4 : Better understanding, not only blaming

431 43 3
                                    


17.21.11

Rose

Aku gak tahu apakah bertemu dan mengobral dengannya secara tak sengaja itu salah.

  Aku mendengar Lisa berteriak lagi sebelum aku menutup pintu kamarnya keras-keras, "oke! Lakukan sesuka hatimu, Park Chaeyoung!" Aku mendengar teriakannya dari dalam sana yang teredam. Sambil berjalan menuju kamar, aku berpikir, Lisa sudah keterlaluan. Apakah salah jika menunjukan rasa suka kita terang-terangan pada seseorang yang kita kagumi, atau mungkin kita sukai. Menurutku, itu tidak salah. Aku juga seorang manusia yang punya rasa suka pada lawan jenis dan Lisa tahu itu, tapi dia bersikeras melarangku, sedangkan ia sesuka hati bertemu dengan Kim Taehyung.

  Mataku mendapati mantel hitam selutut terbaring di ranjang sehingga tanpa berpikir panjang, aku segera membawanya, lalu meraih tas selempang kecil, memasukan ponsel, dompet, lipstick, parfum, dan powerbank ke dalamnya. Lalu tak lupa, barang terpenting bagi seorang idol adalah masker. Jadi, aku membuka nakas, mengambil masker hitam, dan menutup kembali nakas. Setelah menutup pintu kamar di belakangku, aku berlalu menuju pintu depan, melawati Jisoo eonni yang hanya menatapku bingung, berdiri, dan bertanya tanpa kujawab ketika aku sedang memakai sebelah sneakers putih, "mau kemana, Chaeng?" lalu aku kembali mendengar dia berkata, "kalau kau mau pergi agak lama, jangan lupa beli ayam goreng di tempat biasa!" dan aku hanya bisa mendengus kemudian menutup pintu.

  Taksi sudah kembali melaju setelah aku turun dan membayar beberapa menit lalu. Sungai Han. Kini aku berjalan di jalan setapak lurus, area bersepeda. Lampu taman setinggi tiga meter menyiramkan cahaya temaram menenangkan ke wajahku. Aliran tenang Sungai Han tampak membiasakan kesibukan indah nan mewah salah satu jembatan layang Seoul. Seluruh ibu kota nampak kekuningan berkilau, kombinasi menarik antara bermacam lampu dengan matahari terbenam yang membuat langit berwarna kemerahan, jingga, dan merah jambu.

  Aku mengulas senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Aku mengulas senyum. Teringat akan Lisa yang berlarian seperti anak TKjika aku membelikan permen kapas di dekat sini sejak sebelum kami debut. Lisa dan aku sering datang jika latihan sudah selesai atau jika home schooling kami selesai. Ya, Yang Sajangnim yang memutuskan bahwa sebaiknya kami home schooling agar tak terlalu dikenal publik. Beda ceritanya dengan Jisoo dan Jennie eonni yang bisa bersekolah di SMU terkenal di Seoul. Jujur, aku dan, terutama, Lisa sangat iri pada mereka berdua. Lisa bilang dia ingin merasakan jadi siswi SMU dan melakukan hal-hal yang mereka lakukan yang kelihatannya bebas dan tak terbatas. Omong-omong, kenapa jadi ngomongin Si tukang onar? Aish.. Aku 'kan sedang kesal padanya.

  Tidak ada bulan di langit, mengingat bulan ada di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.132 km. Hanya langit gelap bersih tanpa bintang. Pantulan kota meliuk-liuk dibelai kapal kecil yang mengangkut sejumlah pengunjung yang ingin menelusuri keindahan Han River di malam hari. Sekarang pukul tujuh dan aku masih duduk di rerumputan dengan pikiran yang berputar-putar kesana kemari dengan pandangan menunduk. Masih memikirkan hal yang sama, tentang Lisa, seseorang yang kusuka, bagaimana tidak adilnya dan egoisnya Lisa, dan hal-hal tentang itu hingga aku memilih bangkit dan pergi ke penyewaan sepeda. Tak lama, aku sudah membelah lagi jalanan khusus pengendara sepeda di Han River dengan masker yang sedikit turun sampai atas bibir, kali ini dengan sepeda rental berwarna putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Phase (단계) [Taehyung - Lisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang