Seorang Lelaki dengan tubuh atletis turun dari mobil, ia berjalan menuju sebuah rumah sambil membuka kacamata hitam yang di kenakannya.
Lelaki itu berhasil membuat Reina dan Tiara tak berkedip sedikit pun."Ini sih bukan manusia Re, tapi pangeran dari langit" ucap Tiara sambil menyenggol lengan Reina.
"Mas Satya kan? Ngapain mas pakai kacamata malam-malam gini?" Ucap Reina Polos
Sementara Ricky dan Anton yang masih makan, buru-buru memasukan semua makanan ke mulut mereka dan seperti berlomba langsung memberi Hormat kepada Satya dengan mulut monyong penuh makanan, Satya membalasnya dengan anggukan dan sedikit senyuman.
"Mas Ricky dan mas Anton ngapain hormat sama mas Satya? Dia kan bukan Bendera" ucap Reina yang heran melihat tingkah Ricky dan Anton.
"Kamu kok disini? Lukamu kan belum terlalu sembuh dan Ini kok perbannya basah? Lukamu bisa infeksi kalau begini?" Tanya Satya penuh perhatian kepada Reina.
"Aku ada sedikit urusan disini mas dan tadi di jalan aku kena hujan. Mas sendiri ngapain disini?" Balas Reina
"Oh kalau aku memang kerja disini, kebetulan hari ini aku libur." Ucap Satya
"Kalian berdua kok berhenti makan? Lanjut saja, tidak usah segan ada saya. Santai aja, temannya Reina berarti temanku juga" Ucap Satya kepada Ricky dan Anton
"Ijin, siap Danton" ucap Ricky dan Anton hampir bersamaan.
"Danton? Mas Satya Tentara?" Tanya Reina.
Satya membalas dengan anggukan pelan.
_____________
Reina pov
Kesedihanku sedikit berkurang dan terlupakan karena ada Tiara, mas Ricky, mas Anton dan mas Satya tentunya yang menemaniku.
Mas Satya begitu perhatian padaku, mungkin karena dia yang menolongku waktu itu. Ternyata mas Satya juga seorang Tentara tepatnya Dantonnya Yudha.
Ide jahatku tiba-tiba muncul, bagaimana jika aku mendekati mas Satya untuk membalas dendam dan sakit hatiku pada Yudha, Yudha pasti cemburu karena aku berhasil mendapat cowok yang lebih dari dia.Aku menatap Mas Satya lekat dari ujung kaki sampai ujung rambut, aku memperhatikan wajahnya yang tampan, senyumnya yang manis dan hidungnya yang mancung. Lelaki perfect menurutku.
Ahh tapi aku jahat sekali jika menjadikan mas Satya tempat balas dendam dan sakit hatiku, ok niat Jahat itu aku batalkan."Re kamu gak apa-apakan? " Tiara menggoyang-goyang tubuhku, sementara Ketiga lelaki itu kompak ikut menatapku.
"Ahhh ehhh.. i..yaa aku gak apa-apa" aku jadi salah tingkah ketahuan memperhatikan mas Satya.
Aku memperkenalkan Mas Satya dan Tiara, biar canggungku sedikit hilang.
"Mas Satya dan Reina kenalan dimana? Soalnya dari tadi aku nanya sama Reina tapi gak di jawab" Tanya Tiara kepada Mas Satya
"Aku dan Reina boleh di bilang masih tetangga kampung dan kebetulan waktu itu Reina kecelakaan tepat di depan rumahku" jawab mas Satya
"Berarti Sapi yang melintas waktu itu sapinya mas Satya dong?" Tanyaku
"Ettzz bukanlah, disitu mana ada sapi"
"Kalau gak ada sapi terus yang aku lihat waktu itu apa?"
"Mungkin itu sapi siluman yang mau ganggu cewek yang hobby menghayal kalau bawa motor" mas Satya terkekeh pelan.
Aku memanyungkan bibir mendengar perkataan mas Satya.
"Ijin Danton, apa benar Danton pulang kampung karena pulang melamar pacar Danton?" Tanya Mas Ricky yang membuatku ingin tersedak seketika.