Stay -1- (2)

826 73 0
                                    

“Jen, kita putus ya,” kata Taeyong dengan suara parau.

Jennie terhenyak, dia tahu hubungannya sedang kacau tapi tidak menyangka akan berujung malam ini.

“Give me the reason, babe.”
Jennie menundukkan kepalanya, matanya tertutup tak ingin melihat kenyataan.

Bagaimana mungkin mereka harus putus, padahal rasa cinta Jennie ke Taeyong sudah pada puncaknya. Bahkan dia berpikir tak dapat menyukai namja lain lagi selain Taeyong.

“Kupikir aku nggak bisa lagi bersanding sama kamu. Orang-orang benar, gimana mungkin Manusia Gucci bisa pacaran sama barista kelas rendah kaya aku. Dan kamu tahu, seminggu lalu aku dipecat dari café. Kamu udah di usia 24, kamu nggak mungkin pacaran sama pengangguran, Jen.” Taeyong mengeluarkan beban yang terpendam di dadanya.

“Jadi alasan kamu menghindar dari tiga hari lalu itu ini. Kenapa kamu bisa berpikir jalan keluarnya itu putus? Beb, kita udah pacaran setahun, bukan baru beberapa minggu. Katamu kamu udah nutup telinga buat orang-orang yang doyan ngehujat. Dan.. Ayo selesaikan masalah ini bareng-bareng.”

“Kita musti putus, setidaknya aku masih punya harga diri di depan orang-orang. Setidaknya mereka masih melihatku orang yang tahu diri.”

“Lihat aku, beb.” Jennie menyentuh lembut wajah Taeyong, membawanya menatap lurus mata teduh Jennie.

“Jantungku masih berdegup sama kaya dulu pertama jatuh cinta. Entah karena aku memang cinta banget atau takut kamu ninggalin aku, yang pasti degupnya masih sama kencangnya. Kamu merasakan yang sama beb?”

Taeyong mengalihkan pandangannya ke ruangan yang sedikit gelap itu. Dengan samar dia mengangguk dan mata Jennie menangkap anggukan itu.

“Kalau kamu merasa hal yang sama, jangan tinggalin aku. Nggak usah tanya kenapa, just stay with me.”
Jennie memeluk punggung Taeyong yang membungkuk. Jemarinya lembut membelai rambut putih milik namja yang tak ingin dia lepaskan.

“Kamu nggak usah peduli orang-orang, kamu punya aku bukan punya orang-orang. Kamu nggak usah mikirin orang lain, aku yang paling banyak mikirin kamu bukan orang lain. Kita udah melewati banyak masalah, ini bagian yang harus kita lewati juga Yong. Ini bukan masalah kamu sayang, ini masalah kita,” ucap Jennie tepat di telinga Taeyong.

Taeyong membawa Jennie dalam pelukannya. Makin dalam, Jennie semakin merasa kehangatan dari pangeran es nya itu. Namja itu mencium perlahan pipi Jennie. Lantas dalam penerangan minim itu dengan suara seksinya namja itu berbisik.






“Wanna kiss?”
“I don’t refuse it, babe.”
----END----

Semoga ada yang tersesat ke ff ini ya :) Aku cuma mengharapkan ada yang baca aja kok :)) Dan untuk jinji, next chapter.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang