初日(Shonichi)
Hari ini adalah hari sabtu, hari terakhir Ahn Hyungseob menjalani masa orientasi siswa baru di sekolahnya. Entah kenapa Hyungseob merasa lelah sekali hari ini. Badannya seakan-akan remuk. Pukul tiga sore, upacara penutupan pun segera dimulai. Hyungseob mendapat barisan paling depan di kelompoknya. Ya semua itu terpaksa karena Hyungseob kesal tidak ada yang ingin baris di barisan paling depan.
Upacara tidak langsung di mulai, diadakan gladi terlebih dahulu. Katanya agar upacara penutupannya berjalan dengan lancar. Kepala Hyungseob pusing.
"Kapan ini berakhir," gumam Hyungseob sambil sesekali memijat kecil kepalanya berharap rasa pusingnya berkurang.
Lima belas menit kemudian upacara penutupan pun dimulai. Kepala Hyungseob terasa semakin berat. Kaki Hyungseob seperti tidak sanggup lagi berdiri. Hyungseob menatap lurus ke depan namun pandangannya semakin memburam. Hyungseob menggeleng-gelengkan kepalanya pelan berharap bisa melihat dengan jelas lagi, namun yang ia dapat adalah pandangannya yang semakin memburam.
Merasa benar-benar tidak sanggup, Hyungseob pun berjalan ke belakang barisan dengan sempoyongan. Hyungseob tidak ingin dirinya pingsan dan menjadi tontonan banyak orang, jadi ia berjongkok di belakang barisan.
Namun tiba-tiba seseorang merangkulnya dari belakang dan menyuruhnya berdiri.
"Ayo ke UKS," ucap orang itu.
Hyungseob yang lemas pun hanya bisa mengangguk sambil di bantu oleh orang itu.
Hyungseob memang tidak tahu siapa yang membantunya, tapi Hyungseob bisa merasakan dada bidangnya yang menempel pada punggung Hyungseob, suaranya yang berat yang membuat dada Hyungseob berdebar.
"Bisa jalan ?" tanya orang itu dan lagi-lagi Hyungseob mengangguk lemas.
Mulai hari itu, kisah cinta seorang Ahn Hyungseob dimulai.
OoOoO
Hari ini hari pertama Hyungseob menjadi murid baru di sekolahnya. Baru masuk saja Hyungseob sudah menjadi bahan perbincangan siswi-siswi di sana.
"Ahn Hyungseob, bukan ?" tanya seseorang yang menghampiri Hyungseob dengan tiba-tiba.
Hyungseob mengangguk, "Iya, kenapa ya ?" tanya Hyungseob.
"Ah, tidak apa-apa. Aku Lee Daehwi panggil saja Daehwi, dan kita berada di kelas yang sama Hyungseob-ie. Eh, bolehkah aku menganggilmu begitu ?" ucap Daehwi panjang lebar.
Hyungseob terkekeh, "Iya, tidak apa-apa. Salam kenal Daehwi-ya... Kau lucu sekali," ucap Hyungseob lalu terkekeh lagi.
"Maaf ya, aku memang yahh cerewet kata orang," ucap Daehwi.
"Ayo ke kelas, semakin lama kau disini, kau semakin jadi bahan omongan mereka," ucap Daehwi dengan nada yang mengejek sambil menatap siswi-siswi yang ada di sekeliling mereka.
Hyungseob yang tidak paham apa-apa pun hanya mengikuti Daehwi yang menyeretnya menuju kelas.
Sesampainya di kelas, Hyungseob duduk di bangkunya. Hyungseob duduk disebelah kiri Daehwi, sedangkan disebelah kanannya terdapat jendela yang mengarah langsung ke lapangan.
"Daehwi-ya, omong-omong kenapa aku jadi omongan orang-orang ? Padahal aku tidak berbuat apa-apa," tanya Hyungseob kepada Daehwi.
Daehwi pun mendudukkan dirinya di sebelah Hyungseob lalu menatapnya, "Kau tidak tahu ?" tanya Daehwi.
Hyungseob menggeleng pelan.
"Ahn Hyungseob namanya, seseorang yang hampir pingsan saat upacara penutupan lalu di tolong oleh orang yang tampan sebut saja Park Woojin, wakil ketua jurnalistik dan ketua klub dance," jelas Daehwi.
Hyungseob pun menatap Daehwi tidak mengerti.
"Yang membawamu ke UKS saat upacara penutupan itu Park Woojin. Dia terkenal, penggemarnya banyak. Jadi ya intinya para penggemar Woojin sunbae iri kepadamu," jelas Daehwi lagi.
"Aku sering mendengar kata-kata ini, 'mengapa bukan aku saja yang pingsan saat itu' 'sial, kenapa harus dia sih' atau 'andaikan dia itu aku' dan yang di sebut sebagai dia di kalimat itu adalah dirimu.
Hyungseob pun tertawa. Bukan, bukan karena masalah dirinya yang menjadi bahan omongan, tetapi karena cara Daehwi menjelaskan kepadanya benar-benar lucu.
"Kenapa kau tertawa ?" tanya Daehwi sebal lalu memonyongkan bibirnya.
"Tidak, tidak apa-apa, aku hanya gemas melihatmu menjelaskan semuanya dengan begitu semangatnya," ucap Hyungseob lalu tertawa lagi.
"Tapi aku dengar-dengar, Woojin sunbae itu seumuran dengan kita, dia loncat kelas satu tahun. Benar-benar. Sudah tampan, ketua klub dance, wakil ketua jurnalistik, pintar pula," ucap Daehwi dengan mata yang berbinar.
"Aku tidak tahu dia yang mana, kalau sedang berpapasan dengannya, beri tahu aku ya," ucap Hyungseob.
"Omong-omong, kau menyukainya ?" lanjut Hyungseob.
Daehwi menggelengkan kepalanya, "Tidak sama sekali! Dia bukan tipe ku," jawab Daehwi lalu tertawa.
"Perhatian semuanya, harap duduk di bangku masing-masing !" teriak seseorang. Daehwi, Hyungseob, dan murid lainnya langsung duduk dengan rapih.
"Langsung saja, bagi kalian semua yang ingin mengikuti klub dance bisa mendaftar dengan mengisi formulir ini, dikumpul paling lambat pulang sekolah," ucap seseorang di depan kelas sedangkan murid-murid di kelas menatapnya kagum.
"Hyungseob-ah, itu Park Woojin," bisik Daehwi yang di sebelah Hyungseob.
Setelah pemberitahuan dadakan dari Daehwi, Hyungseob menatap orang yang disebut Woojin. Hyungseob memang punya masalah dengan penglihatannya sebut saja minus. Jadi dia terus memicingkan matanya menatap pria yang berdiri di depan bersama teman-teman satu klubnya.
"Yang ingin mendaftar silahkan ambil formulirnya ke depan," ucap Woojin lagi, siswi-siswi pun berebut ke depan hanya untuk mengambil formulir.
Hyungseob bingung, apa tampannya Park Woojin ? Hyungseob lupa bahwa dirinya tidak menggunakan kacamata dan sialnya ia lupa membawanya jadilah ia tidak bisa melihat wajah Park Woojin dengan jelas.
"Hyungseob-ah, dia melihat ke arahmu," bisik Daehwi lagi.
Hyungseob hanya membalas Daehwi dengan senyuman, toh ia bingung ingin menjawab apa sedangkan ia tidak melihat jelas objek di depannya.
Park Woojin risih karena banyak siswi yang berebut mengambil formulir darinya, jadilah formulir itu ia serahkan kepada temannya.
"Pegang," ucap Woojin datar lalu pergi meninggalkan temannya yang tak kalah tampan dikerubungi oleh banyak siswi.
"Hey, tidak berminat ?" ucap seseorang yang tiba-tiba berada di depan Hyungseob.
Hyungseob pun terkejut, lalu menatap orang itu. Ini Park Woojin ? Ternyata memang tampan, sekiranya begitu isi pikiran Hyungseob.
"Hey... Aku berbicara padamu," ucap Woojin sambil melambai-lambaikan tangannya ke wajah Hyungseob.
Hyungseob pun menoleh ke sampingnya, Daehwi tidak ada di sana dan ternyata sedang ikutan berebut formulir di depan.
"A-ah, itu... Badanku kaku, tidak bisa bergerak meliuk-liuk seperti yang kalian lakukan, sunbae-nim," ucap Hyungseob sopan yah meskipun malu juga.
"Ada aku tenang saja, kau harus masuk klub ini oke ?" ucap Woojin lalu menaruh selembar formulir di meja Hyungseob lalu pergi.
Ah, kalian tahu ? Sebelum pergi, Woojin mengusak-usak rambut Hyungseob yang membuat pipi Hyungseob memerah.
Halo, aku kembali.
Bagian awal, ngambil kisah nyata diriku :)) sisanya khayalan diriku :))
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US +panwink&jinseob
Fanfickumpulan fanfiction dengan pairing PanWink dan JinSeob Lai Guanlin X Park Jihoon Park Woo jin X Ahn Hyungseob dldr okd^^