37. Kambuh di depan Ara

25.8K 1.1K 77
                                    

Arana PoV

Hari yang sangat melelahkan. Belum lagi ada tugas kelompok yang harus aku kerjakan. Aku tidak memutuskan untuk langsung ke rumah Rendy, karena ada beberapa barang untuk tugas tersebut yang tertinggal di kamar. Jadi, aku harus pulang terlebih dahulu.

"Ck. Ada mobil Alex," jujur saja, aku masih kesal sejak kemarin sore.

Tidk ada orang satupun di rumah. Sudah dapat aku pastikan, jika Alex tidak ada di bawah, maka ia akan berada di kamarku. Tidak sopan. Pemiliknya lagi gak ada, maen masuk aja.

Ceklek.

"Kamu suka?"

Aku mengedarkan pandanganku. "Ini sengaja kamu rubah?"

Alex mengangguk dengan pasti. "Tadi pagi aku minta seseorang buat ganti tema kamar kamu."

Aku tersenyum lebar dan melempar tas ku ke sembarang arah.

"Woah, makasih loh... Cantik kamarnya, tapi kok jadi ada foto kamu? Mana segede baligho pemilu lagi..."

Alex melempariku dengan bantal sofa. "Mulutnya, lebay. Orang ukuran F4 itu kecil, baligho otakmu..."

"Hahaha, bercanda ya ampun. Gitu aja ngambek. Tapi makasih loh, Aaah... Bonekanya di kasih juga, itu pulpen aku juga? Lucunya... BT21 semua..."

"Kayak anak kecil. Pas nikah sama aku, masih mau ngumpulin yang ginian juga?"

"Enggaklah." Jawabku seraya mengambil pakaian dari dalam lemari. "Sempit dong, Lex. Lagian aku gak koleksi, ini juga gak banyak. Wallpaper kamarnya aja kan yang kamu ganti, jadi ada cookynya..."

Alex tersenyum begitu saja. "Jadi pengen cepet sempit-sempitan sama kamu."

"Hey, mesum yah kamu."

"Katanya jam 4 mau kerja kelompok, ini udah setengah empat. Cepet siap-siap..."

Aku menatapnya penuh curiga. Ada apa ini? Tumben sekali.

"Cepet, malah melotot." Ucapnya. Aku tersadar dan langsung pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Setelah aku bersiap-siap, ternyata Alex sudah tidak ada di kamarku. Aku pun keluar untuk memastikan, apakah Alex sudah pulang atau belum.

"Lex!" Panggilku.

"Ya!" Sahutnya.

Aku mulai menuruni anak tangga. Ternyata Alex sedang mengobrol dengan Ibuku yang baru saja pulang membeli keperluan dapur.

"Mah, aku pamit kerja kelompok dulu yah... Lex, aku pam--"

"Ayo, berangkat..."

"Hah? Tunggu. Kamu? Nganterin aku? Kirain masih gak ngizinin."

"Cantiknya tunangan aku. Aku ikut kamu, sampe selesai kerja kelompoknya." Aku terdiam tak percaya.

Aku menatap Ibuku dengan harapan akan memberikan sebuah pertolongan.

"Mah, Alexnya ih! Ngerakeun... Gak mau ah, atuh Mamah maeunya ikut sok panan malu..." Ucapku.

"Gak pa-pa, biar bisa jagain kamu juga..." Ucap Ibuku dengan entengnya.

Alex tersenyum bangga menatap ke arahku. "Ayo, pergi sekarang?"

"Gak mau. Sana pulang. Aku bisa pergi sendiri." Tolakku.

"Aku ikut atau kamu yang gak ikut?"

"Saking gak percayanya kamu ke aku, sampe harus di ikutin kayak gini." Ucapku lirih, sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Alexio Derald (POSSESIVE BOYFRIEND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang