prolog

204 36 12
                                    

Malam ini, hujan turun kembali di kota Seoul. Seperti malam-malam sebelumnya. Cukup menyenangkan dapat melihat airnya menetes. Tidak terlalu deras benar, hanya gerimis.

Suara gemercik air dapat terdengar jelas olehnya. Orang-orang di sekitarnya hanya berlalu lalang dengan payung yang tengah digenggam. Lain halnya dengan gadis tersebut, ia hanya mengunakan sebuah hoodie berwarna abu-abu dan rok pendek putih yang dihiasi rempel bawah pinggang, tak lupa juga dengan kaos kaki semata kakinya dan sepatu sneakers.

Hawa dingin rupanya tidak dapat menggoda dirinya yang tengah sedikit kebasahan akibat tidak menggunakan payung.

Gadis itu dengan santai melewati kerumunan orang-orang. Matanya tertuju pada tali sepatunya yang terlepas, tanpa menunggu lama ia segera benjongkok untuk mengikatnya. Setelah selesai, dia kembali berdiri dan bergegas untuk melanjutkan perjalannannya menuju suatu tempat.

Tanpa disadari, seorang lelaki gemuk yang tengah terburu-buru menabraknya dan membuat gadis tersebut terjatuh. Kata 'maaf' yang ia harapkan rupanya tidak dapat tersampaikan.

Lelaki tersebut dengan acuhnya kembali menjalankan kegiatannya dengan berjalan cukup cepat melewati kerumunan.

Lutut gadis itu sedikit lecet dan terlihat agak memar karena berbenturan dengan trotoar. Luka tersebut tentu menimbulkan rasa perih. Sedikit darah terlihat menghiasi luka pada lututnya.

"aish." Upatnya.

Sesekali ia meringis kesakitan dan mencoba meniup-niup lukanya, berupaya bahwa luka tersebut akan segera mengering.

Sampai saat ini, dirinya masih belum berdiri. Dia memohon dalam hati agar seseorang dapat membantunya untuk segera berdiri. Tetapi itu sia-sia saja. Karena semua orang disini mempunyai keperluan yang harus segera diselesaikan. Mungkin.

Hingga tiba-tiba, seseorang dengan sigap mengulurkan tangan kanannya pada gadis itu. Berusaha membantunya untuk segera berdiri. Akhirnya permohonan dia telah terkabul.

Awalnya, gadis itu mendongkakkan kepalanya terlebih dahulu untuk melihat siapakah orang orang yang tengah menyodorkan tangannya.

Ternyata dia tidak mengenalinya, mungkin karena lelaki itu sedang mengenakan masker hitam sehingga hidung dan mulutnya tidak dapat terlihat, hanya matanya saja.

Dari sorot matanya, lelaki tersebut terlihat cukup khawatir pada gadis terebut. Tetapi saat ini matanya sedikit menyipit. Gadis itu dapat menyimpulkan bahwa lelaki tersebut sedang tersenyum ke arahnya.

Gadis itu melihat lelaki tersebut dari bawah sampai atas. Tubuh lelaki itu terlihat sedikit kurus. Dia menggunakan sepatu converse berwarna hitam, mengenakan celana jeans dengan warna senada dan memakai hoodie berwarna navy. Tudung kepala yang terdapat di hoodie tersebut pun dikenakan di kepalanya. Mungkin untuk mengurangi suhu dingin.

Setelahnya, gadis tersebut segera meraih tangan lelaki itu, menerima bantuan yang ditawarkan dan segera berdiri. Keduanya terlihat sedikit canggung. Lalu, gadis tersebut membongkokkan tubuhnya beberapa kali.

"k-khamsamnida." ujarnya terbata sambil tersenyum sekilas tanpa melihat kea rah mata lelaki tersebut. Sepertiya, ia terlalu malu. (Terimakasih.)

"gwenchanayo?" tanyannya. Dari suaranya, semua orang dapat menebak bahwa lelaki tersebut juga agak sedikit gugup seperti gadis itu. Mungkin jika seorang gadis bertemu dengan seorang lelaki akan timbul moment canggung seperti ini. (Apakah kau baik-baik saja?)

"ah.. ne, aku tidak apa-apa." Jawabnya.

Hening, keadaan saat itu. Keduanya berpacu pada pikiran masing-masing. Hingga sesaat kemudian terdengan suara hembusan napas dari lelaki terebut.
"syukurlah.. kalau begitu. Aku harus segera pergi, ada suatu urusan yang harus segera ku selesaikan."

Lelaki tersebut mengatakannya dengan cepat dan dari gelagatnya, ia terlihat sedikit terburu-buru. Lelaki tersebut segera menembus kerumunan, dan menghilang.

Gadis itu membeku, menatap kepergian sang lelaki 'mysterious' yang belum ia ketahui namanya. Dia terlihat berpikir sebentar dan kemudian ia menyadari satu hal. 'matanya cukup familiar, dan rambut coklatnya yang halus. Aku pikir aku mengenalinnya.' Batinnya.

Saat sedang asyik dengan lamunnannya, tiba-tiba seseorang mengagetkan gadis tersebut dan memukul bahunya dengan pelan "ya! Hankyung-ah, dari mana saja kau? Aku sudah menunggumu dari tadi. Kenapa lama sekali?"
(Hey!)

tbc
Oke, ini first part nya dan aku butuh dukungan dari kalian buat lanjut.
So, vomment ya!^^

YOU; bae jinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang