Part 2

382 30 1
                                    

"Yak, kau tidak minta maaf atau menolongku gitu?." Teriak Jongin pada lelaki itu. Tetapi hanya lirikan dan muka datar yang tampil sebagai jawaban atas pertanyaan Jongin. Pria tersebut melanjutkan jalannya.
"Dasar muka triplek tapi sangat tampan."
~~~

Jongin POV

"Nini kau kenapa? Nini... Nini... KIM JONGINNN." Aku tersadar dari lamunanku setelah mendengar suara kyung eonni.

"Eonnie ngapain teriak-teriak sih aku dengar." Ucapku sambil mempoutkan bibirku.

"Kau yang kenapa melamun Niniku sayang? Kau mengagumi pria tadi?"

"Ahh tidak mungkin eonnie pria tadi memang tampan tapi sayang mukanya datar, pucat, dingin dan tidak bertanggung jawab. Aku jatuh dia tak menolongku sangat menyebalkan." Aku memang tidak menyukai pria berwajah datar dan pucat hal itu mengingatkanku akan kejadian lalu, walaupun aku sudah melupakan wajahnya tapi aku masih sangat ingat pria itu menampilkan wajah yang datar dan sangat pucat.

"Tapi dari tingkah lakumu kau terlihat tertarik dengannya. Tak apa Jongin kau menyukainya, kau lupakan kejadian masa lalu mungkin memang itu merupakan jalan takdir yang harus kau jalani." Aku hanya terdiam sampai saat ini aku masih belum melupakan kejadian itu, kejadian yang merubah hidupku.

"Eonnie tadi kan kita mau makan, kajja aku sudah sangat lapar." Aku segera bergegas masuk kedai sebelum eonnie membicarakan kejadian itu lagi.
"Kau harus mengetahui kenyataan yang sebenarnya Nini." Lirih Kyungsoo.

Author POV

Mereka menikmati ramen dengan keheningan. Jongin memakan ramen dihadapannya dengan lahap seperti orang yang tidak makan berhari-hari. Sudah mangkuk ke-2 yang ada dihadapannya.

"Yak kau seperti tidak makan berhari-hari saja." Kyungsoo sudah merasa kenyang hanya dengan melihat Jongin makan.

"Tadi pagi aku tak sempat makan karena terlambat bangun anggap saja ini makan pagi dan siang. Lagipula aku tak akan gemuk dan yang paling penting ramen ini gratis." Jongin tersenyum dengan polosnya.

"iya aku tahu tubuhmu tak akan gemuk dan aku tak bisa sepertimu." Kyungsoo mendengus sebal.
"Bukan aku yang berkata seperti itu." Timpal Jongin.

"Oh iya Nini kau benar-benar tidak mau pulang ke rumah? Eomma dan appa sangat merindukanmu. Jika kau pulang kau tidak mungkin telat karena ada yang membangunkanmu, memasakkanmu makanan, dan kau tak perlu kerja. Pulanglah eonnie mohon." Mata Kyungsoo memancarkan permohonan yang sangat.

"Besok aku off, bilang ke eomma dan appa besok aku akan pulang setelah kuliah." Jongin memasukkan hpnya kedalam tas.
"Eonnie aku pergi yah nanti telat lagi ke cafenya, gomawo eonnie." Jongin segera keluar dari kedai.

Kyungsoo menghela nafas dan menghubungi seseorang.
"Oppa kau dimana?"
"....."
"Aku di kedai ramen seberang kampus. Dia baru saja berangkat ke cafe."
"....."
"Baiklah aku tunggu."

HEAVEN CAFE

"Kau sudah datang Jongin-ah cepat ganti bajumu. Cafe sedang ramai, Minho hari ini tidak datang kita kekurangan orang." Kata Minseok sambil membuat kopi.

"Memang ada apa dengan Minho oppa eonnie? Kok oppa tak memberitahuku sih." Decak Jongin.

"Tadi dia meneleponku katanya dia ada urusan penting. Hei kau bukan yeojachingunya kenapa kau harus tahu. Kau akan ku laporkan ke Taemin nanti bahwa kau selalu mencari-cari Minho. Aish Jongin cepatlah berganti pakaian, bertanya nya nanti saja." Minseok meninggalkan Jongin karena mengantarkan makanan dan minuman ke ruangan pemilik cafe.

"Aku hanya bertanya malah kena omel." Jongin segera ke loker untuk berganti pakaian.
Jongin sudah mulai melayani pelanggan di depan mesin. Hari ini memang cafe cukup ramai apalagi hari ini kekurangan satu tenaga.

"Huft... baru datang sudah merasa capek. Bagaimana eonni yang sudah dari tadi." Jongin terus menghela nafas karena dirinya sudah merasa capek. Tiba-tiba terdengar suara kekaguman di cafe tersebut. Seorang pria tampan memasuki cafe dengan gaya dominannya."
Jongin juga terpana seperti pelanggan di cafe tapi hanya sebentar dia segera menyadari tingkahnya.

"Nona aku pesan americano."
"Ahhh suaranya sangat merdu, tuhan kenapa wajahnya harus pucat dan datar. Dia mengingatkanku dengan pembunuh itu." Batin Jongin.

"... Nona... Nona apakah kau mendengarku?"
"Ahhh iya." Jongin segera membuatkan pesanan pria itu. "Jadi 3200 won." Jongin memberikan pesanan dan menerima kartu dari pria itu. "Khamsahamnida." Lanjutnya mengembalikan kartu ditangannya.

Pria itu langsung berbalik dan melangkah menuju keluar. "Hei, albino kenapa tak memberi tahu kau akan kesini." Ucap seorang pria keluar dari ruangannya. "Aku hanya ingin meminum americano hyung." Jawab pria albino itu.

"Sepupumu ada di ruanganku lebih baik sekarang kita berkumpul di ruanganku."

"Luhan hyung dia di Korea?"
"Iya dia baru tiba tadi pagi bersam Kris dan Tao. Ayo kita ke ruanganku kalau kau ingin bertanya tanya saja langsung pada orangnya." "Minseok bawakan red velvet dan cheese cake." Lanjutnya dan mereka berdua langsung menuju ruangan yang bertuliskan CEO Kim Junmyeon.

JONGIN POV

"Dia teman sajangnim pantas saja terlihat berkelas." Gumamku.

"Kau kenal dengannya Jongin? Dari tadi kau melihatnya terus."

"Aniya, tapi tadi aku bertabrakan dengannya di depan kampus." Aku menceritakan kejadian tadi.

"Ahhh jadi kau tertarik padanya, dekatilah dia Jongin kau tidak akan kesusahan."

"Aishh... eonnie aku tidak matrialistis yah. Sudah ahh kita lanjut kerja lagi nanti kita kena marah manajer im.

(Biarkan mereka melanjutkan pekerjaannya, kita lihat para pria berkumpul)

Pintu ruangan terbuka yang langsung disambut suara kesal "Suho kau lama sekali katanya hanya meminta baozinya luhan mengantarkan kue." Gerutu Kris.

"Jangan panggil dia baozi hanya aku yang boleh memanggilnya begitu." Kesal Luhan.

"Aku bertemu anak kecil ini. Yang datang kesini berpura-pura membeli americano padahal melihatnya." Jawab Suho.

"Sehun kebetulan sekali kau disini ada yang ingin kami bicarakan."

"Tentang apa Kris hyung sampai kalian mendadak ke Korea." Sehun penasaran.

"Bajingan itu sudah lebih dulu mendekati Jongin dan dari kabar yang aku terima dia selalu ada di sekitarnya tapi aku belum tau dia siapa." Ucap Luhan.

"Jadi aku sudah tertinggal 1 langkah dengannya." Sehun mengucapkannya dengan datar.

"Kau harus mendekatinya Sehun agar kau bisa melindunginya. Aku hanya bisa melindunginya saat ia berada di cafe dan Baekhyun hanya sesekali menjaga Jongin. Kami akan membantumu jika ingin mendekatinya." Saran Suho.

"Kita setuju dengan Suho kau tidak mau kan kejadian dulu terulang lagi dan yang menjadi korbannya baby bear mu itu kan." Ucap Luhan sambil menatap Sehun yang sedang berfikir.

"Baiklah aku akan mendekatinya dan selalu berada di dekatnya. Karena sekarangpun aku sudah muncul dihadapannya."

"Kami akan selalu membantumu sehun." Suport Kris.
"Gomawo hyungdeul."
~~~~

"Ahh ternyata dia mulai keluar dari persembunyiannya. Permainan akan semakin menarik"

Kayaknya ceritanya ga jelas ya. Nulis di waktu senggang sebelum ngambil revisian skripsi di dosen. Sepertinya saya akan hiatus tapi kalo ada waktu saya nyuri-nyuri waktu buat lanjutinnya. Tolong vote dan coment biar tau apa yang kurang dari ff ini. Terima kasih udah mau baca ^.^

My love little bearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang