Pilihan [Hal.41]-[M&P]

935 16 0
                                    

Jika hati bisa memilih. Pilihanku pasti akan jatuh lagi kepada kamu. Tapi bagaimana bisa memilih kalau sudah dihancurkan. Tinggal menunggu seseorang yang mau membenahinya lagi.
*
*
*
Cerpen! 😁

Judul: Pilihan
PU: Maxime Bouttier & Prilly Latuconsina

Prilly dan mila kini sedang asyik jalan-jalan di dalam sebuah mall yang ada di jakarta. Mereka asyik keluar-masuk dari tokoh satu ke toko lainnya untuk membeli barang yang mereka inginkan.

Sekarang mereka duduk di salah satu cafe yang berada di mall tersebut karena mereka merasa lelah akhirnya mereka beristirahat di cafe tersebut.

"Pril, gue denger si max selingkuh sama si mizu, lo udah denger belum?"

Tanya mila sambil mengaduk-ngaduk jus jeruk di gelasnya. Prilly memang sudah mendengarnya tapi prilly lebih memilih mengabaikan nya karena masih sangat mencintai max, kekasihnya.

"Gue denger kok!" Jawab Prilly setenang mungkin karena ingin mengabaikannya. Mila melotot kan matanya kesal melihat respon prilly yang biasa saja.

"Prill, terus lo diam aja gitu? Prilly, ini Max selingkuh loh!" Ujar Mila dengan nada kesal. Prilly juga ikut mengaduk-ngaduk jus jambu yang dibeli nya tadi.

"Udahlah mi gak percaya kok sama Max! Dan gue yakin dia nggak mungkin selingkuh!" Ujar Prilly. Mila mendengus kesal. sahabatnya ini terlalu polos untuk melihat sifat busuk dari pacarnya, Max.

"Tapi Prill-----"

"Cukup Mil! Gue nggak mau dengerin omongan lu lagi! Gue permisi mau ke toilet sebentar!"

Belum sempat Mila menyelesaikan ucapannya, Prilly sudah lebih dulu memotong nya dengan mengatakan ingin pergi ke toilet. Dengan terpaksa mila menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Prilly.

Prilly pun pergi meninggalkan Mila dan menuju ke toilet. Setelah selesai dengan urusan di dalam WC, Prilly keluar dari ruangan sempit itu.

Prilly melihat pantulan bayangan dirinya di depan cermin. Ya, Prilly sekarang sedang berada di wastafel. Diaa melihat wajahnya yang terlihat kusam dari cermin tersebut.

Lalu lili membasuh wajahnya dengan menggunakan air untuk menghilangkan kekusamannya di wajahnya tersebut. Setelah mengeringkan wajahnya yang basah, Prilly melangkahkan kakinya menuju keluar toilet.

"Mmpphh.... Max.... Asshhh..."

Suara mendesah dari seorang cewek terdengar di telinga Prilly. Mendengar nama Max dikatakan mata Prilly menoleh seketika. Lalu mata tersebut melihat sosok pasangan yang sedang bercumbu mesra. Disaat itu juga satu tetes air jatuh dari kelompok mata miliki Prilly.

"Max," Lirih Prilly dengan nada sedih. Ada rasa kecewa kepada Max yang berstatus sebagai pacarnya malah bercumbu mesra dengan wanita lain.

Max, lelaki itu yang mendengar namanya disebut oleh wanita lain selain wanita di hadapannya menoleh seketika ke arah sumber suara. Dilihatnya prilly sang kekasih yang memergokinya sedang bercumbu mesra dengan wanita lain.

Plakkk!

Satu satu tamparan keras mendarat di pipi tirus milik Max. Ya, Prilly menampar pipi Max. Matanya sudah mulai berkaca-kaca, jika berkedip sekali saja akan membuat setetes air mata jatuh lagi untuk kedua kalinya.

Lelaki itu, Max dia memegang pipinya yang memerah akibat tamparan dari Prilly. Ada rasa menyesal di hatinya karena sudah mengkhianati kekasihnya yaitu Prilly.

"Kamu jahat Max! Aku salah apa sama kamu? Sampai-sampai kamu bermain api di belakang aku?"

"Prilly, aku bisa jelasin ini semua!"

"Aku benci sama kamu Max! Mulai sekarang kita putus! Jangan pernah hubungin aku lagi!"

Setelah mengatakan kalimat tersebut prilly meninggalkan max bersama perempuan yang tak lain adalah Mizu, teman satu sekolahnya.

Max menatap kepergian prilly dengan tatapan sedih. Dirinya sangat sangat menyesali perbuatannya yang sudah menghianati kekasihnya yang sudah tulus memberikan cintanya.

"Maaf," Lirih Max dengan nada sangat pelan. Yang membuat Mizu tidak menderkannya.

***

"Prilly ayolah lo jangan nangis melulu! Kan kasian mata lo itu!"

Mila merajuk Prilly yang terus saja menangis karena mengingat Max, kekasihnya telah selingkuh dan mengkhianati kepercayaan yang diberikannya.

"Hiks.hiks.hiks... Mila, Max jahat banget!" Prilly terus saja menangis.

"Prilly, seharusnya lo bangkit dan buktikan ke Max kalau lo itu bisa hidup tanpa dia! Jangan membuat Max senang karena dia berhasil membuat lo hancur!"

Tegas Mila sambil terus berusaha merajuk agar membuat Prilly berhenti menangis. Prilly yang mendengar pernyataan Mila langsung menghapus air matanya.

"Iya Mil, lo bener! Seharusnya gue gak boleh lemah gini! Gue pasti bisa hidup tanpa Max! Gue akan buktikan ke dia!"

Ujar Prilly dengan nada tegas. Mila yang mendengarnya sangat bahagia karena Prilly mulai bisa bangkit lagi.

Prilly bangun dari duduknya dan menuju ke meja belajarnya lalu mengambil buku diary-Nya untuk menulis sajak puisi yang meng-ekspresikan perasaannya sekarang.

Dear diary,

Jika hati bisa memilih. Pilihanku pasti akan jatuh lagi kepada kamu. Tapi bagaimana bisa memilih kalau sudah dihancurkan. Tinggal menunggu seseorang yang mau membenahinya lagi.

Jum'at, 24 November 2017-(Pilihan)

Ya, itulah sajak puisi yang Prilly tulis. Mila yang melihatnya semakin dibuat tersenyum bahagia. Dia kini yakin kalau Prilly akan bisa bangkit tanpa Max.
*
*
*
Bersambung...

Maaf ya di cerbung ini aku gak bermaksud untuk menghina Max ya guys! Ini hanya sebatas imajinasi. Maaf 😅

5 Detik Dan Rasa RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang