BAGIAN 2

43 5 1
                                    

"Gimana? masih sakit kepalanya?" tanya seseorang.

Perlahan-lahan aku membuka mataku, lho? aku ada dimana ini?

"Gue ada dimana?" tanyaku gak jelas pada siapa.

"Lo lagi di UKS, tadi bola basket ini gak sengaja terlempar ke arah kepala lo" sahut orang tersebut.

Sontak, aku melihat kearah asal suara. Aku melihat seorang cowok sedang mengangkat-angkat bola basket yang sedang dipegangnya.

"Lo siapa? kok bisa ada disini?" tanyaku penuh selidik kearah cowok tersebut.

"Gue orang yang gak sengaja nabrak lo didepan gerbang sekolah dan orang yang gak sengaja melemparkan bola basket ini kearah lo" jawab orang tersebut santai.

Hm, tadi dia bilang dia orang yang gak sengaja nabrak aku didepan gerbang sekolah.

Itu artinya...HAH?!

"Sorry, gue udah buat kesalahan dua kali sama lo satu hari ini" sambungnya lagi yang kali ini meletakkan bolanya diantara lengan dan tubuhnya.

"Eh, gampang banget yah lo ucapin kata *maaf* ke gue! emang elo kira pantat gue gak sakit apa? elo kira kepala gue gak sakit apa? elo kira rok gue gak kotor apa karna ulah lo itu?" cerocosku penuh kekesalan kepada cowok itu.

Maklum lah, aku masih dendam sama dia sejak insiden didepan gerbang sekolah tadi pagi.

"Ya kan gue udah minta maaf tadi. Eum, dua kali malah" balasnya santai.

Ihh nih cowok gak ada peka nya ya sedikit pun sama cewek.

"Enak banget lo ya, udah buat kulit gue yang mulus ini jadi lecet, trus dengan gampangnya cuman bilang *maaf*" sahutku ketus.

"Lah? jadi lo maunya gue ngapain lagi?" tanyanya enteng.

"Ihh, tanggung jawab kek! lo itu cowok! harusnya lo itu bisa jadi orang yang bertanggung jawab. jangan, udah buat kesalahan, terus tinggal minta maaf, gak ada pertanggung jawaban! dih enak banget hidup lo kalo gitu" ujarku panjang lebar.

duh gue lagi ngomongin apa sih? kok jadi ngawur gini? gumamku dalam hati.

"Tanggung jawab? emang luka lo udah separah apa sampe gue harus tanggung jawab sama lo?" katanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

Oke, sepertinya dia udah mulai kesal, hehe namanya juga cewek, mana ada yang mau kalah.

"Yah memang gak sampe parah banget sih.. tapikan elo harus tanggung jawab! ng..--obatin kaki gue kek contohnya, kan kaki gue lecet tuh, atau apa lah pokoknya lo harus ada pertanggung jawaban sama gue!" ucapku ketus sambil melipat tangan didada dan melirik kearah lain.

hening

Lho apa ini dingin dingin di kaki ku?!

Segera aku melirik kearah kakiku. Aku mendapati cowok itu sedang membersihkan luka ringan yang ada dikakiku.

eh--aduh apaan sih nih orang, mau buat gue melting ya?! gumamku dalam hati sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Eum--eeh lo lagi ngapain itu?!" tanyaku dengan raut wajah terkejut dan melting.

"Lagi bertanggung jawab." jawabnya santai tanpa melihatku sedikitpun sambil terus membersihkan luka ringan dikakiku.

"Eh, apaan --"

"Udah deh, lo diem aja disitu, jangan banyak bicara dan jangan banyak gerak, biar gue fokus ngobatinnya" katanya yang kali ini menatapku lekat-lekat.

Aku terdiam sambil membiarkannya mengobati lukaku. gak berapa lama...

"hm, udah siap deh. eit, tapi elo jangan banyak gerak dulu ya, biar obatnya meresap ke kaki lo yang luka" ucapnya setelah selesai menjadi dokter sesaat.

My Sweety BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang