6. Sang Penolong (Part 1)

3.4K 251 98
                                    

"Kau boleh menjadikannya pelacur pribadimu, juga menumbalkannya pada dendam yang tak seharusnya kau miliki. Tetapi satu hal yang tidak akan pernah kau sangka, bahwa dendam dan semua perbuatan tercelamu itu, akan berbuah ketergantungan tak berkesudahan.

Gadis yang kau pandang rendah dan permainkan baik fisik maupun mental, kelak akan menjadi sosok terpenting hingga membuatmu nekad menghalalkan berbagai cara.

Mendapat karma, mungkin itulah yang disebut orang sebagai hukum timbal balik dari semua perbuatan laknatmu padanya.

Segala kejahatan yang sudah maupun akan kau lakukan, suatu saat bakal berefek buruk pada hati dan perasaanmu.

Kau, akan jatuh cinta padanya, pada Hinata si manis berkekurangan."

By U.S

.

.

.

.

.

Naruto mengacak seisi dapur, mencari benda yang ia butuhkan. Membuka satu persatu laci lemari, tak terkecuali lemari es yang berada di sisi pintu masuk dapur. Dan memang, harapan Naruto terpenuhi. Tali rafia berwarna merah, beberapa batang lilin, juga setoples selai nenas berhasil ia temukan.

"Dapat!"

Bibir merah kecoklatan miliknya kontan merekah membentuk sebuah seringai serigala. Dengan gerakan luwes cukup tergesa, Naruto membawa hasil temuannya menuju kamar pribadi Hinata.

"Maaf membuatmu menung ... gu ...."

Senyum yang sejak tadi menghias sudut bibir Naruto, perlahan memudar ketika Hinata tidak terlihat entitasnya.

"Hinata?"

Gelisah perlahan Naruto rasakan, kala gadis yang ia anggap sebagai boneka seks pribadi, telah berhasil menyelamatkan diri dari genggamannya.

Dihempaskan benda-benda yang berada di pelukannya, Naruto bergerak cepat menyisir seisi kamar dan ruang lainnya. Sayang, semua berbuah kesia-siaan.

"HINATA!?"

Kesabaran Naruto tampaknya habis dikikis emosi. Ia berteriak frustasi, nyaris kalap untuk menghancurkan perabotan. Kurang lebih setengah jam ia berkeliling rumah, namun nihil hasil yang diperoleh.

"Aarghh!! Dimana kau, gadis sialan!?"

Mencengkram surai blonde-nya kuat, Naruto mulai menebak-nebak tempat yang mungkin menjadi lokasi persembunyian Hinata.

"Ruang tamu, dapur, ruang makan, kamar mandi, gudang, lemari, kolong tempat tidur, oven, ruang tamu, loteng ... loteng?" Naruto mendadak bungkam begitu menyebut kata loteng.

Ya, loteng. Hanya ruangan itu yang belum sempat dikunjunginya.

Tapi dimana tangga yang biasa dipakai untuk naik ke atas loteng? Pikir Naruto sembari memakai celana.

Dirinya baru dua hari tinggal kediaman Hyuuga, masih awam, dan belum terlalu hafal pintu-pintu rahasia yang tersedia. Butuh beberapa hari lagi untuknya menghafal denah rumah. Hyuuga Hiashi yang mencintai artistik, sengaja membangun rumahnya seperti terowongan berliku.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang