10. New Guy

418 54 4
                                    

Pagi itu, kelas Jaebum kedatangan murid baru. Ia merasa aneh, ini hampir akan menjelang Ujian Akhir Semester. Tapi sekolah bisa-bisanya menerima murid baru pada waktu seperti ini, yang ia dengar dari anak perempuan di depannya, murid baru ini terbilang pintar.

Berkali-kali mengikuti olimpiade dan menang adalah alasan kenapa sekolah menerimanya. Jaebum mendengus pelan, kalau begitu alasannya ia tidak jadi merasa aneh. Sekolah manapun kalau kedatangan murid baru seperti itu pasti tidak akan menolak.

"Perkenalkan dirimu, nak." Suara lembut milik guru Min membuat anak-anak terdiam, menunggu murid baru itu memperkenalkan dirinya sendiri.

Apalagi anak perempuan, hampir setengahnya melemparkan pandangan memuja pada murid baru itu. Anak laki-laki dengan tubuh tinggi proposional dan wajah yang tampan nan rupawan mampu menyihir semua mata perempuan dikelasnya.

"Chanyeol, Park Chanyeol." Ujarnya tanpa minat, suaranya begitu berat dan dingin.

Jaebum tidak terlalu peduli, namun setengah populasi perempuan di kelasnya itu malah menjerit tertahan saat murid baru tadi berbicara.

"Baiklah. Kau bisa duduk di bangku kosong di samping Jaebum," Ujar guru Min. "Jaebum tolong angkat tanganmu."

Jaebum menurut, ia mengangkat lengan kanannya dan menunjuk bangku kosong yang berada di samping kanannya. Itu bangku Kim Namjoon yang minggu kemarin harus pindah gara-gara pekerjaan Ayahnya, dari sekarang bangku itu kembali terisi oleh murid baru itu.

Jaebum sedikit menolehkan kepalanya ke samping saat teman sebangkunya menyikut lengannya, ia bergumam apa dengan satu alis yang mengerut.

"Mukanya, dingin sekali."

"Siapa yang kau maksud?"

"Murid baru itu, siapa lagi memangnya?" bisik Kim Seokjin, gadis mungil kekasih Kim Namjoon. "Aku kasihan sekali pada Nayeon."

"Kalau begitu kau mau bertukar tempat dengannya?"

Pukulan sukses mendarat di bahu tegapnya, Jaebum meringis sakit. Pukulan Seokjin tidak main-main, mengingat dirinya yang juga merangkap sebagai atlet Taekwondo.

"Kau gila? Aku tidak mau mati muda."

"Yasudah, makanya diam."

Seokjin mendengus pelan, sebelum memusatkan pandangan serta perhatiannya pada guru Min yang kini tengah menerangkan sejarah perang di masa lalu. Jaebum melirik sekilas pada anak laki-laki yang duduk di sampingnya, ia tidak berbohong kalau anak laki-laki di sampingnya mempunya aura kelam yang kuat.

Bahkan saat Jaebum perhatikan, Nayeon yang duduk di sampingnya harus mengelus tengkuk kepalanya berkali-kali dengan raut wajah yang tidak nyaman. Jaebum melantunkan doa agar Nayeon tahan dengan teman sebangkunya kali ini.

.

.

"Ada Jaebum?"

"Oh, Jinyoung!" gadis mungil dengan rambut sekelam malam itu memekik pelan ketika melihat Jinyoung yang berdiri di depan pintu kelasnya, dengan sebuah bekal makanan berada di genggamannya.

"Halo, unnie." Jinyoung tersenyum kecil sambil melambaikan tangannya ringan. "Ada Jaebum?"

"Ada, tuh." Jihyo menunjuk pada meja paling ujung, dimana Jaebum tengah menyandarkan kepalanya diatas meja. Jinyoung hanya bisa melihat puncak kepalanya saja, wajah Jaebum terhalang oleh badan siswa perempuan di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

chaos +jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang