Si Pecundang 20

10 3 5
                                    

Ketika kudengar suara derap langkah
Kutengok ke sumber suara
Kutemui kaki itu
Kaki yang nampak kokoh
Kaki yang belum pernah kulihat
Aku terkagum dengan kaki itu
Aku mulai penasaran siapa pemilik kaki itu
Saat itu sangat gelap
Aku tak bisa melihat si pemilik dengan jelas
Apakah dia perempuan atau laki-laki
Apakah dia cantik atau tampan
Apakah dia orang yang kukenal atau orang asing

Kuselidik
Dan PPPYYAAARRRR -
Tiba-tiba disekitar kami berubah menjadi terang
Aku tidak tahu darimana datangnya cahaya itu
Namun aku bersyukur karenanya
Aku dapat melihat si pemilik
Hatiku berdebar
Kuhitung mundur dalam hati

3

2

1

Mata
Tatapan
Jelas aku tak asing lagi dengannya
Seketika kakiku terasa lemas
Aku terduduk tak berdaya
Sambil menatap mata tajam itu
Aku melihat seringainya
Aku semakin merinding
Kurasakan denyut di setiap tubuhku
Mereka tak beraturan
Si pemilik berjongkok tepat di depanku
Aku kehilangan oksigen
Bahkan mungkin aku suduh lupa apa itu oksigen
Si pemilik menyikap rambutku
Kurasakan jari-jemari dinginnya
Menggelitik daun telingaku
Tanpa sadar air bening jatuh dari mataku
Kemudian aku terisak
Si pemilik menempelkan jari telunjuk miliknya ke bibirku
Sekali lagi jari dinginnya menyentakku
Tangaku bergetar hebat
Isakkanku semakin menjadi
Si pemilik mengusap kepalaku lembut
Aku mencoba menghindarinya
Namun dia terus berusaha meraih kepalaku
"Cup cup cup tenanglah" ucapnya
Dengan suara halusnya
Aku tak mengerti
Bagaimana orang dengan tatapan setajam pedang memiliki suara serta sentuhan selembut ini.
"Ttt to to loo nngg, hen-ti kk kan" ucapku terbata
Aku menyuruhnya untuk berhenti mengusap kepalaku
"Kenapa?" Tanyanya kembali
"Aa a aku ti-dak menyuk-kainya" balasku
Si pemilik terdiam sejenak
Dia beranjak pergi meninggalkanku yang tak berdaya ini
Kemudian dia kembali sambil membawa selembar kain
Selimut dengan penghangat
Si pemilik menyampirkan selimut itu padaku
Lalu didekapnya tubuhku ke dalam tubuhnya
"Kali ini tidak akan terasa dingin lagi, aku bisa memelukmu semauku" jelasnya
Aku terkaget dengan kalimat yang barusan
Tidak
Jangan
Aku memberontak
Melepaskan diri
Membebaskan diri
Namun si pemilik terlalu kuat
Makin lama aku kehabisan tenaga
Aku kelelahan di tingkat paling lelah
Mataku terasa berat
Dan
Aku pun tertidur
.
.
.
.
Aku terbangun dari tidur lelapku
Kulihat disekelilingku
Tak ada siapapun
Hanya sepucuk kertas yang tergeletak disampingku
Tertulis 'Bangunlah dan Tersenyumlah, aku tidak akan mengganggumu lagi'
Terlintas siapa yang menulis
'Si pemilik'
Dia yang menulisnya
Aki bergegas keluar
Mencari 'si pemilik'

20thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang