Kenyataan pahit

30 4 0
                                    

Walau mereka hanya teman online
Jika mereka memang peduli padaku
Kenapa aku harus ragu?


Malam itu Rara sedang bermain ponselnya. Dia chatting dengan teman-teman grup limenya.
"RARA !" Teriak suara ayahnya dari luar kamarnya.
Rara buru-buru mematikan ponselnya lalu meletakannya.
Dibukanya pintu kamarnya.
"Iya ayah?" Rara menyambut panggilan ayahnya dengan sopan.
Ayah Rara melihat kedalam kamar Rara.
"Apa ini?! Kau tidak belajar ?! Mana bukumu?! Kau main hp lagi hah ?!" Ayah Rara menatap tajam Rara.
"Tidak ayah, ini aku mau belajar ..." Rara menunduk takut.
Ayah Rara menyaut ponselnya yang tergeletak di kasurnya.
"HPMU AYAH SITA ! KAU ITU MAU TES HARUSNYA KAU BELAJAR ! KALAU SAMPAI NILAIMU JELEK, AKAN AYAH BUANG HPMU !"
bentak ayah Rara keras.
Rara hanya mengangguk.
"LIHAT ANAK TETANGGA, DIA CERDAS , RAJIN , DAN SELALU JUARA ! KENAPA KAU TIDAK BISA SEPERTI DIA? KARNA KAU ITU MALAS ! " Tambahnya.
Rara semakin menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal entah karna sakit hati atau kesal.
"SAMPAI LIBURANMU TIBA , AKAN AYAH SITA HPMU !"
Lalu ayahnya pun berlalu.

Rara menuju ke meja belajarnya dengan lesu. Dikeluarkannya buku-buku tebal untuk materi pembelajaran nantinya. Tatapannya kosong.
Ah... jika manusia hidup hanya untuk belajar dan belajar, lalu untuk apa emosi dan perasaan diciptakan ?
Ya, memang tidak salah untuk menyuruh anak belajar.
Tapi apakah tidak ada cara lembut , haruskah dengan cara keras dan menjatuhkan anaknya ?
Memikirkan kata-kata ayahnya yang membandingkannya dengan anak lain saja membuat hati Rara sakit.
Mungkin ayahnya tidak pernah tau, bagaimana perasaannya saat mendengar kata-kata itu keluar dari orang yang paling dia sayangi.
Ah , Rara merasa tidak berguna menjadi seorang anak jika dia saja gagal diakui oleh ayahnya sendiri.
Rara pun menggelengkan kepalanya lalu menepuk pipinya untuk menyadarkan diri. Dibukanya satu-persatu halaman salah satu buku yang akan dipelajarinya. Lalu ,semalaman diapun belajar.

Beberapa haripun berlalu. Hari-hari Rara tanpa ponsel dan terus belajar berlanjut. Yang dilakukan kesehariannya hanya makan , sekolah dan belajar. Ayahnya melarangnya bermain jauh-jauh. Jika bosan , Rara mungkin hanya menonton televisi. Itupun jika dia mau. Rara tidak terlalu suka dengan tayangan di televisi jika itu tidak berfaedah.

Rara menghempaskan tubuhnya ke kasur.
"...Bosan... " dihembuskannya nafasnya. Ditatapnya langit-langit rumah lalu dia pun melamun.
"Tes juga masih seminggu lagi." Gumamnya dengan mata sayu.
"Hhzzzzz..." lalu dia pun tertidur.

Keesokan harinya.
Rara sedang menuju ruang tamu.
Tanpa sengaja dilihatnya ponselnya di salah satu almari di ruang tamu.
Rara menatap sekitar. Apakah ayahnya ada atau tidak.
Setelah dikiranya tidak ada , Rara pun menuju lemari tersebut lalu diambilnya ponselnya.
Diapun mengecek Lime.
.

Geceh Pribadi :v (5)

Shakilla: si Rara kemana ya ? Udah beberapa hari kgk on
Fia: entahlah. Gw khawatir. Jgn2 dia sakit
Shakilla: gw juga khawatir. Udh sakit jomblo lagi.
Rara: WOI LU JUGA JOMBLO
Shakilla: gw ada dani ya sori.
Shakilla: lah itu Rara njir
Shakilla: kmana aja lu
Rara: besok putus mampus lu
Rara: gw sibuk sekolah
Fia: lu jd anak rajin ra ? Astaga gw terkedjoet
Rara: njir
Shakilla: klo ada apa2 bilang ae.
Rara: oke sha. Thanks
Fia: nah iya ra
Rara th

Saat Rara hendak mengetik pesan lagi , tiba-tiba sesorang menyaut ponselnya.
"APA INI?! BERANI MAIN HP HAH !!!" Ayah Rara membentak Rara kesal.
"Kau itu bergaul dengan siapa ! Orang internet ?! Mereka itu hanya membawa pengaruh buruk ! Mereka itu orang-orang gak bener !" Ayah Rara berkata keras.
Deg
Rara merasa kesal.
" Ayah ! Aku tidak masalah ayah memakiku . Tapi jangan maki mereka ! Mereka itu teman-temanku ! Mereka peduli padaku ! Aku tau kalau kami itu jauh. Bahkan dekat pun rasanya mustahil. Tapi mereka teman yang baik . Aku yakin itu. Dan jangan bawa-bawa orang lain yang tak bersalah ke masalahku ! Akulah yang salah ! Mereka tidak melakukan apa-apa yang membuat mereka patut disalahkan !" Rara berkata tegas.
"KAU BERANI MENYAUT ?!" Ayah Rara mendelik tajam.
"Aku ingin membuat kesepakatan dengan ayah" Rara pun menenangkan dirinya.
"Jika aku berhasil juara 1 umum dari tes kali ini, aku ingin ayah jangan mengganggu hal pribadiku lagi. Dan aku janji , aku tidak akan lupa waktu. Aku akan jadi anak yang bisa ayah banggakan" Rara menatap ayahnya sembari tersenyum.
Ayah Rara kehabisan kata-kata. Ayahnya mengalihkan pandangan darinya.
"Baiklah. Lakukan sesukamu. Tapi kalau kau menyesali keputusanmu, jangan pernah berharap ayah akan peduli padamu. Dan untuk hpmu akan ayah serahkan jika kau berhasil membuktikan kata-katamu"
Lalu ayah Rara pun berlalu.

"baik ayah ! "  Rara pun bersemangat.

Seminggu kemudian pengumuman hasil tes.

Daftar peringkat :
1. Rara.

Rara berhasil membuktikan kata-katanya.

"Selamat nak. Kamu berhasil. Ayah bangga padamu" ayah Rara menepuk kepalanya.
"Ini hpmu" diserahkannya ponsel Rara kembali. Rara menerima ponselnya kembali.
"Maafkan kata-kata ayah , sepertinya itu terlalu kasar untukmu"
"Tidakpapa ayah. Aku tau itu ayah lakukan demiku" Rara tersenyum.
"Tapi aku ini sudah besar ayah, aku tau apa yang ku lakukan dan resikonya."
"Tapi, aku tetap butuh dorongan dan perlindungan dari ayah"
Rara memeluk ayahnya.
"Aku sayang ayah"
Ayah Rara membalas pelukannya.
"Ayah juga menyayangimu nak. Ayah tidak mau jika cahaya hati ayah terluka"

"Iya ayah aku tau. Terimakasih ayah"

Malam harinya

Geceh Pribadi :v (5)

Rara: uyyyy gw balik :v
Shakilla:  raraaaaa gua kangen anjir. Kmana aja lu.
Fia: gw juga anjay. Gw kira lu bakal ngilang kek si yuurin
Fia: ah kampret bikin gua galau
Rara: sori2 gaes gw sibuk tes. Dan GW JUARA 1 UMUM UYYY
Shakilla: anjir pinter lu kampret.
Fia: e e e badak lu.
Rara: njir ucapin slamet kek kampret.
Fia: dih. Gip tikel oy . Pajaknya.
Rara: anjay
Shakilla: gip gip gip
Rara: njir. Oke2 besok
Fia: uhuy
Rara: btw , axel kmana ? Kok gw scroll kgk ada chat dri tuh anak.
Shakilla: dia off katanya males ngisi paketan. Kabar dari yuurin gak ada2 galau dia.
Rara: oalah.
Fia: lain kali lu klo sibuk kabarin juga peak. Jgn bikin org mati galau kampret.
Shakilla: nah iya njir.
Rara: ea ea. Khawatir yak ?
Shakilla: masib gua liatin. Ntar juga gua buang ke kali nih anak.
Fia: gw ikut lu sha. Kita buang bareng
Rara: njir iya2 sori uy . Jangan buang gue
Fia: kwkwk.
Shakilla: wekaweka

Rara cekikikan melihat chat teman-temannya.
"Haha , dasar temen-temen koplak"

Bersambung...

You'e not alone. We're here [Recommended]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang