empat

34 3 1
                                    

Heppy reading
😇😇😇😇😇
Maaf ya typo bertebaran.  Maklumin penulis amatiran, nulisnya aja di hape. 😂😃



~~~~~~~~~~~~~~\\\\\\\~~~~~~~~~~~~~~~

Apartemen.

Silau yang menembus kaca jendela membuatku perlahan-lahan membuka mata. Ah sial aku ketiduran, dan aaaww!! Lenganku sangat sakit saat digerakkan, tidak mungkin aku kesekolah dalam Keadaan seperti ini.

Akhirnya aku mutuskan untuk menelfon pak Rudi. Kuraih ponselku di atas nakas dengan tenaga yang masih tersisa. Aku segera call contak pak Rudi dan beberapa detik menunggu akhirnya tersambung juga. "halo??"suara disebrang sana. 'halo pak, aku minta bantuan bapak buat bikinin aku surat sakit, aku lagi demam pak, jadi aku tidak kesekolah hari ini. Tolong ya pak".suaraku memang dalam keadaan lemas tanpa dibuat-buat. "non lagi sakit, kenapa engga pulang kerumah non, Biar bapak jemput ya?, dan antering non kerumah sakit sekalian, nanti penyakit non makin parah lo". Jawab pak Rudi disebrang dengan khawatir,itulah pak Rudi beliau selalu menganggapku putrinya, karna Tuhan tidak memberinya keturunan hingga detik ini, namun aku salut dan bangga dengan rumah tangga mereka. Mereka tetap bersama meskipun bi Surti belum memberinya keturunan. "engga usah jemput saya pak, cuma demam biasa kok, nanti kalo udah mendingan aku bakalan pulang kerumah, cukup buatin aku surat sakit aja atau telfon wali kelasku. Dan ingat pak jangan pernah lagi hubungi mereka berdua!!. Udah dulu pak aku mau istirahat. Terimakasih sebelumnya".

Aku mematikan telefonku dan berjalan ketempat tidur, argg!!! dari semalam aku tertidur dalam keadaan duduk membuat oto-ototku terasa remuk dan kaku.

            *******

Pukul 12:00
Arggg sangat sial!!.
Bunyi perutku membangunkan tidurku, aku baru ingat aku belum makan apapun dari kemarin mengingat tenagaku dari semalam Habis terkuras. Setelah menimbang- nimbang akhirnya aku memesan makana cepat saji saja keapartemenku, aku malas memasak dengan kondisi lenganku yang seperti ini.


Setelah memesan makanan, aku berjalan menuju kamar mandi dan mengisi bathup dengan air, aku ingin berendam air hangat mengingat banyak darah yang menempel di tubuhku, karna semalam aku tak sempat membilas badanku, karena rasa sakit yang masih menjalar di lenganku. Akhirnya aku berendam dan tentu saja lenganku yang sakit aku sampirkan dipinggir bathup.

    ******

Setelah beberapa menit berendam, akupun menyudahinya dengan membilas badanku hingga bersih kemudian memakai baju Kaos Hitam yang Lebih besar dari ukuran badanku dipadukan dengan Celana Trayning hitam kesukaanku.

Ting tong!!
Aku mempercepat ritualku dalam memakai baju dan menuju pintu apartemenku, sekilas aku melihat kelayar khusus monitoring untuk mengetahui siapa yang berkunjung ketempatku, dan ternyata benar kurir yang mengantarkan makananku. Ceklek, aku membuka pintu tak lupa mengenakan masker hijauku dan pura2 terbatuk. Uukhuk. Ukhuk!!.
" ini pesanannya nona, tolong tanda tangani disini". Kurir itu menunjukkan kertas yang harus kutandatangani, setelah memberinya uang tip dan berterimah kasih kurir itupun pergi.

Kurir-kurir itu mungkin heran karena setiap kali mengantar pesananku aku selalu memakai masker, hal Ini kulakukan agar tak seorang pun yang mengenali identitasku.

Aku menutup pintu apartemen dan berjalan keruang makan untuk memakan makanan pesananku, aku sungguh lapar hari ini dan makanan yang kupesan cukup banyak.

,

*********

Setelah tubuhku kurasa cukup kuat aku memutuskan keapotik untuk membeli perlekapan P3k ku, karna aku harus mengganti perbanku dengan yang baru, sebelum keluar aku memakai jaket abu-abu dan mengenakan topi dikepalaku dan menutupi sebagian wajahku dengan masker. Saat aku datang dan keluar dari apartemen ini aku memang selalu menggunakan masker, aku tidak peduli dengan tatapan tetangga apartemenku yang menganggapku misterius.

Setelah kurasa lengkap, aku keluar dari apartemen menuju lift untuk turun dilantai satu.

Ting!!
Dan pintu lift terbuka, aku berjalan menuju apotik yang terletak diujung jalan dekat apartemen, hari ini cuaca sangat dingin dan gerimis membasahi tanah dan sekitarnya, setelah dari apotik aku berlari kecil agar cepat sampai kelobby apartemen karna gerimis tadi mulai deras, takut membasahi lukaku yang belum kering.

Dengan susah paya aku berlari akhirnya aku tiba di lobby dan segera berlari menuju lift karna aku merasakan darah mengalir dilenganku, mungkin karna aku terlalu banyak bergerak hingga benangnya putus dan mengiris lukaku, dengan menahan rasa sakit aku menahan pintu lift dengan kaki kananku dan pintu liftpun terbuka seketika, namun dengan apa yang kulakukan membuatku merutuki diriku sendiri. Mata elang itu menatapku dengan intens dengan ekspresi datar, dingin bak patung itu,
Abih Purna Sakti dia ada sini dan dia hanya sendiri didalam lift!!.


Aku berjalan sambil menundukkan kepalaku tangan kananku memegang kantong yang berisi obat dan tangan kiriku memegang lengan kananku. Dari sudut mataku aku dapat menangkap dia mperhatikan gerak gerikku namun iya menyerah karna aku menggunakan masker dan topi untuk melindungi wajahku, setelah memperhatikanku dia menekan pada tombol lift dengan angka 10.

whatt!!!. Itu adalah lantai apartemenku aku mengangkat wajahku dan memandangnya tak percaya, lalu kembali menundukka kepalaku sebelum ia kembali melihatku secara intens.

Aku menahan desahan karna rasa sakit yang menjalar dilenganku, aku hanya menggigit bibir bawahku agar dia tidak curiga, namun pandangannya tak lepas dari tubuhku. "anda tak apa nona?? ".Damnn!!, suaranya seakan membuat lukaku sembuh seketika, jantungku serasa mau lepas dari pengaitnya napasku memburu, dan suaraku tercekak tak mau keluar, entah apa yang terhadi pada diriku keringat dingin mulai membasahi tangan dan pelipiski.

Namun sekuat tenaga aku menenangkan diri dan menoleh kearahnya sambil menggeleng dan di balas anggukan olehnya, akupun kembali menundukan kepalaku dengan lemas.
Yaa hanya itu yang dapat kulakukan saat ini mengingat kondisiku yang rasanya mulai sekarat karna dadaku yang mulai sesak dan penghlihatanku yang mulai buram, oh God apa yang terjadi kepadaku, dan kenapa beberapa detik didalam sini serasa bertahun-tahun.

Ting!!.

Ah thanks God,tanpa memperdulikan tatapan aneh dari Abih aku berjalan mendahuluinya setelah pintu lift terbuka, dan baru beberapa langkah berjalan keluar dari lift tubuhku ambruk terkulai lemah seakan nyawaku melayang layang diudara, samar aku mendengar teriakan dari seseorang entah siapa, karna Penglihatangku sangat buram saat ini, tangannya meraih tubuhku dan mengangkat kepalaku dipangkuannya, dia menangkup wajahku namun wajahnya terlihat buram, aku Mengumpulkan tenaga dan kesadaran yang tersisa, aku meraih tangan orang itu dan menggenggamnya dan berharap agar dia tidak melepaskan tanganku, aku sama sekali tak dapat mengenalnya dengan kondisiku saat ini entah keberanian dari mana hingga kepercayaan itu muncul tiba-tiba instingku mengatakan, bahwa orang ini akan membantuku aku menggenggam tangannya dengan erat dan sekuat tenaga mengeluarkan suaraku yang sedari tadi kupaksakan. ' t..tt.. Tolong saya, t.t.olong bantu saya, j.. Jangan bawa saya kerumah sakit, saya mohon kepada anda, saya tidak ingin mati'.hanya itu yang dapa kukatakan dan tiba-tiba semuanya berubah menjadi gelap.

#gimana??
#udah dapet feelnya.
😢😢😢vote and comen

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black And White Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang