When We Fall

2.2K 298 6
                                    

Masalalu adalah bayang-bayang bagi masa yang akan datang...

***

Yunho terbangun dari tidurnya. Peluh tampak menggenang di setiap sisi wajahnya. Nafasnya terengah serta kepalanya terasa pening luar biasa.

Mimpi itu lagi...

Sudah lebih dari 20 tahun yang lalu kejadian itu masih saja membayanginya.

'Aaagh! Tsk!'

Pekikan beserta ringisan Yunho terdengar saat ia mencoba menggerakkan tangannya. Ia baru sadar kalau lengannya tertembak tadi siang. Seolah teringat sesuatu, Yunho langsung mengalihkan kepalanya.

Laki-laki pemilik mata musang itu tersenyum saat melihat malaikat miliknya tengah memejamkan mata di samping tempat tidurnya dengan posisi duduk. Sebelah  tangannya menyangga kepalanya. Jaejoong memang selalu menawan apalagi saat memejamkan kedua matanya seperti sekarang.

Ia ingat tadi siang, pemuda cantik itu begitu terkejut saat melihat pemantik bersimbol milik keluarganya berada ditangan seorang penjahat sepertinya. Padahal ia hanya memancing malaikatnya itu agar tidak pergi meninggalkannya. Ternyata semuanya sesuai dengan rencananya.  Jaejoong  memilih mengikutinya lagi, bahkan pemuda cantik itu sekarang tinggal di rumahnya, di kediaman Jung.

"Jaejoongie. Aku tidak pernah menyangka kalau aku akan jatuh cinta padamu. Jatuh cinta pada saudara kandungku sendiri. Maafkan hyung." Bisik Yunho pelan saat kembali teringat mimpi serta kejadian 20 tahun yang lalu.

.
.
.

"Aku tidak menerima seseorang yang bukan anakku, bukan darah dagingku. Sekarang kau pilih, keluar dari rumah ini bersama anak itu, atau biarkan anak itu yang keluar dan tinggal bersama ayah kandungnya. Tapi  ingat satu hal, bayi yang ada dalam rahimmu akan kuambil saat ia sudah lahir nanti. Karena bayi itu adalah anakku, milikku."

Laki-laki paruh baya itu menggeram menahan luapan emosi. Sementara sosok yeoja yang tampak sedang mengandung itu terisak. Dalam pelukan yeoja itu seorang anak kecil dengan tatapan tajamnya mengarah pada laki-laki paruh baya itu. Mata musangnya menatap benci. Anak laki-laki yang baru berumur 7 tahun itu mengepalkan kedua tangannya erat, keping matanya begitu penuh dengan kebencian dan kemarahan.

"Aku mohon jangan pisahkan Yunho dariku. Dia anakku juga, dia bahkan masih sangat kecil. Aku yakin Yunho juga ingin melihat adiknya saat lahir nanti. Mereka akan tumbuh bersama dan saling menyayangi."

Cuih

"Anak haram itu memang anakmu, tapi  dia bukan anakku. Untuk apa aku merawat dan membesarkan anak orang lain. Anakku satu-satunya adalah bayi yang ada dalam rahimmu itu Min Na-ya. Tidak ada yang lain."

Yeoja benama lengkap Hwang Min Na itu semakin terisak hingga mengeratkan pelukannya pada anak kecil yang dipanggilnya Yunho.  "Kalau tau kau sudah tidak suci lagi saat menikah denganku, aku tidak akan sudi menerimamu. Kau pikir aku pria yang bisa kau bodohi? Hah?"

Puk

Lembaran kertas  itu berhamburan di lantai rumah besar milik seorang Kim Jongin setelah sebelumnya menerpa wajah Min Na. Yeoja itu terkesiap saat melihat bahwa kertas-kertas yang baru saja melayang kewajahnya adalah sebuah hasil tes milik anaknya Yunho. Semua keterangan yang tertera dalam kertas itu telah menunjukan semuanya, semua kebenarannya. Bahwa Yunho bukanlah anak yang berdarah Kim.

"Kau!! Kau bukan putraku. Namamu tidak akan pernah menyandang marga Kim. Dasar anak haram, kau tidak pantas berada dalam keluarga terpandang ini. Kehadiranmu hanya akan membawa sial dalam kelurgaku. Pergi kau anak tidak tau diuntung. Aku tidak butuh anak yang bukan darah dagingku. Dan KAU Min Na-ya, jika kau ingin tinggal bersama anak itu? aku tidak melarangnya. Tapi kau harus serahkan bayi dalam rahimmu padaku, karena bayi itu adalah milikku."

No Matter Crime, Love Or Possessive (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang