.
"Ada-ada aja kamu Dul, yo wis sing penting jangan lama-lama" Emak
.
"Nggih Mak, Siap" Dul
.
Benar bahwa bayangan Caca masih menghantui pikirannya. Sudah sering ia tertarik kepada perempuan, tapi baru kali ini ia merasakan jatuh cinta. Kecintaan yang tak sekadar cinta baginya. Karena baru kali ini ada perasaan cinta yang membuat dirinya bertafakur dan muhasabah. Membuatnya merasa harus memperbaiki hidupnya, menata keping-keping asa yang sebelumnya tak berupa.
.
***
.
Dikediaman Kiyai Warzud.
Terlihat sang kiyai sedang duduk sila diatas rusbang. Dengan kacamata yang berada diujung hidungnya, sesekali ia membalik lembar demi lembar kitab yang dipegangnya.
.
Sementara, Bu Nyai dibantu anak gadisnya, tentunya Siti Carnoah Lu'lu'il Maknun atau Caca, sedang menyiapkan makan malam yang sebenarnya sudah terlalu malam.
.
"Bagaimana kuliahmu Ca?" Tanya Bu Nyai Warsamah As Syakira
.
"Alhamdulillah Ummi lancar, sudah mulai bikin proposal skripsi mi, doakan ya mi" jawab Caca. Tangannya masih gesit menata makanan pada beberapa piring yang ada
.
"Alhamdulillah. Iya nak, doa ummi tak pernah terlewat untukmu. Oh iya, apa Abah sudah bicara sesuatu sama kamu Ca?" Bu Nyai
.
"Sesuatu apa mi? Sepertinya gak ada pembicaraan yang serius dari Abah mi. Emang ada apa mi?" Tanya caca penasaran.
.
"Soal perjodohan. Kemarin Abah bilang ingin menjodohkanmu dengan anak dari shohibnya Abah. Dan ..." Jawab Bu Nyai dengan santainya.
.
"Apa mi? Perjodohan? Abah mau jodohin Caca? Caca masih kuliah mi? Caca mau dinikahin?" Tukas Caca terkejut dengan perkataan umminya.
.
#Bersambung
#KisahnyaSiDul
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHNYA SI DUL
EspiritualLika-liku kehidupan Dul Penet, menata masa depan dan cintanya Bismillaahirrohmaanirrohiim