PROLOG

243 67 92
                                    

Perempuan itu terduduk di taman dekat rumahnya. Sebenarnya dia tidak menyukai taman, karena disana banyak sekali orang yang sedang pacaran. Sedangkan dirinya berstatus jomblo, tepatnya jomblo karatan.

Ya perempuan itu sudah 3 tahun jomblo, dia bukan tidak laku tetapi dia orang yang pemilih. Itu kata-kata yang tepat untuk menutupi status kejombloannya.
Dia juga bukan penyuka sesama jenis, hilangkan pikiran itu dari kalian.

Banyak lelaki yang mendekati dirinya, tetapi ia selalu tidak mempedulikannya karena semua lelaki yang mendekatinya hanya sekedar kagum terhadapnya. Jika sudah bosan paling mereka pergi dengan sendirinya.

Hal bodoh tersebut hanya membuat dirinya sakit hati, jadi dia berpikir bahwa buat apa pacaran namun akhirnya dicampakan.

Dia memiliki wajah yang cantik dan manis, dia juga bertubuh ideal. Pantas saja para lelaki kagum terhadapnya.

Saat ini, dia duduk di bangku kelas XI IPA 3. Sekolahnya cukup populer dan siswa-siswi yang bersekolah disana juga mempunyai orang tua yang berduit. Beruntunglah mereka lahir dari rahim ibu yang berduit.

Tetapi dia tidak pernah sombong atas kekayaan orang tuanya, menurutnya itu adalah sebuah keberuntungan dan dia hanya perlu mensyukuri semuanya tanpa harus menyombongkannya.

Dia tipe orang yang asik dan mudah bergaul dengan siapa saja, dia bernama Zhafira Nabila Oktaviani. Dia sering dipanggil Fira oleh teman-temannya.

Sore ini Fira sedang menunggu seseorang di taman dekat rumahnya. Dia teman lama Fira yang baru pindah rumah ke kota Fira. Namanya adalah Azahra Riana Putri.

Zahra mempunyai wajah cantik dan bertubuh lebih pendek dari Fira.

Sudah hampir 10 menit Fira menunggu Zahra di taman sendirian. Ini kebiasaan Zahra, jika ketemuan dia tidak pernah tepat waktu.

15 menit kemudian akhirnya Zahra datang juga,

"Maaf ya Fir gue telat hehee." sapanya dengan cengengesan dan melihatkan wajah tanpa dosa.

"HMM kebiasaan dari dulu kaga berubah-berubah." jawab Fira dengan nada kesal.

"Apaan ih kebiasaan telat gue berubah kali, sekarangkan telat cuma 15 menit dulu gue telat 1 jam. Berubahkan?" Zahra berusaha membela dirinya.

"SERAH LU ARGHHH." Fira yang tadinya kesal berubah menjadi marah.

Walaupun sudah 2 tahun tidak bertemu, tetapi tidak ada ketercanggungan diantara mereka.

Mereka terus saja berbincang-bincang, dari mulai berbicara tentang Zahra 2 tahun lalu ia tinggal di kota nya sampai kisah percintaaan yang dialami mereka berdua, ralat bukan mereka berdua tepatnya kisah percintaan Zahra. Karena Fira sijomblo karatan itu tidak mempunyai kisah percintaan untuk diceritakan, sungguh tragis.

Zahra juga bilang bahwa dia akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Fira.

"SERIUS LO? Sumpah gue seneng banget dengernya." kata Fira setelah mengetahui Zahra satu sekolah dengannya.

"Iya gue serius lah, orang tua gue yang nyuruh sekolah disana. Ya gue nurut aja, kalo ngebantah takut dikutuk jadi batu." jawab Zahra santai.

"Terus lo udah daftar masuk sekolah belum? Kelas lo dimana?" tanya Fira serius.

"Udah, semuanya udah beres. Kelas gue di XI IPA 1, deketlah sama kelas lu" ucap Zahra sambil tersenyum.

"Untanglah kita gak sekelas. Karena kalo kita sekelas dan sebangku, gue pasti ditegur guru terus karena harus bangunin lo yang sering tidur dikelas." jawab Fira setelah mengetahui mereka beda kelas.

"Mending gue sering tidur di kelas daripada lu brisik di kelas ngeganggu yang lain belajar." ucap Zahra yang tidak ingin kalah.

"Apaan gue mah kalem gini orangnya hehe.." jawab Fira sambil cengengesan.

"Bukannya sebaliknya ya?" balas Zahra.

"Lupakan soal itu, lu kapan masuk sekolah?" Fira pun mengalihkan pembicaraan.

"Lu pinter ngalihin pembicaraan ya haha. Besok juga gue masuk." timpal Zahra.

"Yaudah deh berarti besok sekolah gue kedatengan murid baru YEYY!!!" kata Fira kegirangan sambil memeluk Zahra dan Zahra pun membalas pelukan Fira.

Tanpa terasa pukul menunjukan jam 5 sore, mereka terlalu asik mengobrol sampai-sampai lupa waktu. Akhirnya Fira dan Zahra pulang ke rumahnya masing-masing.

Malamnya, Fira menyiapkan buku pelajarannya sesuai jadwal pelajaran untuk hari esok. Dia hanya belajar ketika akan ujian sekolah atau ulangan harian saja. Fira murid yang sangat rajin bukan? Hehe...

Sebelum tidur, Fira mendengarkan lagu di hpnya menggunakan headshet. Sesekali dia berpikir,

"Kenapa cinta sebegitu rumit sampai-sampai mengalahkan soal matematika? Bagaimana rumus cinta yang membuat bahagia tanpa membuat terluka? Jika ada rumus tersebut, tolong berikan kepadaku sekarang juga. Aku ingin mengerjakannya tanpa menyontek jawabannya."

Di hati kecil Fira, dia sangat ingin mempunyai pasangan. Dia juga ingin dibahagiakan oleh pasangannya. Dia ingin berromantis ria ketika bersama pasangannnya. Dan dia ingin melakukan hal-hal yang manis bersama pasangannya.

Namun Fira takut, Fira takut jika suatu hari nanti pasangannya meninggalkan dia dan otomatis membuat ia sakit hati, ia terpuruk, dan juga tidak semangat untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Memang sakit hati tidak berdarah, tetapi ini luka yang sangat serius. Sampai-sampai dokter internasional pun tidak bisa menyembuhkannya.

'Ini penulis hiperbola banget ya wkwk.' pikir kalian, dan pikir gue so tau.

Fira mulai menguap dan dia menghentikan lagu yang sedang dia putar lalu mencabut headshetnya. Hpnya segera ia charger dan dia langsung tertidur.

***

Makasih yah buat yang udah baca dan ngevote, btw ini cerita pertama yang gue buat.

Sorry kalo ceritanya hambar dan ga menarik hehe. Gue butuh banget saran dan kritik dari kalian semua:)

SelectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang