Part 5

2.7K 300 16
                                    

Aku memandang ke arah kotak bekal di tanganku. Bekal ini khusus kubuat untuk Kak Galang, laki-laki yang sejak sebulan lalu telah menjalin kasih denganku sekaligus laki-laki di sekolah yang paling dipuja oleh siswi-siswi. Laki-laki yang bisa dibilang laki-laki paling sempurna di sekolah.

Aku sendiri tak pernah percaya Kak Galang akan menyatakan perasaanya padaku. Bayangkan Kak Galang! Oh, bahkan aku benar-benar berasa seperti mimpi saat Kak Galang bilang dia selama ini dia selalu mengamatiku diam-diam. Dia mengamatiku?!

Aku tak berhenti tersenyum saat membayangkan kejadian sebulan yang lalu. Dan kini hubungan kami berjalan dengan baik, bahkan kemarin dia memberiku hadiah ulang tahun boneka teddy bear besar yang kini selalu kupeluk tiap malam.

Aku pun melangkah menuju ke kelas Kak Galang. Namun, saat aku berjalan di lorong tiba-tiba sosok laki-laki mengambil bekal yang ada di tanganku dan menjauhkannya dariku.

"Dasar, Alfa! Sini kembaliin bekalku!" Laki-laki itu malah mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Yuki, aku udah bilang berapa kali sih sama kamu, cowok itu nggak bisa dipercaya. Mendingan bekal ini buat aku aja. Aku belum sarapan tadi pagi," ucapnya sambil berusaha membuka tutup bekal itu sebelum aku dengan sigap merebutnya dari tangannya.

"Nggak boleh! Kalau kamu mau, beli sendiri sana! Aku udah buat bekal ini susah-susah tahu."

Laki-laki itu malah mendesah kesal. "Kapan sih kamu bisa percaya sama aku kalau cowok itu cuma mainin kamu? Udah siniin bekalnya, biar aku yang makan."

"Kamu nggak punya buktinya, Alfa. Lagipula aku yakin kok Kak Galang itu bukan laki-laki yang kayak kamu bayangin."

"Yuki, nggak perlu pakai bukti. Kamu bahkan bisa lihat dengan mata kepalamu sendiri kalau Kak Galang itu playboy."

"Mungkin Kak Galang sekarang udah berubah. Udahlah, aku nggak mau ngomong lagi sama kamu. Mendingan kalau kamu laper, ke kantin sana!"

Aku segera meninggalkan Alfa sendiri dan berjalan menuju kelas Kak Galang. Hingga akhirnya, sampailah tepat di depan kelas Kak Galang. Benar saja, laki-laki itu sedang bermain gitar bersama teman-temannya yang lain di dalam kelas.

Aku menarik napas panjang dan meyakinkan hatiku, sebelum melangkah masuk menuju bangku Kak Galang.

Kak Galang sedikit terkejut saat melihatku datang, namun dengan segera dia tersenyum manis padaku. Senyum yang selalu bisa membuat jantungku berdetak keras.

Hingga saat sampai di depan meja Kak Galang, aku berkata, "Ini, Kak. Aku buatin Kakak bekal." Aku menyerahkan kotak itu kepada Kak Galang diikuti dengan siulan dan 'cie-cie' dari teman-teman Kak Galang yang lain.

Kak Galang mengambil bekal itu dari tanganku, lalu membuka tutupnya. Dia tersenyum saat melihat isi bekal itu sebelum dia beranjak dari tempatnya dan mengangkat bekal itu lalu menjatuhkan semuanya di atas kepalaku diiringi oleh gelak tawa dari teman-temannya.

"Loe bodoh banget sih, bisa segitu percayanya kalu gue bener-bener sayang sama elo, Ki. Harusnya loe dari dulu percaya dengan ucapan temen brengsek loe itu, Yuki. Bukan percaya sama gue yang jelas-jelas nggak mungkin suka sama elo."

Aku seketika meremas rokku keras-keras sambil menundukkan kepalaku. Ya Tuhan, tolong aku. Air mataku sudah mengalir deras di pipiku.

"Gue itu nggak pernah suka sama orang nerd kayak elo. Asal loe tahu, ini cuma taruhan gue sam...."

BRUK!!!

Aku seketika mendongak dan melihat tubuh Kak Galang sudah terbaring di lantai sedangkan Alfa berada di depannya. Raut wajahnya benar-benar mengeras seolah dia tak tahan lagi ingin melayangkan tinju ke laki-laki itu.

Nikah yuk! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang