Dia memang seorang malaikat yang aneh. Lain dari pada yang lain dan berbeda. Mungkin dia juga seorang malaikat yang unik.Ketetapan untuk sebuah hal, bahwa seharusnya tidak ada seorang malaikat yang memiliki impian berciuman dengan seorang manusia.
Tetapi itu lah yang menjadikannya berbeda dari malaikat yang lain.
Sehari-hari, mungkin nyaris setiap waktu. Pekerjaan yang dia lakukan adalah menatap sang pujaan hati sambil tersenyum.
Malaikat itu selalu berfikir satu hal. 'Kenapa bisa ada sosok yang sempurna melebihi malaikat?'
Pemandangan yang ada di hadapannya saat ini. Seorang laki-laki yang begitu sempurna juga satu-satunya sosok yang merebut perhatian terbesarnya.
Jung Yunho.
Apakah lelaki ini benar-benar seorang manusia biasa? Kim Jaejoong sebagai seorang malaikat sangat mengsangsikannya.
Dari hari ke hari mengamati seorang Jung Yunho, tidak ada kecacatan yang tampak pada diri laki-laki itu.
Nol besar.
Nihil.
Kosong.
ZERO!Perfect adalah kata yang bisa Jaejoong ungkapkan untuk mendeskribsikan penilainnya.
Suasana kota London di malam hari begitu menakjubkan. Apalagi di sepanjang kawasan West End. Namun pemandangan itu akan selalu kalah jika di bandingkan dengan sosok Jung Yunho yang berjalan santai di sampingnya.
Mungkin laki-laki itu tidak akan pernah menyadari keberadaan Kim Jaejoong yang hanya seorang malaikat tersesat. Seorang malaikat yang tiba-tiba jatuh cinta padanya dan mulai mengekorinya kemanapun dan kapanpun.
Tidak ada yang aneh dalam kehidupan seorang Jung Yunho. Seharian laki-laki itu hanya berjalan-jalan mengelilingi kota London. Bahkan Jaejoong sampai hafal rute yang selalu di tuju laki-laki luar biasa yang di untitnya.
Taman-taman kota terbesar di kawasan pusat kota London tidak pernah absen dari langkah laki-laki bermodel rambut manly itu. Dari taman Hyde beserta tetangganya, kebun Kensington di ujung barat pusat kota London juga Taman Regent.
Tidak jarang pula Jung Yunho akan berhenti di sebuah museum terkenal. Museum lilin Madam Tussauds. Atau mungkin Jung Yunho akan berada di sepanjang kawasan-kawasan yang berstruktur bangunan megah. Seperti Mary Axe, Tower 42 One Canada Square atau laki-laki itu juga mengunjungi The Shard sebuah gedung tertinggi di belahan benua Eropa.
Jung Yunho jarang bicara. Itu yang Jaejoong tangkap dari pengamatannya. Tapi ia yakin, bahwa laki-laki itu bukannya tidak mau, hanya saja lebih terkesan diam.
Ketika melihat Yunho duduk di sebuah kursi dekat air mancur Godrick, Jaejoong ikut duduk disebelahnya. Senyum manis tidak pernah meninggalkan wajah malaikat itu. "Jadi kesukaanmu adalah green tea?" tanyanya bermonolog saat melihat sekotak kecil minuman menemani kesendirian laki-laki itu.
Jung Yunho jelas tidak akan pernah menjawab apapun yang di tanyakan malaikat itu. Dan tidak akan pernah. Tapi semua itu tidak mematahkan semangat Kim Jaejoong untuk tetap berada di samping sosok yang berhasil menjatuhkan hatinya.
Dua orang gadis western bersurai pirang dengan busana menggoda berjalan di hadapan mereka sambil berbisik-bisik serta tertawa. Jaejoong mengernyit ketika menangkap salah satu gadis pirang itu melempar senyum ke arah manusia pujaannya.
Tanpa di duga kedua gadis itu berhenti di hadapan Yunho. "Need someone?" tanya salah satunya. Jaejoong mendecih kesal tapi buru-buru menutup mulutnya.
'Oh God. Aku tidak sengaja mendecih. Itu bukan kebiasaan malaikat. Ampuni aku.' Do'anya lalu menggelengkan kepala. Tatapannya beralih pada wajah Jung Yunho yang justru tersenyum menanggapi pertanyaan gadis pirang itu. Lagi-lagi membuat sang malaikat menatap sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear God (Oneshot)
FantasyKim Jaejoong menjalani karir sebagai seorang malaikat. Merasa baru kali ini benar-benar menginginkan sebuah ciuman. Tapi masalahnya, sosok yang sedang membuatnya tergila-gila adalah seorang manusia. Jung Yunho. Seseorang yang berhasil memesonakan d...