4. Just Hug Me

543 98 10
                                    

Mark meraih lengan Jinyoung yang berada diatas meja dan menggenggamnya dengan erat. Perempuan dengan rambut semerah wine itu mengusap lembut punggung tangan Jinyoung, memberikan kekuatan serta menyakinkan Jinyoung secara halus.

"Pikiranmu jangan terlalu kosong, dan jangan takut. Ada aku, Jackson, Moonki, dan juga Jaebum." Mark menunjuk dirinya sendiri, lalu pemuda yang sedang menggendong Moonki di pangkuannya dan terakhir Mark menunjuk Jaebum yang berada tepat dibelakang tubuhnya.

Jackson ikut tersenyum meyakinkan kepada Jinyoung. "Kalau mau, kau bisa memegang tangan Jaebum juga." Jackson terkekeh geli di akhir kalimatnya sendiri.

"Jackson ada benarnya juga, kalian pacaran, bukan?" Tanya Mark, sambil menunjuk kearah Jinyoung dan Jaebum secara bergantian.

"E-eh?" Jinyoung hampir saja tersedak ludahnya sendiri saat mendengar pertanyaan yang meluncur dengan gampangnya dari celah bibir Mark. Perempuan itu kini menunduk malu, tidak tahu harus menjawab apa. Jinyoung terlalu malu.

"A-ah tidak—"

"Iya, kami berpacaran." Jawab Jaebum cepat. Ia mengabaikan Jinyoung yang menatapnya seratus persen bingung dan meraih tangan Jinyoung yang bebas untuk ia genggam. "Jadi, bisakah kau melanjutkan kegiatanmu? Aku tidak mau pacarku menderita lebih lama lagi,"

"Jaebum sudah besar rupanya," Mark terkekeh geli. Seingat Mark, Jaebum tidak pernah berpacaran dengan wanita manapun. Yang sering Jaebum bawa kerumahnya adalah Moonki, Moonki, dan Moonki.

Maka dari itu, Mark kaget sekaligus senang saat mengetahui saudara dekatnya membawa seorang perempuan kerumahnya. Walaupun ada masalah di baliknya, tetap saja Mark senang saat Jaebum membawa seorang perempuan kerumahnya. Apalagi Jaebum bilang, kalau itu pacarnya.

"Baiklah, aku mulai sekarang." Mark menarik napasnya perlahan seiring dengan senyumnya yang perlahan memudar dari wajah cantiknya.

Kedua maniknya terpejam rapat dan bibirnya menggumamkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh Jinyoung, Jaebum, bahkan Jackson sendiri. Jinyoung semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Jaebum ketika hawa disekitarnya mulai berubah menjadi sangat berbeda.

Jinyoung semakin merasa ketakutan saat Mark semakin mengeratkan genggaman pada tangannya. Raut wajah Mark berubah pucat pasi dan keringat mulai bermunculan melalui pori-pori kulit putihnya. Hawa di dalam ruangan semakin pengap dan aura negatif terpancar dengan kuat.

Jaebum yang sedikit mengerti dengan apa yang sedang terjadi, tangannya yang lain mulai melakukan gerakan mengusap lembut pada pundak kecil Jinyoung.

"A-aku t-tak-kut, Kuya ...." cicit Jinyoung pelan. Jinyoung semakin ketakutan saat matanya menangkap sesosok bayangan hitam yang berada tepat di belakang tubuh Mark.

Sosok itu semakin mendekat dan berhenti tepat beberapa meter di belakang Mark. Jinyoung bisa melihat jelas tubuh yang sebagian besar ditutupi oleh perban dan sebuah alat bantu napas yang menempel pada wajah ratanya. Jinyoung membulatkan matanya tidak percaya ketika sesosok bayangan hitam tadi mengacungkan sebuah gunting berlumuran darah yang mengarah sempurna kearahnya.

Jaebum yang juga bisa melihat itu, dengan cepat ia menggebrak meja didepannya dengan kuat. Mark tersentak cukup kuat, ia menolehkan kepalanya kearah belakang tubuhnya dan sedikit bernapas lega saat melihat sesuatu yang didalam pikirannya sudah menghilang.

"Hey, kau oke, baby?" Tanya Jackson, khawatir saat melihat Mark terduduk dengan lemasnya dan setitik darah muncul dari lubang hidungnya. Setelah menurunkan Moonki dari pangkuannya, Jackson meraih wajah Mark yang pucat pasi. "Hey, jawab aku." Tanyanya sekali lagi.

chaos +jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang