Dia yang Bersarung Hitam

39 6 0
                                    

   Satu minggu sudah aku mencintainya dimana tepat hari Jumat Minggu kemarin aku merasakan ada hal yang berbeda ketika aku melihatnya getar di dadaku menunjukkan bahwa aku mencintainya.

***

Bel istirahat kedua di hari Jumat pun berbunyi. Semua anak laki-laki bergegas untuk mengambil air wudhu dan menuju Masjid sekolah untuk melaksanakan solat Jumat.

"Zen Lo kenapa sih dari tadi Lo liat ke jendela terus?" Tanya Sabila yang sedari tadi memperhatikan gerak gerikku.

"Hah gimana? Gak ada apa apa kok" Jawabku dengan gugup.

"Bener nih?? Lo gak akan cerita apa apa??" Tanya Sabila yang terus merayuku untuk bercerita.

Sebenarnya teman-temanku tidak ada yang tahu bahwa aku telah jatuh cinta kepada seseorang. Karena aku bingung bagaimana caraku menyampaikannya.

Tetapi setelah aku berpikir lagi, aku pun akhirnya memberitahu Sabila tetapi tidak secara langsung karena A Revi sedang berada di depan kelasku dan banyak anak laki-laki yang sedang berwudhu, aku pun membuat teka-teki kepada Sabil.

"Okok gue kasih tau ya, tapi Lo jangan kasih tau yang lainnya" Ujarku dengan sedikit mengancam.

"Iya gue gak akan kasih tau yang lain, yang mana dong orangnya?" Tanya Sabila.

"Orangnya famous kok Lo juga pasti tau dia" Jawabku.

"Iya yang famous itu banyak, gue curiga OSIS deh kayanya" Ujar Sabila yang penuh curiga.

"Hmm.. ada kok orangnya di depan kelas, dia lagi bawa sejadah" Ujarku penuh teka-teki.

"Lo kira yang bawa sejadah itu dia aja gitu? Banyak tau" Ujar Sabila kesal.

"Hahahaha.. iyaya, ok gue ganti deh dia yang pake......... sarung hitam!" Ujarku.

Mata Sabila pun langsung tertuju pada seorang laki-laki yang sedang duduk dan menunggu temannya yang sedang berwudhu. Karena hanya dia yang memakai sarung hitam.

"Ohh... Sekarang gue tau hahahaaa... A Revi ya, soalnya cuma dia yang pake sarung hitam dan famous" Ujar Sabila yang akhirnya menemukan orang yang aku suka.

Aku dan Sabila terus memperhatikan dia. Ketika dia berjalan ke arah Lobby, aku dan Sabila pun mengikutinya. Tiba-tiba aku dan Sabila tepat berada di depan dia. Mau tidak mau aku dan Sabila berjalan ke arah masjid sekolah. Ketika sudah dekat dengan masjid, aku dan Sabila pun belok ke arah lab biologi karena tidak mungkin aku mengikutinya ke dalam masjid.

"La gue kan suka sama dia tapi gue tuh gak ngefollow Instagramnya, jadi gue gak bisa kode-kodein gimana gitu" Ujarku sambil berjalan kembali ke arah kelas.

"Yaelah Lo follow dong Instagramnya mau kepoin gimana? Kenapa Lo gak ngefollow?" Tanya Sabila.

"Gue malu La, gue pernah stalking Instagramnya waktu dulu dan hal yang tidak diinginkan pun terjadi fotonya ke like sama gue, Lo bayangin dong gue malu parah" Jawabku dengan penuh ekspresi malu.

"Ohh hahahaha.. gue inget yang waktu itu pernah Lo ceritainkan, iya iya gue ngerti. Yaudah sih follow aja kenapa mesti malu kan itu udah lama" Ujar Sabila yang membujukku untuk memfollow A Revi.

"Jadi menurut Lo kapan gue follow dia?" Tanyaku.

"Gak hari ini juga gak apa-apa sih malam Minggu aja kan pasti on Instagram tuh" Jawab Sabila.

"Okk siap nanti gue follow ahh"

***

Bel pulang sekolah pun berbunyi hari ini aku harus pulang sendirian karena Pak Suryo tidak bisa menjemputku.

Saat aku naik angkutan umum di jalan aku memikirkan terus tentang follow akun Instagramnya aku bergumam dalam hati,
"Gue malem ini follow Instagram dia, kalau dia tau gue pasti dia juga follback gue meskipun gue gak minta follback, tapi kalau dia gak follback gue kayanya gue harus minta follback lewat DM deh"

***

Mulai saat ini sepertinya aku akan lebih mengenalmu

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang