LIE
.
Jimin berharap hari itu tidak pernah datang dalam hidupnya. Saat perkataan ibunya tentang pengobatan atau hal sebagainya. Sebenarnya ia muak. Tapi kembali pada kenyataan. Saat tubuhnya tidak bisa berbohong untuk yang satu ini.
Ia kalah.
Dan entah sudah berapa hari, Jimin hanya diam tidak melakukan apa-apa. Ia menurut saat ibunya menyuapinya. Ia menurut saat suster memberinya obat. Ia menurut saat dokter memeriksanya.
Tapi lamanya ia disini malah membuat psikisnya tersiksa.
Ia iri bahkan pada seekor burung yang secara kebetulan bertengger di jendela kamarnya. Berkicau nyaring dan bisa terbang bebas. Sedangkan dirinya adalah burung dalam sangkar.
Hari berikutnya, dahinya mengerut.
Ia menegakkan tubuhnya menatap jendela. Pohon-pohon berjalan dengan tempo sedang. Bahkan ia bisa melihat orang-orang berpakaian warna-warni tertinggal dengan kecepatannya. Terkadang ia melihat anak-anak berseragam sekolah dan itupun tidak membuatnya merasa bersemangat.
Apa obat membuatnya tampak begitu buram?
Tapi ini hari yang penting. Tapi aku tidak menulis satu katapun pada halamannya. Saat buku itu terjatuh dari pangkuan, dokter itu menatapku.
Hari ini pertama kalinya aku berbohong. Sambil bertindak kesakitan “aku tidak ingat apapun.”
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Note A Story
FanfictionJungkook bukan pecundang. Yoongi tidak membawa sial. Taehyung yang sedang mengunjungi sisi gelap. Namjoon harus bangkit. Jimin cemburu. Hoseok rindu ibunya. Dan Seokjin seharusnya tahu, jika bukan dia, siapa yang akan berjuang bersama mereka. (花樣年華)...