one : vlog #1

5K 559 18
                                    

"Cek ... Hello?"

Tampak kamera memperlihatkan sebuah sudut kamar, dengan tempat tidur berukuran single ber-bed cover putih dan selimut kasmir Burberry yang masih belum terlipat rapi di atasnya. Di belakang tempat tidur itu, sebuah almari bufet dengan berbagai miniatur bangunan khas negara-negara adikuasa dan figurin superhero tersusun rapi. Di dinding yang terpasang wallpaper motif vintage, terpasang banyak figura foto yang diabadikan sang pemilik. Kemudian, tertangkap juga oleh kamera berapa buku, kertas, alat tulis dan kacamata yang tampak berserakan di meja tempat kamera video diletakkan.

"Bam!!" seorang remaja laki-laki tiba-tiba menepukkan kedua tangannya di depan kamera lalu mundur dan duduk di atas tempat tidur. Ia merentangkan kedua tangannya,

"Welcome to Khalifa's International School, Zee!" ia menyeringai lebar, memperlihatkan deretan gigi putih yang sedikit tertutup oleh kawat gigi keramik. Matanya yang bulat dinaungi alis tebal itu tampak berbinar-binar.

"Oke, jadi mulai hari ini, aku mau kirim ke kamu private vlog aku di sini, karena mulai hari ini aku udah punya jabatan baru di sekolah. Dan aku mau tunjukkan ke kamu perjalanan aku berjuang merubah sebuah sistem di sini." Sinar matanya tiba-tiba sedikit meredup ketika menyebut kalimat terakhir,

"Apa itu, nanti aku jelasin sambil jalan. Tapi sebelum aku ajak kamu keliling sekolah ini," laki-laki itu berjalan dan meraih kameranya kemudian merotasi kamera itu ke sekeliling kamarnya yang tampak mewah untuk ukuran anak sekolah itu, "Ini kamar Asramaku di sini. Think I can show you off how cool it is!"

**

"So, the first thing that you should know about Khalifa's, is how things work around here. Selain sistem kurikulum di sini yang masih menggabungkan antara kurikulum nasional dan International Baccalaureate, jadi selain bisa lanjut kuliah di Indonesia, ijazah kamu juga diakui untuk lanjutin sekolah di universitas manapun di seluruh dunia, bla bla bla ... ada hal lain yang lebih penting dari itu : the hierarchy system.

"Aku pikir diskriminasi karena status sosial itu Cuma ada di sinetron-sinetron atau novel-novel a la sosialita aja Zee, ternyata di sini pun berlaku seperti itu. I can't believe it at first, tapi setelah aku ngalami sendiri di awal-awal tahun aku sekolah di sini, mau nggak mau aku telan juga pil pait itu. Jadi ya ... ternyata sesempurna itu pamor sekolah ini di Indonesia, tapi masih juga ada cacat yang mereka coba untuk sembunyikan."

Laki-laki itu terus berbicara di hadapan kameranya, sambil memperkenalkan sebagian seluk-beluk sekolah, yaitu bangunan berarsitektur klasik timur tengah berpadu dengan tiang-tiang dan lorong bercorak khas Romawi. Beberapa siswa tampak berjalan berseliweran di sekitarnya, sibuk bercakap satu sama lain. Ketika mereka melihat Habibi, sebagian besar tersenyum lebar dan melambai ke arahnya, sebagian lagi tampak menundukkan kepala dan berusaha menghindar. Laki-laki itu kemudian berhenti bicara dan menyunggingkan bibirnya,

"Ini sistem yang mau aku tunjukkan ke kamu tadi, Zee."

Kamera kemudian beralih ke sebuah aula besar berbentuk lingkaran yang bagian tengahnya beratap terbuka. Tampak meja dan kursi diatur sedemikian rupa memenuhi aula tersebut. Di bagian tengah itu terdapat pohon-pohon Tabebuya besar yang sedang mekar penuh sehingga nampak seperti pohon bunga sakura berwarna murah muda pucat, satu-persatu bunganya berguguran.

"Kalau kamu mau liat sistem hierarki di Khalifa, liat aja dining-hall-nya. Aku nggak tau sih ini siapa yang desain, tapi cara penataan kursi makan seperti ini pasti ujung-ujungnya memperlihatkan ketimpangan status sosial seperti sekarang. Because let's face it, siapa coba yang nggak mau makan siang di antara bunga-bunga berjatuhan seperti itu? Dan sesuai hukum rimba, yang berkuasa selalu dapat tempat yang paling enak."

Habibi's Project (Khalifa's International School) - ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang