Hari demi hari terus berganti. Tak terasa, dua minggu lagi LT3 akan dilaksanakan. Persiapan dari SMP Gemilang pun sudah cukup matang diberbagai mata lomba, terlebih juklak resmi LT3 telah mereka terima.
Pagi ini, entah akan ada pengumuman apa, regu pramuka putra dan putri SMP Gemilang dikumpulkan.
"Sedayu, ini ada apa kita disuruh kumpul?" tanya Pingka tak mengerti.
"Aku juga nggak tahu Ping, kita tunggu aja!" jawab Sedayu.
Tak lama kemudian, Kak Tono selaku Kak GUDEP SMP Gemilang keluar dari lobi, lalu disusul Kak Adi, Kak Lastri dan Kak Suri dibelakangnya.
Para siswa yang mengetahui hal itu pun segera membentuk barisan dua shaf.
Setelah mengucapkan salam, dengan raut wajah yang amat sulit diartikan, Kak Tono mulai berbicara:"Kami selaku pembina pramuka di sekolah ini mengumpulkan kalian pagi ini tentunya bukan tanpa alasan. Sebelumnya,kami mewakili sekolah mengucapkan terimakasih pada kalian karena sudah berlatih sejauh ini untuk LT3 dengan sangat giat. Kami juga mengucapkan mohon maaf pada kalian karena..." Kak Tono berhenti sejenak mengambil napas dalam-dalam.
"Karena sekolah tidak bisa memberangkatkan kalian ke LT3" Kak Tono kembali berhenti berbicara, melihat reaksi anak didiknya.
DEG!
Seluruh siswa yang mendengar pernyataan dari Kak Tono hampir melompat keluar jantungnya. Bagaimana tidak? Baru saja Kak Tono memberitahu bahwa sekolah tidak bisa memberangkatkan mereka ke LT3. Padahal, mereka telah berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan diri untuk LT3.
Sedayu menunduk, tampak betul matanya berkaca-kaca menahan air matanya jatuh, begitu pula satu dua anggota lainnya."Kakak mewakili sekolah mohon maaf pada kalian. Kami sebagai pembina sudah barang tentu tahu perjuangan kalian. Tapi, karena suatu kendala, dengan sangat terpaksa kita tidak bisa memberangkatkan kalian ke LT3" nada bicara Kak Tono melemah, wajahnya tampak sedih.
"Nanti saat pulang sekolah, sampaikan salam dan permohonan maaf dari pembina untung orang tua kalian. Dan otomatis, nanti siang kalian sudah tidak ada kegiatan latihan lagi. Semoga, kalian bisa menerima hal ini walaupun mungkin akan sangat sulit bagi kalian. Sekarang, kalian bisa kembali ke kelas masing-masing" Kak Tono menghentikan perkataannya dengan menutup salam.
Wajah sedih tak hanya terlihat dari raut Kak Tono, namun Kak Adi, Kak Lastri dan Kak Suri juga sama. Bahkan Bu Lastri, sedari tadi terus meyeka matanya.
Setelah pembina pramuka kembali masuk ke lobi, Sedayu, Togar dan teman-teman lainnya pun bubar dari barisan. Tak ada dari mereka yang membuka bicara, bahkan Yuki yang terkenal bawel pun bungkam."Ada apa sih sebenernya?" Togar angkat bicara.
Akhirnya, ada yang memecah keheningan. Namun nihil, tak ada dari teman-temannya yang menjawab.
"Ada apa ini?!!" lagi, Togar bertanya pada teman-temannya yang hanya mematung.
"Aku harus minta alasan yang logis sama Kak Tono" ujar Togar sambil melangkahkan kakinya menuju ruang lobi. Namun, Leo mencegah dengan menarik tangan Togar.
"Jangan, Gar. Nggak usah" kata Leo berusaha mencegah Togar.
"Tapi kenapa Leo, kenapa?" Togar geram.
"Nanti kita juga tahu, kok. Kita sabar aja" Leo menasehati, berusaha berpikir positif.
"Apa mungkin ini ada kaitannya sama dana buat LT3?" Sedayu ikut membaur.
"Aku juga nggak tahu, Yu. Tapi bisa jadi karena itu" Leo menjawab.
"Ya Tuhan... Kenapa jadi kaya gini?!!" Yuki memijat keningnya bingung.
"Udah-udah, kita masuk ke kelas masing-masing aja ya" perintah Leo.
Merekapun, regu Marabunta dan regu Melati mekar kebanggaan SMP Gemilang kembali ke kelas masing-masing dengan perasaan tak menentu dan penuh tanda tanya.
*****
Jangan lupa vote ya kak;-)
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
A True Scout
Short StoryBahwa kerja keras yang dilandasi dengan keyakinan yang kuat akan menjadi sebuah hal yang luar biasa.