"Sungguh, aku terkejut dan kesal. Melihatnya didekati orang lain!"
--
Saat ini, aku sedang duduk di sebuah kursi taman.
Tempat terukirnya kenangan indah persahabatan.Zira, sahabat yang sangat baik dan setia. Tetapi kini hanya tinggal kenangan.
Aku senang, walau hanya mengingat-ingat kenangan."Laisa"
Dengan refleks akupun menoleh ke sumber suara.
Ternyata Fatah. Ya dia yang menyapaku saat disekolah waktu itu.
"Apa?" tanyaku sambil mengernyitkan alis.
"Sebenarnya aku mau ngomong sama kamu!" jawabnya.
"Apa? Ngomong aja""Sebenarnya, aku tuh suka sama kamu!" jeda beberapa saat, " mau nggak kamu jadi pacar aku?!" ucapnya yang membuatku terkejut.
"Em.. Anu, e-"
"Laisa" seru sebuah suara yang membuat ucapanku terhenti."Kak Azran"
Kak Azran mendekatiku, lalu membuat jarak antara aku dan Fatah."Maaf ya, Fatah" ujar kak Azran.
Loh.. Darimana kak Azran tau namanya??
"I-iya kak?"
"Kamu tau nggak kalau Keluarga kami menentang yang namanya 'pacaran'!""Emm.."
"Pacaran dilarang oleh agama Islam, dan itu karena pacaran mendekati zina, kamu tau kan!"
"I-iya kak, maaf!" ucapnya meminta maaf.Iyasih, kalau dipikir Fatah kan seorang yang agamis! Tapi kenapa dia malah ngajak pacaran?
---"Assalamu'alaikum.." salamku saat sampai di rumah.
"Wa'alaikumsalam""De Isa, sini duduk dulu sama kakak!" seru kak Azran yang sedang duduk di sofa.
"Iya kak"
"Ingat yah, kalau ada lagi orang yang nyatain perasaannya sama kamu, jangan diterima yah! Apalagi kalau dia bilang 'cinta' nggak ada cinta itu. Itu cuma nafsu yang disalah artikan menjadi cinta!" kata kak Azran dengan sedikit khawatir."Nah, lain hal dengan yang benar-benar mencintai karena Allah, pastinya dia akan segera melamar orang itu!"
"Apa sa? Kamu ditembak orang?" sambung kak Ifa.
"Iya, tadi Fatah nembak dia!"
"Fatah? Fatah yang agamis itu?!""Iya" ucap kak Azran.
"Oh iya kak, kok orang yang udah agamis aja masih ngajak pacaran?" tanyaku.
"Iya Laisa, bisa gitu kalau dia nggak kuat imannya! Terus bagi seorang laki-laki ujiannya itu kepada wanita!" kak Azran menjawab.
"Maksudnya?" tanyaku bingung.
"Dia bisa aja nggak sanggup nahan perasaannya dan ngungkapin deh keorang yang disukanya!""Ooh, makasih kak Azran sama kak Ifa selalu merhatiin aku!"
"Sama-sama" ucap kak Ifa lalu tersenyum.
Kak Azran pun demikian.---
Ting.. Ting.. Ting.."Akhirnya bisa ke kantin!" gumamku pelan.
Tak jauh dari kursi yang kududuki, terlihat seorang perempuan yang tak asing bagiku.
"Sabila"
"Eh, Laisa. Kenapa?"
"Maaf yah, untuk semuanya. Aku mau kita berteman lagi!" kataku dengan sedikit gugup."Aku maafin kok" jawab Sabila yang membuatku sedikit lega.
Ya, aku memutuskan untuk tidak lagi egois. Karena aku sadar, bahwa semua manusia pastinya tidak luput dari kesalahan!
------
Hay, readers🤗
Saya minta maaf karena baru update😁
Makasih yah yang masih setia baca!
Maaf juga masih ada typo dimana-mana.Maaf part ini pendek😅
Pokoknya saya minta maaf dan makasih buat yang udah baca cerita ini.Jangan lupa vote and comentnya yah, saya tunggu😉
Klo kalian mau difeedback, coment aja/postkan pesan, 😏
~see you in next part~
Byee🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
"Teman ??"
Non-FictionTeman? Kupikir, Jangan terlalu akrab. Karena aku tidak ingin lagi merasa kecewa! Tetapi, pada akhirnya akupun tersadar. Bahwa aku terlalu egois.