15. Gara Gara Bangtan

31.1K 1.4K 46
                                    

Lihatlah akhlak dari segi perbuatan bukan penampilan.

***

"Udah ya maaf maafanya?" tanya Ara malas, "jangan harap dengan maaf kamu dan ciuman kamu itu bisa buat sakit hati aku ilang gitu aja, kamu boleh pulang." sambung Ara sambil berbalik memunggungi Alex.

"Aku udah berusaha bikin kamu nger--"

"Dan aku udah ngertiin kamu Lex, kurang apa lagi?" tanya Ara jengah.

"Cuma gara-gara foto orang yang belum tentu tau kamu ada di dunia ini atau nggak, kamu sampe marah kayak gini?" ucap Alex dengan tersenyum miris.

DEGH...

Ucapanya berhasil membuat Ara sakit hati.

"Aku tau, tapi setidaknya Idola aku enggak pernah bikin aku sakit hati." timpal Ara berusaha tegar.

Alex terdiam dan menatapku dengan tatapan yang, mengejek.

"Aku gak bakalan nyakitin kamu kalo kamu mau dengerin ucapan aku!" ucap Alex tegas.

"Terus kamu kapan mau ngertiin aku? Heuh? Gue cape jelasin ini-itu." timpal Ara yang benar-benar lelah selalu menjadi sisi yang salah.

"Jelasin hal sepele aja udah cape? Tapi begadang nungguin idola yang gak mutu gak pernah cape, ITU HAL TERBODOH YANG PERNAH aku denger!" ujar Alex yang benar-benar membuat Ara sakit hati, bukan tentang dirinya namun tentang 'idola yang gak mutu'.

"Aku tau, aku tau kalau aku bodoh. Kamu gak perlu memperjelas itu. Kamu harus tau, mereka mungkin gak tau aku hidup atau enggak. Tapi mereka jauh lebih baik daripada kamu, mereka bisa menghargai penggemarnya, mereka selalu menyebutkan fandom mereka di manapun." jelas Ara dengan air mata yang yang sudah menumpuk di pelupuk mata.

"Maksud kamu apa?" tanya Alex.

"Kamu tau apa maksud aku."

"Sejak kapan aku gak ngehargain kamu?" Tanya Alex yang mulai geram dengan tingkah Ara.

"Sejak kamu ketemu sama sahabat kamu!" jawab Ara.

"Terserah kamu Ra, aku cape ngomong sama kamu, gak pernah mau ngerti." putus Alex lelah dan berlalu meninggalkan Ara, namun saat ia hendak membuka pintu keluar kamar, "Dan ya, kamu urusin idola kamu!" lanjut Alex.

"Kita putus." gumam Ara pelan, namun masih bisa di dengar Alex.

"Gak akan pernah," tegas Alex yang berlalu pergi meninggalkan Ara.

Hikss... hikss...

"Kenapa nangis?"

"Ng... Enggak pa-pa Kak!" jawab Ara pada Shahil.

"Ck... kebiasaan deh kenapa? Ceritain ke Kakak." bujuk Shahil.

Tiba-tiba saja Ara memeluknya, dengan sigap Shahil membalasnya dan mengusap punggung adiknya yang tengah terisak.

"Hikss... Alex jah...hat Kak Sha, ia jahat." Racau Ara di sela tangisnya.

"Jahat gimana sih?" tanya Sha bingung.

Ara mengusap air matanya. "Dia bilang, kalau... Kalau BTS itu idola yang gak bermutu. Kalau Alex pacar aku, harusnya dia bisa menghargai apa yang aku suka dong, bukannya malah di bikin down."

"Yaelaah gue kira diapain nih anak, gitu doang ternyata." Gumam Shahil dalam hati.

"Kak, kok diem sih." Kesal Ara.

"Gini dek, masa cuma gara-gara itu kamu sama Alex berantem, gak etis banget!" ujar Shahil yang langsung mendapat tatapan tidak suka dari Ara.

"Kakak gak tau aja gimana rasanya punya motivator. Kalau gak ada Bangtan, aku udah gak bisa bergerak maju. Aku mungkin udah nyerah sama masa lalu aku, mungkin aku gak akan jadian sama Alex bahkan mungkin aku bakalan terus nungguin masa lalu aku yang belum tentu nepatin janjinya buat kembali." Ucap Ara menjelaskan semuanya.

Ara memperbaiku posisinya. "They shown me, i have a million reasons to loving myself."

"Kok jadi marah marah sama kakak sih? Udah jangan marahan terus sama Alex cape loh!" ujar Shahil.

"Ara juga cape makanya Ara minta putus!"

"APA? PUTUS? Hahaha... garing mampus tuh lawakan!" seketika tawa Shahil pecah.

"Kenapa sih?" tanya Ara bingung.

"Percuma minta putus, gak bakalan diturutin," jawab Shahil.

"Terserah yang pasti Ara lagi gak mau ketemu sama dia! Tiiitik!" ucap Ara yang berbaring di tempat tidurnya.

***

"Araaaa! Sayang bangun udah jam 3 loh, kebiasaan deh kalo tidur kayak orang mati!" teriak Riana yang dengan susah payah membangunkan putri tidurnya.

"Ampun deh omonganya,doain anaknya mati? Iya?" kesal Ara sembari bangun dari tidurnya.

"Serah kamu deh, Mamah mau jemput Ayah kamu di bandara mau ikut gak?" ujar Riana.

"Nggak deh Ara tunggu di rumah aja ya,"

"Ya udah Mamah sama Sha pergi yah, dah!" pamit Riana dengan mencium kening Ara.

Disisi lain...

"Ya ampun aarrgghh... Kamu kemana Ra? Aku telphone gak kamu angkat. WA, DM, BBM, Line semuanya gak ada yang kamu baca..." ucap seorang pria frustasi, ya Alex lah orangnya.

To: My Mine

Yang kamu masih marah?

Tak ada balasan

To: My Mine

Ra jawab dong sayaang...
maaf...

Sedangkan orang yang ia nantikan.

"Kyaaa! Gila, notif apaan nih banyak banget, bisa bisa error nih HP!" kaget Ara saat melihat banyak sekali notif di layar ponselnya.

Saat ia membuka HP-nya.

"Kalo gue tau pemberitahuan ini dari dia gak bakalan gue buka!" gumamnya.

Namun karena sudah terlanjur Ara pun melanjutkan melihat lihat notif pesanya.

Saat sedang membaca isi pesan Alex, HP-nya berbunyi kembali menandakan ada pesan baru. Ternyata dari Alex lagi.

From: My Possesif

Jawab dong yaang, jangan dibaca doang.

To: My Possesif

Heem.

From: My Possesif

Maaf yah...

Read

From: My Possesif

Aku janji sama kamu, aku gak akan ikut campur tentang idola kamu, tapi aku mohon maafin aku...

Read

From: My Possesif

Yaang, okay aku bolehin kamu buat nyimpen foto idola kamu...

Read

From: My Possesif

Dan aku bakalan nurutin semua, yang kamu mau.

To: My Possesif

Okay kamu harus jauhin Keyla.

From: My Possesif

Kecuali itu sayang.

To: My Possesif

Okay, kamu cukup jaga jarak, sama Keyla dan aku akan maafin kamu.

From: My Possesif

Akan ku kabulkan, ciee yang mulai possesif nih, yeaay alhamdulillah akhirnya kamu mau maafin aku.

To: My Possesif

Aku gak possesif yah, cuma gak suka aja.

"Alex kunyuk ngapain gue possesif gue itu cuma gak setuju lo sama keyla karena dia gak baik buat lo, coba kalo yang deketin bukan Keyla, seneng tingkat dewa gue," gumam Ara dalam hati.

Alexio Derald (POSSESIVE BOYFRIEND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang