2. sebangku 😱

57 6 0
                                    

Giselle menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan kasar, kira-kira sudah 98 kali ia melakukannya tapi, ia tetap tidak bisa menghentikan tangannya yang bergetar.

Ini semua karena dia mengambil tasnya tadi dan sekarang dia harus menjadi teman sebangku Ilham. Sebenarnya tidak masalah menjadi teman sebangkunya tapi, karena Ilham terus menatapnya. Walaupun ia tidak melihatnya tapi, dia dapat merasakan intimidasi dari cowok disebelahnya.

"Lo dari tadi nulis gak kelar-kelar."

Giselle otomatis menggeser pandangannya sehingga membuat mata mereka bertemu. Hanya sekilas karena Giselle langsung mengalihkan pandangannya pada buku tulis yang masih belum memuat satupun kata berkat tangan gemetarnya.

"Ehhmm... i-itu ka-karen_"

"Stop ngomong, suara lo bikin telinga gue sakit." Potong Ilham, meskipun dengan nada yang santai tapi, kata-katanya tetap terdengar pedas.

"Ooookee_"

"Diam." Potong Ilham ketus.

Giselle berusaha menahan air matanya, matanya sudah berkaca-kaca hanya tinggal menunggu waktu untuk mengalir turun.

Tes

Setetes kristal bening jatuh dan mendarat sempurna diatas buku tulisnya, disusul tetes-tetes lainnya membuat buku itu basah.

"Cengeng." Komentar Ilham.

Giselle mengepalkan kedua tangannya dengan begitu erat bahkan kuku-kukunya menjadi memutih. Ia memalingkan wajahnya dan menatap Ilham, tapi bukannya pandangan tajam ataupun marah matanya justru memancarkan kesedihan yang begitu kentara.

"Aku mau pindah tempat duduk setelah pelajaran ini berakhir." Ucapnya tanpa gagap sedikitpun, rasa takutnya sudah tergantikan dengan perasaan sedih, sebelumnya tidak ada yang pernah berkata kasar padanya baru Ilham yang bersikap seperti itu padanya.

Ia melepas kacamata putihnha lalu menyeka cairan bening dimatanya tak lupa ia mengelap pelan kedua pipinya menghapus jejak air mata itu, ia kembali memakai kacamatanya lalu kembali menulis diatas buku yang sudah lembab karena air matanya.

Sedangkan Ilham tidak berkomentar apapun, ia hanya menatap Giselle lalu memalingkan wajahnya pada jendela yang ada disampingnya.

Pelajaran berlangsung begitu lambat bahkan Giselle merasakan jam didinding kelasnya tidak berputar sedikitpun.

__{ ILHAM }__

Akhirnya saat yang dinanti oleh Giselle datang juga, Pak Dasnel baru saja keluar itu tandanya pelajaran Ekonomi sudah usai.

Dengan cepat Giselle memasukkan buku dan semua alat tulisnya kedalam tas. Ia sudah meminta pada Reynald agar ia bisa duduk bersama Aify dan Reynald pindah ke bangku Jaka, dan syukurnya cowok itu setuju sehingga tidak ada hambatannya untuk pindah.

Jadi, yang harus ia lakukan saat ini hanya cepat-cepat pindah dan secepatnya menjauh dari cowok disebelahnya.

Greb

Giselle menatap ngeri tangannya yang saat ini ditarik oleh Ilham, padahal cowok sedang tidur.

"Jangan pindah." Ucapnya membuat Giselle menaikkan sebelah alisnya.

'Dia ngingo atau pura-pura tidursih ?' Batin Giselle.

"Kalau lo pindah temen lo dalam bahaya." Ucapnya kali ini dengan mata yang terbuka dan tubuh yang sudah duduk tegak dengan mata yang menatap Giselle tajam.

Teman Sebangku MisteriuskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang