Riddle #23

1.3K 86 6
                                    

Seorang detektif bernama Yusuke memasuki ruang TKP. Hari senin selalu menjadi hari yang sibuk, bukan hanya untuk pekerja kantoran. Detektif juga begitu. Jika bukan karena secangkir kopi yang menyegarkan pagi tadi, ia pasti sudah sangat mengantuk. Bayangkan saja, ia harus mencari pelaku pembunuhan seorang wanita di kamar apartemennya. Kejadiannya baru kemarin, berdasarkan hasil forensik. Yusuke mengeluh. Jika hal seperti ini saja tidak bisa diatasi, harusnya gajinya ditinggikan. Ia kan ingin membeli mobil baru. Ah, sudahlah. Kembali ke topik. Wanita itu mati biasa saja. Pisau menancap di jantung, dengan tangan biru seperti habis dicengkeram dengan kuat. Yusuke melihat daftar tersangka yang sudah disiapkan oleh polisi lengkap dengan alibinya. Tidak sama 1 menit, ia mengembalikan daftarnya dengan satu nama diceklis. Pembunuhnya tidak mudah mencari alibi.

A. Aoi, perempuan 23 tahun. "Kemarin aku sedang pergi ke toko bunga, ia kuajak tapi dia tidak mau. Yasudah, aku pergi sendiri. Oh! Di jalan aku bertemu mantan pacarnya, Natsu dengan seorang wanita. Aku tidak tahu siapa."
B. Natsu, laki-laki 25 tahun. "Kemarin aku mencoba menelponnya, ia janji membantuku untuk mengajak Sakura kencan. Tapi ia tidak menjawab. Huh, kencanku jadi gagal."
C. Sakura, perempuan 21 tahun. "Sebenarnya kemarin aku ada jam kuliah. Tetapi Natsu mengajakku kencan, yasudah aku ikut. Kami mencoba mengajaknya, tapi tidak ada yang menjawab."
D. Sora, perempuan 38 tahun. "Aku tinggal di apartemen sebelahnya. Kemarin aku pergi mengunjungi saudara di Kyoto, jadi aku tidak tahu apa-apa. Tolong, aku tidak nyaman dengan interogasi seperti ini."
E. Haru, laki-laki 43 tahun. "Aku memang managernya. Tetapi dia tidak kuberi jatah lembur kemarin, karena memang tidak ada yang kuberikan. Apa? Baguslah kalau ia mati, kerjaannya juga tidak pernah bagus. Lemburnya pun tidak memberikan hasil banyak. Kalau ia tidak mati, sebenarnya ingin kupecat ia."

50 Shades of RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang