4. NEBENG

3.3K 512 153
                                    

NEBENG

+++++++






"Abaaahhh," manggil pake nada manja, "Bangun yuk. Nanti nganterin Changkyun kan?" elus-elus rambut Wonho sayang.

"Tarik, Mi," kedua tangan Wonho ngulur ke atas. Nggak tau posisi istrinya dimana. Yang penting ngulur aja udah. Padahal masih merem itu matanya.

Hyungwon mau aja di suruh Wonho. Tapi pas mau narik bangun, malah dia yang ikut ambruk ke kasur. Mana abis itu di peluk Wonho lagi.

"Abahhh!!!" bukan nada manja lagi yang keluar, Hyungwon berusaha berontak.

"Bentaran atuh, Umi," dusel-dusel.

"Abah bau jigong ih. Bangun ayo," Hyungwon yang berhasil lolos dari badan kekar Wonho itu segera bangun dari kasur dan meninggalkan kamar mereka.

Sebelum masuk ke kamar anaknya, Hyungwon pergi ke dapur. Memastikan kalau Minhyuk bekerja dengan baik.

Oh iya. Jadi gini, setelah Minhyuk nyari wangsit di rumah Pak RT kemarin, dia mutusin buat ambil dua-duanya. Jadi, tiap hari Senin sampe Rabu dia kerja di tempat Wonho. Sementara Kamis sampe Sabtu dia di rumah Shownu. Nah sisa hari alias Minggu dia mau leha-leha nggak tau di mana. Pokoknya itu udah deal dan para emak-emak itu nggak boleh protes. Pembantu jaman now kan lebih tinggi derajatnya ketimbang majikan. Kadang minta gaji juga suka ngawur. Walau polos-polos begitu, si Minhyuk juga nggak goblok-goblok amat sih. Apalagi dia punya majikan yang istrinya pada gila.

"Mbak, sarapannya nanti apa? Oh iya sekalian bikinin telur gulung buat bekal Changkyun ya. Saya ngelarang dia jajan sembarangan di kantin. Banyak kuman. Berani bersih itu baik," ujar Hyungwon panjang lebar.

"Ini saya masak capcay udang sama bakso. Siap, Buuu," nggak liat Hyungwon, lebih fokus sama wajan.

Kemudian Hyungwon ngibrit pergi ke kamar Changkyun di lantai dua.

Baru sepeninggal Hyungwon ke kamar atas, Wonho keluar dari goanya. Nguap beberapa kali pas mau nutup pintu, tapi matanya masih belum melek beneran.

Kakinya jalan ke dapur. Makin deket kompor, Wonho bisa nyium bau masakan. Tiba-tiba Wonho meluk dari belakang.

"Umi, masak apa? Tumben baunya enak. Biasanya nggak jelas. Garem jadi gula, laos jadi jahe, ketumbar jadi merica. Ah, tapi apapun masakan Umi, Abah teteup sayang," dusel-dusel leher Minhyuk.

Minhyuk yang syok itu matung seketika. Mau langsung getok kepala takut nggak di gaji. Mau tereak tapi diluar masih adzan subuh. Minhyuk nggak bisa diginiin Ya Alloh.

"BAHHH!" baru aja Minhyuk nahan nggak tereak, lah ini yang punya rumah malah nggak tanggung-tanggung kalo tereak.

Kecepatan jalan Hyungwon tiga kali lipat dari sebelumnya setelah liat suaminya meluk-meluk pembantu.

"Hiiihhh!" saking gemesnya, Hyungwon buru jambak jambang Wonho kuat-kuat. Seketika dia melek dan sadar kalo bukan Hyungwon yang tadi dia peluk.

"Loh? Kok bisa ada orang lain di dapur?" Wonho tercenging.

"ABAH LUPA DARI KAPAN HARI PESEN PEMBANTU?!" amuk Hyungwon yang ternyata sama aja kayak Kihyun.

Wonho mikir ganteng. Abis itu nepok jidat, "Astogfirulloh, Umiii. Iya ya, kok Abah bisa lupa setengah mati gini. Maaf ya, Mbak," Wonho salaman sama Minhyuk yang masih matung. Terus sadar pas nyium bau gosong.

"Awas aja Abah genit. Mentang-mentang dia masih siset, punya Umi udah longgar dan menggelambir."

"Umi kenapa sih. Masih subuh, Mi. Jangan ngomongin yang iya-iya."

"Abahhh."

+++++++

"Dianter Papih, Joo?" tanya Kihyun sambil masukin bekal ke ransel Jooheon.

"Nggak ah. Malu. Berangkat sendiri aja."

"Papih guanteng kayak gini, yang kamu maluin apanya, Joo?" Shownu yang masih sarapan di meja mencoba PD.

"Ganteng? Item kayak areng begitu ganteng. Ganteng itu kayak Jojoo gini."

"Papih nanya, kamu bisa ganteng gitu berkat siapa? Ya berkat cetakan Papihmu ini yang topcer. Sekali langsung jadi. Ya nggak, Mih?" manggut-manggut liatin Kihyun.

"Ngomong sekali lagi coba, Pih," Kihyun ngangkat centong nasi. Siap-siap mau masukin ke tenggorokan suaminya.

"Jooheon berangkat," jalan pergi ninggalin meja makan.

Setelah menutup gerbang dengan aman, bukannya jalan ke kiri, Jooheon malah belok nganan. Alias mlipir ke rumah tetangga.

Abis masang pomade sampe rambutnya kayak orang abis kesiram minyak, Jooheon masuk ke halaman rumah. Untung gerbang depan udah di buka. Kalo belum bisa ketahuan kalo Jooheon niat nebeng sama tetangga. Biar bisa pedekatein anak yang punya rumah.

Knock knock

"SAMLEKOMMM," abis ketok-ketok Jooheon ngasih salam. Lagi-lagi dia benerin rambutnya.

Siku tangan Jooheon bersandar di pintu. Walau dalam hati ngedumel karena nggak ada yang jawab salam dia, Jooheon nggak akan nyerah. Bentar lagi juga keluar yang di dalem.

"Waalaikumsalam," jawab seseorang sambil buka pintu dadakan.

Jooheon jatuh tersungkur ke bawah dengan nggak elitnya. Cuma kata "anjenk" doang yang keluar dari mulut Jooheon

"Kok kamu pagi-pagi kesini?" suara merdu yang di harapkan Jooheon terdengar syahdu di telinganya.

Jooheon segera bangkit dari jatuhnya. Nggak lupa benerin rambut dengan sok gantengnya.

"Hai. Boleh nebeng nggak? Mobil Papihku lagi sekarat nih. Boleh dong ya kan?" angkat-angkat alis.

"Bah, buruan. Eneng nanti telat," Changkyun masuk ke dalem lagi. Pastinya sambil nutup pintu depan. Mana angin yang di hasilkan kayak nampar wajah Jooheon lagi.

"Sabar, sabar. Jooheon sabar di sayang dek Changkyun. Eakkk," ngomong sendiri.

Hampir lima belas menit Jooheon masih sabar aja nunggu depan pintu. Nggak ada tanda-tanda Changkyun keluar dari dalem.

Denger suara mobil nyala, Jooheon langsung noleh. Eh? Lah kok udah di dalam mobil? Lah? Keluar dari garasi gitu? WASYEMMM. Jooheon alamat di tinggal itu.

Mobil mulai jalan keluar pekarangan rumah. Di dalem, Changkyun yang duduk di samping Wonho langsung meletin Jooheon. Bahasa aliennya "sukurin lo!".

Mobil mulai keluar dari gerbang utama komplek. Changkyun merasa aman karena Jooheon pasti udah nyerah.

Changkyun nengok ke belakang. Memastikan kalau Jooheon sudah tidak mengejar mobilnya lagi.

"JURIKKK!!!" teriak Changkyun waktu liat Jooheon gelantungan di belakang. Mana wajahnya nempel di kaca kayak monster. Gitu aja masih sempet ngedipin Changkyun.

"Neng kenapa? Abah kaget iniii," Wonho elus dada sambil terus istighfar.

"Bah, buruannn."

Changkyun masih menoleh ke belakang. Sementara Jooheon berusaha pegangan dengan erat. Nggak peduli air liurnya pada muncrat di kaca. Nggak peduli juga sama rambut yang penuh pomade. Syukur-syukur kalo dia sampe dengan selamat ke sekolah.

+++++++

TBC


+++++++



HAI HAI MAAF BARU UPDATE. KANGEN NGGAK? GA!

YUHUUU MV DRAMARAMA NETES DAN OKE AKU TEAM MALES MECAHIN TEORI. SUKA PENING KALO BAHAS TEORI. TERIMA JADI AJA AKUTU.

BTW AING SEDIH PAS DENGER ABAH SAKIT KEMAREN DAN NGGAK IKUT SHOWCON 😭😭😭😭 TAPI ALHAMDULILLAH YAH ABAH CUMA FLU BIASA.

OKEDEH JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK. SALAM KECUP DARI SAYA 😘😘😘

Tetangga, Kok Begini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang