Kisah ini tentang gue, elo, dia, mereka, dan kita semua. Kisah klise yang bahkan akan kita temukan dalam novel remaja romansa di toko buku, bisa juga kita temukan di dalam artikel yang ada di internet, atau bahkan ini bisa menjadi satu kisah yang sedang terjadi pada teman sekelas kita, sahabat kita, pun bisa saja ini adalah kisah kita sendiri.
Kisah klise ini mungkin bisa bikin lo ketawa sambil ngejek, atau bisa saja lo jadi terdiam sambil mikir 'kok bisa?', yahh... gue sih hanya mau bilang : selamat datang di kisah gue, kisah yang bakal bikin kalian sadar jatuh cinta pada sahabat itu adalah jatuh cinta yang paling sulit dan cinta dalam diam itu penuh resiko.
Nggak percaya?
Baca kisah gue ini dan lo akan tahu jika gue nggak bohong soal itu.-----
-5 September 2016-
"Perkenalkan, namaku Alexandre William. Panggil saja Alex. Pindahan dari SMA Tirtayasa. Mohon bantuannya"
Itu adalah perkenalan singkat dari murid pindahan. Dia tampan, tubuhnya tinggi untuk ukuran anak berumur enam belas tahun (jika benar umurnya seperti itu), kulitnya tan khas cowok yang suka panas-panasan, tapi bukan berarti kulitnya jadi gosong kayak anak yang suka lari-lari di siang hari untuk ngejar layangan. Nggak. Kulitnya itu malah buat dia jadi tampan. Mungkin emang udah keturunannya atau karena warna kulit itu ia temukan karena olahraga.
Si murid baru ini berjalan menuju bangku kosong yang berada di kelas ini. XI IPA 2. Dan memang hanya satu itu bangku kosong yang ada. Tepat di samping seorang gadis dengan rambut panjang terikat.
"Nama lo siapa?" Tanya Alex pada gadis di sampingnya, hal yang membuat gadis itu menoleh
"Lo ngomong ama gue?" Tanya si gadis membuat Alex mengangguk.
"Hn." Gumam pria itu membenarkan.
"Rachel Anderson."
-28 Oktober 2016-
"Rachel"
Panggilan itu membuat si gadis pemilik nama menoleh pada sumber suara. Alex berlari ke arahnya, nafas pria itu tersengal ketika berdiri di depan Rachel saat ini.
"Hn?"
"Nanti pulang bareng gue yaa." Ajak Alex setelah menertralkan nafasnya.
"Hari ini kita kemana lagi?" Tanya Rachel sambil mendengus kecil
"Ayolah, Chel." Bujuk Alex sambil membuat Rachel mengangguk saja.
"Baiklah. Tapi sebelumnya, kita ke toko buku dulu yaaa?"
"Siap bos!" Jawab Alex dengan pose hormat seperti sedang upacara yang membuat Rachel tertawa.
-19 November 2016-
"Dia siapa?"
Pertanyaan yang tak ramah itu membuat Rachel menoleh bingung pada si penanya. Ini kali pertama Alex bertanya dengan nada seperti itu.
"Maksud lo?" Tanya Rachel bingung, tak mengerti
"Cowok yang dekat dengan lo barusan" Ucapan sinis keluar dari mulut Alex. Tatapannya penuh selidik. Hal yang membuat Rachel mencoba mengingat-ngingat siapa yang di maksud pria itu.
"Rafael?" Tanya Rachel membuat Alex berdecak.
"Ya mana gue tahu."
"Iya, namanya Rafael." Rachel membenarkan sendiri jawabannya.
"Siapanya lo?" Tanya Alex masih dengan nada menuntut yang jelas.
"Urusan lo?" Bukannya menjawab gadis itu malah balik bertanya.
Alex terdiam sebentar sebelum kemudian mengalihkan pandangannya.
"Nggak jadi.""Temen gue, Lex" Nada suara Rachel seperti menahan tawa.
"Dan gue udah nggak minat, Chel" Jawab Alex yang terdengar seperti sedang merajuk.
"Terserah!"
Hal itu sontak mengundang lirikan sinis dari Alex, dan ditanggapi dengan putaran mata bosan dari Rachel yang tak habis pikir dengan tingkah pria itu.
-31 Desember 2016-
"Rachel"
"Hn?"
"Menurut lo, gue tuh orangnya gimana?"
Pertanyaan itu membuat Rachel terdiam selama beberapa saat, sebelum kemudian menjawab.
"Gila.""Gue serius!" Tuntut Alex membuat Raxhel menatapnya bingung.
"Lo kenapa sih, Lex?" Tanya Rachel membuat Alex mengalihkan pandangannya.
"Nggak kenapa-napa." Jawabnya membuat Rachel mendelik tak percaya.
"Lah terus, maksud lo nanya beginian kenapa?"
"Gini ya, Chel. Gue pengen tahu aja, selama 4 bulan ini lo ngenal gue, pandangan lo ke gue itu gimana. Apa gue baik dimata lo, atau nggak. So, gue gimana menurut lo?" Jelas Alex terlihat serius.
Rachel terdiam sesaat, sedikit tak menyangka akan ditanyakan hal-hal seperti ini. Cukup lama sebelum akhirnya dia menjawab.
"Lo gila, nggak ada lembut-lembutnya ke gue, aneh, kadang bertingkah nggak jelas, kadang penuh misterius. Lo itu nggak bisa ketebak. Kadang gue mikir lo bakal begini, eh tahunya malan begitu. Yah, menurut gue gitu sih.""Kayaknya gue jelek amat dimata lo." Alex tersenyum
"Emang"
Alex mendengus jawaban itu. Hingga kemudian tak ada yang bicara, hening, sebelum kemududian Alex membuka kembali pembicaraan
"Chel, gue mau jujur ama lo." Ujarnya membuat Rachel menoleh dengan pandangan horor
"Lo kok jadi aneh gini, jangan bikin gue merinding deh, aneh bawaannya"
"Gue serius!" Alex menatap Rachel sungguh-sungguh.
"Tuh kan!!!"
"Denger aja, apa susahnya sih. Ribet banget jadi cewek"
Rachel menghela nafas.
"Okay, maaf deh""Nah, gitu dari tadi"
"Udah, lo mau ngomong apaan?" Tanya Rachel tapi tak langsung membuat Alex bicara.
Hening kembali mengemuka. Baik Alex maupun Rachel tak bicara. Dalam hati Rachel memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan Alex katakan padanya.
"Gue udah nyaman banget ama lo kayak gini, boleh nggak kita kayak gini terus?" Kata Alex membuat Rachel menatapnya.
"Gue kayak nggak mau gitu jauh dari lo, kalau lo nggak ada seperti ada yang hilang. Gue udah anggap lo sahabat gue sekarang. Jadi jangan pergi dari gue, ya..""Sahabat?"
"Iya."
"Oke, mulai hari ini lo ama gue sahabatan."
■■■
Haiii guyssss.....
Ini cerita pertama Naya yang udah pernah Naya publish di tahun 2017 dan udah tamat di tahun 2018. Tapi karena Naya tahu tulisan pertama Naya ini berantakan banget jadi Naya unpublish dan Naya revisi kembali.
Jadi, welcome di Maaf setelah revisi...
Seperti biasa, vote dan comment ya guys.
Oh ya, Naya mau kasih tahu tentang kenapa part 1 ini ada tanggal-tanggalnya gitu dan adegannya lompat-lompat.
Jadi guys, ini masih awal. Adegan dimana Alex baru aja pindah dan jadi teman dekat Rachel.Tapi tenang aja, di part selanjutnya udah nggak kok. Oke?
Follow instagram Naya dong, usernamenya @nailaattaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf✓
Teen Fiction[TELAH TERBIT] ----- Cover by : @jelyjeara_ . . . Tahu tidak jatuh cinta yang paling sulit? Yaitu, ketika kamu jatuh cinta pada sahabatmu sendiri. ----- Katanya cinta dalam diam adalah jatuh cinta yang paling indah. Memang benar. Namun, jatuh cinta...