tiga

24 2 0
                                    

Aku berlari dan melompat setinggi mungkin dengan lengan yang terluka aku berusaha sekuat tenaga untuk meraih jendela apartemen paling puncak ini. Ya,, saat ini aku sedang dikejar anak buah Villain,
dan kali ini senjata mereka sangat lengkap dan juga mereka berhasil merobek lenganku dengan pisau yang mereka bawa.

Mereka sangat curang menggunakan benda tajam sedangkan aku menggunakan tangan kosong. Dan syukurnya aku berhasil melarikan diri dari mereka.

Dan disinilah aku sekarang memanjat apartemen dengan tali otomatis yang terikat di puncak apartemen, untungnya aku sudah mahir dalam melempar tali, aku sengaja tidak melewati pintu utama apartemen ini, hal ini kulakukan untuk mehindari mereka mengetahui apartemeku dan beruntungnya jendela apartemen paling puncak ini tidak terkunci. Thansk God, aku melompat melewati jendela dan berhasil masuk keapartemen ini .

Namun sialnya..!!
apartemen ini dalam keadaan gelap hingga menyulitkanku dalam bergerak untuk mencari pintu keluar di tambah lagi lenganku yang dari tadi mengeluarkan darah dan membuatku kesulitan dalam bergerak. Aku meraih ponselku yang terdapat disaku celana jeansku dan menyalakan senternya.

Aku berjalan dengan cahaya seadanya dan darah yang keluar dari lenganku semakin deras dan membuatku semakin lemas, aku berjalan sepelan mungkin dan itu sudah kebiasaanku saat menjalankan misi, berjalan tanpa menimbulkan suara. Beberapa menit berjalan akhirnya aku tiba dipintu keluar apartemen ini, yang kuyakini dari semua apartemen yang ada disini apartemen inilah yang paling luas bahkan dua kali lipat dari apartemenku ,dan ternyata pemiliknya tidak berada ditempat ini hal ini terbuti karena semua lampu padam, dan hal ini pula yang menambah kesialanku hari ini ,karna pintu apartemen ini menggunakan password.

Tapi bukan Keyra namanya jika hal sekecil ini tak mampu diselesaikan, aku sudah dilengkapi dengan alat canggih sejak aku mulai berkecimpung didunia ini dan handphoneku sudah lengkap dengan segala aplikasi pembobol termasuk urusan pintu yang mempunyai password. Segera aku mengaktifkan aplikasi pembobolku, hanya cukup nenempelkan handphoneku di tombol tersebut dan hendphoneku akan melacak sidik jari yang digunakan untuk menekan setiap tombol.

Ting!!.
Yes God,, aku berhasil gumangku tanpa mengeluarkan suara ternyata passwordnya cuman tiga angka, bahkan anak kecil saja bisa mengigatnya dengan mudah, mungkin sang empunya apartemen adalah orang kaya, sehingga mereka menganggapnya biasa.

Aku membuka pintu apartemen ini secara perlahan takut ada yang lewat setelah beberapa detik mengamati dan tak seorang pun yang lewat akupun keluar dari apartemen itu dan menutupnya secara perlahan dan berjalan menuju apartemenku yang terletak paling ujung tak lupa aku membungkus lenganku dengan jaket kulitku agar tak ada darah yang berceceran dilantai dan membuat tetangga apartemenku curiga.

****

Apartemenku

Aku mengeleuarkan beberapa obat dari kotak P3k, aku menelan beberapa butir obat penahan rasa sakit, untuk menahan rasa sakit yang rasanya sudah menjalar keseluruh tubuhku, aku tidak mungkin kerumah sakit atau rahasiaku selama ini terbongkar. Memang aku sudah sering mengalami luka seperti ini, namun menurutku inilah yang terparah.

Aku tak menyangka jika mereka sangat licik karna menggunakan benda tajam biasanya kami faight menggunakan tangan kosong, Villain memang licik dia pasti bosan karena bodygoardnya selalu habis ditanganku.

Ahhk,,,,,
Aku meringis karena jarum yang aku gunakan untuk menjahit lukaku sudah tertancap dikulitku keringat dipelipiski mulai bercucuran, aku sengaja menggigit handuk kecil agar aku tak mengeluarkan teriakan rasa sakitku.

Setelah beberapa menit menahan rasa sakit dan bergelut dengan jarum akhirnya lukaku sudah terbungkus rapi dengan perban. Ya saat ini aku berada di apartemenku, setelah menjalankan misi aku memang tak pulang kerumah hal ini kulakukan agar mereka tak curiga, dan dari hasil pekerjaanku inilah akhirnya aku berhasil menabung dan Membeli apartemen ini.

Tak ada yang tau jika aku mempunyai apartemen termasuk mereka atau biasa disebut orang tua kecuali pak Rudi. Pak Rudi sudah kuanggap seperti ayah ku sendiri, hanya beliau yang tau jika aku punya apartemen. Namun pak Rudi tidak mengetahui sama sekali tentang pekerjaanku ini, ia hanya tau jika aku menggunakan uang kedua orang tuaku untuk membeli apartemen ini.hal itu kulakukan agar ia tak curiga dari mana aku memperoleh uang untuk membeli apartemen elite seperti ini. Mendengar aku menggunakan uang kedua orang tuaku membuat pak rudi senang karna selama ini aku tak pernah menggunakan uang kedua orang tuaku.

*******

Waktu menunjukkan pukul 1:00 dini hari, namun mataku tak kunjung terpejam dan itu membuatku lelah karna aku harus menahan rasa sakit yang lebih lama. Akhirnya aku bangkit dari ranjang king sizeku menuju jendela yang langsung memperlihatkan ibu kota Jakarta dari atas, yang kendaraannya tetap lalu lalang meskipun waktunya manusia untuk istirahat.

Aku selalu berfikir 'apa mereka tidak merasa lelah bekerja sehingga lupa jika ia mempunyai keluarga dirumah?, paling tidak mereka ingat jika mereka mempunyai anak yang selalu merindukan kasih sayang dari mereka', dan bulir air mataku mencelos begitu saja dipipiku tanganku mengusapnya dengan kasar dan tertawa miris dengan kehidupan yang kujalani saat ini, dan batinku meringis berteriak'buat apa kau menangis bodoh?, hah'!!, berjalanlah jangan menunggu sesuatu yang tak pasti masa depan tak berhenti menunggumu untuk bergelut dengan masa lalumu yang penuh dengan kesuraman, ha ha ha !!'. Batinku selalu menertawaiku saat aku berharab lebih tanpa menyadari fakta yang terjadi selama bertahun-tahun dalam kehidupanku. ' dasar bodoh kau Key!! '. Gumang batinku. Hahaha.. Seketika tawaku pecah diiringi airmataku yang semaki deras .

Aku tak sanggup menahan sesak didadaku yang selama ini kutahan tanpa pernah ada pengobatan barang sedikitpun, luka yang hanya bertambah tanpa pernah berkurang walau secuilpun, luka yang meninggalkan ribuan pertanyaan dibenakku, 'kenapa mereka tega membuangku dan tak menghiraukanku...?'. Aku menangis sejadi-jadinya tanpa mengeluarkan suara, aku lelah dan menyandarkan kepalaku ditembok dekat jendela,  perlahan mataku pun terpejam dan kuyakin aku tertidur ditempat itu.

#Maaf ya klo feelnya kurang dapat. 😢😢😢😂😂
Voment ya... Biar makin semangat nulisnya. 😇😇

Black And White Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang