Dari balik jendela mobil taksi yang sedang ia naiki, Syarra melihat suasana rumahnya. Rosni terlihat lagi menyiram bunga-bunga punya mama. Sementara Syaira pasti ada di kamar. Sesuai dengan apa yang dia suruh tadi pagi.
Syarra mengeluarkan ponsel, mencari kontak Rosni dan menekan tombol memanggil.
"Mbak, ke minimarket bentaran nggak apa, ya? Sabun muka aku habis. Tolong beliin sebentar. Uangnya ada di bawah kotak tisu di atas kulkas."
Di kejauhan Rosni menganggukkan kepalanya. "Iya, Mbak Syarra. Saya beliin sebentar, ya. Mbak Syarra nggak apa saya tinggal sendiri dulu sebentar?"
"Nggak apa, Mbak. Buruan ya, Mbak."
Rosni kembali ke dalam rumah, mengambil uang seratus ribuan yang terlipat di bawah kotak tisu di atas kulkas. Lalu keluar rumah dengan sedikit terburu-buru.
Ah, pembantu yang manis!
Rajin sekali disuruh-suruh sama majikannya.
Begitu Rosni semakin jauh, Syarra membayar argo taksi yang dinaikinya lalu turun dan masuk ke rumah dengan santai. Ia segera masuk ke kamar, melepas seluruh pakaian, dan menggantinya dengan piyama yang sama dengan yang dipakai Syaira.
Membersihkan wajahnya dengan toner hingga noda hitam dari spidol yang bukan permanen hilang nggak berbekas.
Rambutnya ia gerai. Mirip rambut Syaira. Ia melirik sekilas ke arah Syaira yang nggak menggubrisnya sama sekali. Duduk bersandar di ranjang sambil merajut baju hangat.
Kemudian, Syarra turun ke lantai satu. Duduk di meja makan dengan kepala tertelungkup.
Lima belas menit kemudian, Rosni kembali dengan membawa sabun cuci muka yang Syarra mau.
"Ya ampun, Mbak. Kalau masih lemes mah nanti saya antar ke atas."
Syarra mengangkat kepalanya dan tersenyum manis. "Nggak apa, Mbak. Sini mana sabunnya. Aku mau mandi. Mbak Rosni kalau mau pulang, pulang aja. Kembalian beli sabun cuci mukanya buat Mbak Rosni aja."
"Makasih, Mbak Syarra. Tapi, beneran nggak apa Mbak Syarra tinggal sendirian? Lagi nggak enak badan gitu."
"Nggak apa, Mbak. Udah baikan kok."
Rosni berbenah dalam beberapa menit, kemudian pulang di antar oleh Syarra sampai ke pintu gerbang. Syarra tertawa kencang sampai memegangi perut.
Ia berhasil kali ini.
Nita dia pecat karena Nita tahu bahwa ia punya kakak kembar yang tinggal di Bogor. Maka, Rosni adalah pembantu yang paling tepat buat menjadi pemeran pendukung misi sakit hatinya.
Begitu juga dengan Mila, Mila nggak tahu kalau Syaira punya adik kembar. Makanya, dia didatangkan buat menggantikan nini, orang yang sudah tahu seluk beluk hidup papa dan kakak kembarnya.
Aru sudah mati, semuanya beres.
Nita dan nini ikut jadi korban tapi membawa lapangan pekerjaan baru buat Mila dan Rosni.
Syarra bilang, itu namanya siklus kehidupan.
Gadis itu kembali naik ke atas. Menyapa Syaira yang hanya senyum-senyum ke arah jendela. Kemudian merapikan barang-barang Syaira, mengajak kakak kembarnya beranjak dari kamar. Memasukannya ke mobil.
Ia sendiri berganti baju dan ikut Syaira ke dalam mobil.
Syarra akan membawa Syaira pulang ke Bogor karena peran Syaira udah nggak dibutuhkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GRAMMAR ✔
Misterio / SuspensoArudika Azzaka adalah seorang pramuwisata yang sibuk menemani para turis-turis yang datang ke Indonesia untuk jalan-jalan. Arudika itu baik, penebar tawa, rupawan, easy going, seorang yang sangat sosial di lingkungannya. Sayangnya, Arudika tergolong...