Rebecca keluar dari gedung sekolah sembari membawa jaket yang sudah ia cuci sebelumnya untuk dikembalikan pada pemiliknya. Ia menunggu bus yang akan di naikinya untuk pergi ke tempat biasa orang itu berada.
Tak lama kemudian Rian datang dengan motor sport miliknya yang berwarna hijau. "woy Bec!! Nungguin bus ya? Mau kemana emang? Sini gua anterin" ucap Rian ramah.
"ga usah Thank's" balas Rebecca datar sambil sesekali menengok apakah bus yang akan ditumpanginya akan lewat atau tidak.
Rian sudah terbiasa dengan sikap Rebecca yang super jutek dan dingin tersebut. "yaudahlah kalo gak mau" Rian segera memasang helm yang ia pegang.
Rebecca masih mencari bus yang lewat, tapi tak kunjung datang. Sial!! Kenapa dari tadi gak lewat sih!! Rebecca merutuki dirinya sendiri. Rian menyalakan motornya dan bersiap pergi. "ehh...gua ikut deh" Rebecca segera menahan lengan Rian agar ia tidak meninggalkannya sendirian di halte.
Rian melihat tangan Rebecca memegang lengannya. Rebecca yang sadar itu langsung buru-buru melepaskan tangannya dan langsung menaiki motor sport milik Rian tersebut.
"jadi kita mau kemana?"tanya Rian sambil melirik Rebecca dari kaca spion. "anterin gue ke perempatan jalan" jawab Rebecca ketus. "minta anterin tapi jawab ketus dasar jutek" gerutu Rian dengan suara pelan tapi tetap terdengar oleh Rebecca. "apa lo bilang?! "Tanya Rebecca yang langsung memberi pukulan ke bahu Rian.
***
"woy teh!!"seru Zaky pada sahabatnya.
"teh-teh!! Lo kira gua teh anget? Teh manis? Teh tawar hah?!" Fateh langsung menonjok lengan Zaky dengan sekali pukulan dan lengan tersebut langsung berubah warna menjadi merah."hahahaha lagian nama Fateh lah gua manggilnya apaan dong Fat? Fatia? Fatimah? Kayak nama cewek. Trus kalo teh lu baperan" tawa Zaky yang lebar hingga membuat para pembeli kaget dan langsung melihat ke arah Zaky dengan tatapan seolah 'abis lo sama gue nanti' .
Rebecca memasuki kedai tersebut dengan gaya coolnya. Bagaimana tidak, rambutnya yang acak acakan karena tertiup angin, baju yang keluar dari dalam rok, serta tas yang hanya menggangtung di sisi kanan bahunya membuat kesan wanita tersebut terlihat sangat cool.
"Zak, gue mau ice frappucino dua!" seru Rebecca yang tiba tiba sudah berada di depan Zaky. Fateh yang melihatnya sampai tak berkedip karena keindahan ciptaan tuhan yang tidak boleh di sia-siakan.
Rebecca segera mengembalikan jaket milik Fateh yang tertinggal waktu itu. "ini punya lo! Sorry baru sempet balikin" ucap Rebecca ketus dan dingin.
Fateh langsung tersadar dan segera mengambil jaketnya "santai aja sama gue mah, kalo lu mau ambil buat lu juga gapapa"jawab Fateh sambil tersenyum.
Rebecca tak mau ambil pusing, ia segera menanyakan apa yang ia ingin tanyakan pada pria tersebut "btw, Parfume lo apa sih?"
Fateh menyeringai jahil "ga ada gue ga pake parfume kenapa? Lo suka sama wanginya?"tanya Fateh.
"ogah amat suka sama wangi lo. Abang gue cuma tanya katanya enak" Rebecca berbohong, jelas ia tak mau di anggap murahan oleh pemuda yang satu ini.
"abang lo atau lo sendiri" goda Fateh. Zaky yang melihatnya langsung menggebrak meja dan mengagetkan semua pengunjung yang datang. "ini pesenan lo Bec" Zaky segera memberikan bungkus pesanan Rebecca dengan senyum ramah.
"Thank's Zak!! Gue cabut dulu!" jawab Rebecca dan segera pergi keluar dari kedai tersebut yang diikuti oleh Fateh dibelakangnya.
Rebecca tak peduli dengan pemuda yang mengikutinya. "lama banget sih Bec! Gue udah kering nih" ucap Rian sambil mengibaskan tangannya ke udara. "bawel" jawab Rebecca ketus. Fateh yang melihatnya langsung bertanya pada Rebecca "dia siapa elo Bec?". Rebecca menjawabnya dengan nada sinis "bukan urusan lo!".
YOU ARE READING
Lockdown Heart
Teen FictionIni cerita pertama saya:) kritik dan saran sangat diperlukan;) Rebecca adalah gadis SMA yang berprestasi, dia mempunyai banyak teman namun ya begitulah teman beda dengan sahabat tentunya. Rebecca mempunyai sahabat yang bernama Fira. Fira tau tentang...