BAB 8

2.7K 250 5
                                    

Aku sudah kembali ke kota asalku, ke rumahku istanaku.
Aku ingin fokus perbaiki diri dan melupakan Yudha, semua pemberian Yudha termasuk Ransel,selimut loreng & dreamcatcher aku masukkan dalam plastik dan ku simpan di atas lemari.
Foto-foto Yudha dan fotoku bersamanya yang ada ratusan jumlahnya juga aku hapus dari handphoneku.
Begitupun dengan chat dan kontak Yudha satu per satu aku hapus, semoga dengan begitu aku bisa melupakannya dengan cepat.

Tiba-tiba aku kepikiran dengan tawaran dari sebuah Yayasan tempo hari yang menawarkan aku pekerjaan di daerah terpencil sebagai guru pengganti di sebuah sekolah Dasar.
Selain aku mendapatkan pengalaman baru, semoga setelah disana nanti aku bisa melupakan Yudha.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Aku menemui Ayah dan bunda di ruang tengah, aku ingin mengutarakan niatku.
Aku duduk di tengah-tengah mereka berdua.

"Ayah bunda, Rere ingin ngajar di tempat terpencil"

"Kok gitu nak? Disini kan masih banyak sekolah bisa buat kamu ngajar"

"Aku ingin di tempat terpencil bunda, aku dengar ada sebuah sekolah yang gak ada gurunya padahal murid-muridnya semangat untuk sekolah. Di tempat terpencil anak-anaknya juga masih natural bunda belum di pengaruhi gadget"

"Tapi mereka pasti masih sulit untuk di ajak maju dan berkembang"

"Semua butuh proses Ayah, Rere akan sabar"

"Tapi disana gak ada jaringan, rumah sakit dan mesjid juga jauh nak"

"Gak apa-apa Ayah, ini juga demi masa depan anak-anak di negeri ini. Aku gak apa-apa berkorban sedikit demi mereka, ada banyak anak yang orang tuanya mampu dan di beri fasilitas tapi gak mau sekolah, tapi ini ada anak-anak yang semangat sekolah tapi fasilitas dan gurunya yang gak ada. Aku harap Ayah dan bunda memberi restu dan mengizinkan aku pergi"

"Bagaimana kalau gajimu gak sesuai nak?"

"Gak di gajipun Reina Ikhlas Ayah, aku benar-benar ingin kesana"

"Ayah dan bunda berat untuk merelakan kamu pergi nak, kamu anak satu-satu kami. Tapi Ayah dan bunda juga gak bisa menghalangi niat baik kamu nak"

"Kapan kamu akan berangkat nak?"

"Rencananya besok bunda"

"Loh kok mendadak begitu dan baru bilang sekarang?"

"Biar surprice bunda.hehe" bunda memelukku hangat

"Kalau begitu kita belanja buat persiapan dan keperluan kamu disana" ucap Ayah

Aku, Ayah dan bunda pun bergegas dan bersiap-siap.

Malam ini aku tidur bersama Ayah dan bunda, bunda seperti enggan melepas pelukannya.

"Nanti disana kamu tinggal dimana? Dan kesana naik apa?" Tanya Ayah

"Kalau soal itu sudah ada yayasan yang mengurusnya Ayah, aku cuma perlu siapkan diri saja"

"Re bunda belum ikhlas kamu ke sana, disana kan jauh dari kota dan jauh dari mana-mana, listrik pun belum ada"

"Bunda jangan sedih begitu dong, nanti Rere gak tenang kalau disana. Bunda do'ain Rere biar baik-baik saja dan kembali kumpul lagi"

"Itu sudah pasti nak"

"Sudah dong Bunda, anakmu ini kan pergi untuk membantu anak-anak di desa tertinggal bukan ingin pergi berperang di daerah konflik"

Malam ini kami habiskan dengan bercengkrama dan menikmati detik-detik perpisahan.

▪▪▪▪▪
Aku melambaikan tangan ke arah Ayah dan bunda ketika bus yang aku tumpangi sudah berangkat meninggalkan rumah menuju bandara. Tempat yang aku tuju memang cukup jauh,harus naik pesawat sekitar 1 jam dan kembali menempuh perjalanan darat sekitar 6 jam.

Setelah naik pesawat dan menempuh perjalanan darat selama 6 jam lamanya, mobil yang tumpangi berhenti di sebuah warung pinggir jalan dan kata sang supir daerah tujuanku sekitar sini tapi daerah itu bukan jalurnya.

Aku turun menatap sekekiling, tak ada rumah atau bangunan apapun selain warung ini, hanya ada hamparan tanah tandus yang begitu luas.

"Permisi bu, ibu tau daerah ini?" Tanyaku sambil menyodorkan kertas bertuliskan nama daerah yang akan aku tuju.

"Desa ini sekitar 1 jam lagi dari sini mbak dan hanya ada satu mobil yang menuju daerah ini, mbak tunggu saja gak lama lagi mobil itu datang"

Aku menghela nafas cukup panjang, ternyata aku masih harus berjuang lagi.

Ppiiipppp
Suara klakson mobil membuyarkan lamunanku.

"Mbak guru baru itu yah?" Tanya sang supir

"Iya mas"

Pak supir pun segera menaikkan barang-barangku dan mempersilahkan aku untuk naik ke mobil.

"Maaf membuat mbak lama menunggu, tadi aku ada sedikit keperluan di pasar" ucap pak supir di sela-sela perjalanan

"Pasarnya jauh yah pak?"

"Tidak terlalu mbak, kalau dari sini sekitar 30 km lagi kalau dari desa yang akan kita tuju itu sekitar 90 km lagi"

Aku terbelalak kaget mendengarnya, aku benar-benar jauh dari peradaban sekarang. Aku jadi orang asing sekarang, Jauh dari orang-orang yang mengenalku dan termasuk jauh dari Yudha.
Huuffhh semoga aku betah disini.

Setelah mengalami pusing dan muntah beberapa kali akhirnya kami tiba di desa tujuan.
Aku di sambut bak putri raja, dan disini aku tinggal di rumah kepala desa.
Aku pun mulai berkenalan dengan beberapa warga desa yang turut hadir menyambut kedatanganku, aku terharu dengan penyambutan ini, aku merasa begitu special.
Ternyata masih ada orang yang butuh aku.

"Ibu guru Reina istirahat saja dulu, pasti kelelahan habis perjalanan jauh" ucap kepala desa yang bernama bapak Eko dan istrinya ibu Utari

Aku menerima tawaran itu dan ibu Utari pun mengantarkan aku masuk ke dalam kamar baruku.

Aku membuang badanku ke kasur di atas ranjang.
Kreeekkk

"Auuuwwww" aku menjerit kesakitan

"Ada apa mbak?" Ibu Utari muncul dari balik pintu

"Gak apa-apa bu tadi cuma kecapekan aja" ucapku berbohong

Setelah ibu Utari pergi aku mengecek tempat tidurku, ternyata bukan seperti kasur yang biasa aku pakai di rumah, kasur ini terbuat dari kain yang di isi dengan kapuk.

Aku mengeluarkan handphoneku dan ternyata memang benar, tidak ada jaringan sama sekali.

▪▪▪▪▪▪

Aku menggeliatkan badanku dan membuka mata melihat sekeliling, sepertinya aku ketiduran tadi.

Sekeliling begitu gelap hanya cahaya pelita yang ada, sebuah pelita yang terbuat dari kaleng susu bekas yang tengahnya di beri lubang dan di isi dengan sumbu kompor dan minyak tanah.
Aku benar-benar seperti terdampar di zaman purbakala.

.......

Bersambung

Please jangan jadi silent Reader

Selamat menanti malam minggu readers

Jangan lupa vote dan komentarnya

Makasih 😊😊

MUNGKINKAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang