Chapter 5 - Feelings

20 3 3
                                    

"Seandainya lo tau! Gue juga rindu kita yang dulu, tapi rasa kecewa gue lebih besar dari rasa rindu gue ke elo." - Raka Davino Pratama

***

Raka menghempaskan tubuhnya ke kasur king zisenya. Hari ini ia benar - benar lelah karena banyak hal yang harus ia kerjakan. Di mulai dari segala persiapan untuk acara reuni kakak kelasnya dulu, sampai tak sengaja ia harus bertemu gadis itu lagi. Raka mengacak rambutnya kesal mengingat pertemuannya dengan gadis itu. Reysa Caroline, gadis yang membuatnya lupa akan rasa sayang Raka untuk Reysa sebagai seorang sahabat. Sudah hampir 1 tahun Raka tidak bertemu dengan Reysa, Raka fikir Reysa memang benar - benar sudah menghilang dari hidupnya. Namun ternyata pemikirannya salah, Reysa masih ada di kota yang sama seperti yang ia tinggali. Lantas bagaimana bisa selama hampir 1 tahun ini mereka tidak saling bertemu? Apa mungkin mereka bertemu tapi Raka tidak menyadarinya? Atau mungkin saja memang mereka tidak pernah mengunjungi tempat tujuan di hari yang sama? Entahlah itu hanya Tuhan yang tau dan hanya Tuhan yang mengatur segala skenario kehidupan manusia.

"Kenapa lo harus hadir lagi di hidup gue, Reys?" gumam Raka menatap langit - langit kamarnya

Raka memejamkan matanya berusaha untuk menghapus ingatannya kembali tentang kejadian 1 tahun lalu. Namun bukannya hilang dari ingatannya, justru kejadian itu berputar di otaknya seperti kaset rusak. Raka menghembuskan nafas kasar dan kembali mengacak rambut frustasi.

"Aaahhhh kenapa harus keinget lagi sih" teriak Raka kesal sembari duduk untuk menetralkan emosinya

Cklek

Reina berjalan masuk lalu menghampiri Raka yang sedang duduk diatas kasur. Reina menatap Raka dengan bingungnya, tidak biasanya ia melihat Raka sefrustasi ini.

"Bang, are you okay?" tanya Reina

"Gapapa" jawab Raka menutupi mukanya

Reina menghela nafas pelan "Kalau ada masalah cerita aja bang sama Ralin" ucapnya kembali sembari lebih mendekat kearah Raka

"Abang gapapa Ra" ucap Raka menatap Reina sambil tersenyum tipis

"Abang mah kebiasaan gamau berbagi cerita sama Ra. Padahal Ra selalu bagi cerita sama abang." ucap Reina mengerucutkan bibirnya

Raka mengacak rambut Reina pelan lalu ia memeluk Reina, Reina yang tiba - tiba di peluk pun langsung terdiam. Sekarang Reina paham jika Raka sudah memeluknya seperti ini, pasti ada masalah serius yang terjadi pada abang keduanya itu.

"Abang bakal cerita tapi kamu janji ya jangan motong cerita abang" ucap Raka mengurai pelukannya pada Reina

Reina mengangguk antusias, ia memang suka kalau Raka yang berbagi cerita kepadanya. Raka memang jarang mau untuk berbagi kisah dengannya, karena Raka memang selalu memendam semuanya sendirian. Raka mulai menceritakan apa yang dialaminya tadi, ia juga menceritakan pertemuan tak sengajanya dengan Reysa. Reina sesekali menghela nafas mendengar cerita Raka, tanpa sadar Reina sedikit kesal dengan perlakuan abangnya kepada Reysa yang diceritakan olehnya. Setelah Raka selesai bercerita, Reina terdiam sesaat sebelum akhirnya ia membuka suaranya.

"Kenapa abang harus bersikap kayak gitu?" tanya Reina

"Kamu jelas tau bukan alasannya" jawab Raka seadanya

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang