'apakah harus sesulit ini untuk mencintaimu jinyoung-ah.'
Setelah pulang dari perpustakaan, Eunbi dan Sooyoung segera pulang ke rumahnya masing-masing. Lain halnya dengan Hankyung yang masih duduk terdiam di halte. Karena sebelumnya, Hankyung harus menyelesaikan keperluannya terlebih dahulu. Membeli persediaan makanan untuk di apartemen lebih tepatnya.
Ponsel yang berada dalam saku hoodie nya
bergetar, menandakan seseorang sedang berusaha menghubunginya. Sesegera mungkin Hankyung meraih ponselnya.Nama seseorang yang selama ini ia rindukan tertera dalam layar.
'taehyungie oppa'
Senyuman terpancarkan dalam wajahnya, tanpa menunggu lama Hankyung segera mengangkat panggilan tersebut.
"yeoboseyo?" sapanya semangat. (hallo?)
"oppa, darimana saja kau 2 hari ini? Kenapa baru menghubungiku? Apakah kau tidak tahu aku sedang khawatir akhir-akhir ini? Meskipun banyak orang disekelilingmu yang akan menjagamu tetap saja sebagai adik aku akan merasa khawatir, kau tahu? " ucap Hankyung panjang lebar tanpa memberi celah pada lawan bicara untuk menjawab semua pertanyaannya.
Terdengar suara tawa disebrang sana. Sudah pasti Taehyung sangat gemas dengan adiknya yang satu ini.
"aigooo.. jinja. Adikku yang satu ini memang cerewet. Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir." Ucapnya menenangkan. (Sungguh.)
"..hmm, ne oppa. Terserah kau saja." Hankyung mengalah. "kalau begitu.. apakah kau sedang sibuk?"
"besok aku mempunyai freetime.." jawab Taehyung santai.
"assa! Kalau begitu temui aku besok di apartemen secepatnya. Oke? Aku akan menunggumu. Bye!" ucapnya tanpa spasi. (asik!)
"baik-"
Sambungan diputuskan secara sepihak oleh Hankyung. Senyum yang semenjak awal terpampang di wajahnya belum pudar sampai detik ini. Hankyung kembali bersemangat. Setelah sekian lama tidak bertemu dengan kakak kandungnya itu akibat disibukan dengan jadwal konser Wings Tour ke berbagai negara, akhirnya besok Hankyung bisa bertemu dengan kakak kesayangannya.
"huh, awas saja jika dia tidak datang." Dirinya bermonolog.
Matanya kembali menelusuri jalanan yang hampir sepi, menerawang jauh dan berharap bus akan segera tiba secepatnya.
Sudah beberapa bus yang mampir di halte yang ia tempati tetapi tujuan bus tersebut sama sekali tidak ada yang menuju ke arah apartemennya.
Hankyung memang sudah terbiasa mandiri tanpa orangtuanya. Dia tinggal sendirian di apartemen dan kadang sesekali dikunjungi kakaknya jika mempunyai waktu luang. Sedangkan orang tuanya tinggal di Daegu.
Hankyung mengangkat tangan kirinya, kepalanya tertunduk untuk melihat jam tangan yang melingkar pada tangan mungilnya.
"uh, jinjayo? Sudah jam setengah 11. Aku harus segera pulang." (sungguh?)
Dirinya menguap beberapa kali karena mengantuk.
Kebiasaan Hankyung adalah, jika sedang bosan ia akan segera mengeluarkan ponselnya dan mendengarkan beberapa lagu. Dan memang benar, saat ini dia akan melakukan hal tersebut.
Kali ini, bukan lagu milik produce yang ia putar. Melainkan lagu milik boygroup kakaknya sendiri.
Stigma - BTS
Saking terbawa oleh suasana, Hankyung bernyanyi dengan suara pelan dan mengetuk-ngetukan jarinya kepada ponsel yang tengah digenggam. Matanya tertutup mencoba untuk lebih menghayati isi lagu tersebut.
Saat Hankyung sudah hampir tertidur di halte, dirinya dikagetkan karena merasa ada seseorang yang baru saja duduk disebelahnya.
Hankyung mencoba mengabaikannya. Tetapi saat orang tersebut bersin, Hankyung dengan refleks membuka matanya dan menengok ke arah sumber suara.
Bisa Hankyung tebak bahwa seseorang yang baru saja bersin adalah seorang laki-laki.
Ayolah, kalian pasti bisa menebak dan membedakan suara bersin wanita dan laki-laki.
Hankyung menghela napasnya. "cuaca memang sedang dingin, beberapa orang mungkin akan terkena flu. Layaknya kau."
Katanya tiba-tiba.Hankyung kaget, kata-kata itu keluar dari mulutnya begitu saja secara spontan.
'ya, hankyung-ah! Kenapa kau berkata seperti itu kepada orang yang tidak kau kenal? Aku yakin aku akan dianggap tidak sopan. Ottoke..' sesalnya dalam hati. (bagaimana ini.)
Di halte ini, hanya ada Hankyung dan laki-laki tersebut. Merasa diajak berbicara oleh Hankyung, laki-laki itu menoleh. Sebagian wajahnya tertutup oleh masker hitam.
'Tunggu, lelaki tersebut menggunakan hoodie berwarna navy. Apakah itu adalah seseorang yang menolongku saat tadi?' batin Hankyung.
"ne, kau benar." Lelaki tersebut tertawa sedikit, eyesmile nya terlihat begitu saja. (ya.)
Melihat laki-laki tersebut tersenyum, Hankyung tidak lagi menyalahkan dirinya atas apa yang sudah ia lakukan. Tanpa berpikir panjang, Ia melanjutkan obrolan dengan laki-laki misterius itu.
"kau menggunakan masker seperti idol yang menutupi identitasnya saja hahaha." Tawanya renyah.
Mata laki-laki itu menelaah dalam-dalam wajah Hankyung. Hankyung yang menyadarinya langsung terlihat salah tingkah. Bola mata lelaki itu bergerak-gerak seperti sedang memikirkan sesuatu.
"eh, apakah kau gadis yang terjatuh tadi?" alisnya berkerut.
"uh? Kau mengingatku? Apakah kau juga yang menolongku tadi?" Tanya Hankyung penasaran.
"kurasa begitu." Jawabnya, kepalanya mengangguk-angguk. "mengapa kau bisa terjatuh seperti tadi?"
Perbincangan antara keduanya menjadi memanjang.
"seseorang menabraku, dan pergi begitu saja." Hankyung tersenyum.
"apakah kau terluka?"
Hankyung terlihat sedikit gugup ketika berbicara dengannya. Sedangkan laki-laki tersebut lebih santai dan selalu menatap ke arah mata Hankyung.
"ne, gwenchanayo, hanya lecet dan sedikit memar. terimakasih lagi atas bantuanmu tadi." (tidak apa-apa.)
"lain kali berhati-hatilah, geurigo.." ucap lelaki tersebut disusul dengan helaan napas. Dia terlihat seperti menggantungkan kata-katanya. Wajah nya yang sedari tadi berhadapan dengan Hankyung kini beralih pada jalanan. (dan.)
Hening. Tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Hankyung dengan terpaksa harus menahan rasa penasaran dengan apa yang akan diucapkan oleh lelaki itu.
"ngomong-ngomong, aku belum mengenalmu sebelumnya. Siapa namamu?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. Tangan kanannya ia sodorkan.
"ah.. aku Han Kyung. Kau?" Hankyung bertanya balik sambil menjabat tangan lelaki itu.
"kenalkan, aku Bae Jinyoung." Katanya sembari membuka masker hitam yang selama ini menutupi wajahnya. Disertai dengan senyuman khas milikya.
Mulut Hankyung sedikit terbuka, tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Seketika tubuhnya melemas. Lain halnya dengan debaran detak jantungnya yang kini bertambah lebih cepat.
Apakah ini nyata?
tbc
Jangan lupa untuk vomment yap❤
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU; bae jinyoung
FanfictionBagaimana jadinya ketika seorang fans bertemu dengan idolanya?